1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Suriah: Neraka di Tahun Kelima

15 Maret 2016

Berawal dari aksi protes lusinan aktivis di pusat kota Damaskus lima tahun silam, konflik di Suriah menjelma menjadi neraka berkepanjangan. Sebuah lembaga penelitian merumuskan kengerian di dataran Syam itu dalam angka

https://p.dw.com/p/1IDDP
Suriah Aleppo pertempuran
Foto: picture-alliance/dpa/Maysun

Tragedi saja tidak cukup buat menggambarkan derita dan nestapa apa yang dialami penduduk Suriah. Sejak perang berkecamuk lima tahun silam, negeri di daratan Syam itu remuk didera teror Islamic State, dijerat keberingasan serdadu Bashar al Assad dan dihujani bom oleh koalisi internasional.

Padahal segalanya berawal penuh harap. Gelombang musim semi Arab yang menyapu seluruh jazirah, dulu juga ikut berjejak di Damaskus untuk meruntuhkan rejim Assad. Demokrasi seakan ada di depan mata. Tapi apa yang kemudian terjadi adalah neraka berkepanjangan yang merenggut lebih dari seperempat juta nyawa manusia. Lebih 11 juta warga terpaksa mengungsi baik ke negara tetangga maupun meluruk ke Eropa dan memicu krisis pengungsi.

Dalam laporannya tahunannya, wadah pemikir Syrian Centre for Policy Research bahkan menyebut angka korban tewas, langsung atau tidak langsung, mencapai 470.000 orang. Sementara PBB mencatat korban luka-luka telah melampaui angka satu juta.

Catatan muram itu bertambah panjang di tahun ke lima konflik. Tingkat harapan hidup yang awalnya berkisar 70,5 tahun, kini jatuh di angka 55,4 tahun. Sekitar 85 persen penduduk kehilangan mata pencaharian dan seperlima angkatan kerja kini mencari uang lewat perang dengan menjadi gerilayawan bayaran, melakukan penculikan atau penjarahan.

Lembaga penelitian Frontier Economics memperkirakan perekonomian Suriah kehilangan sekitar 275 miliar US Dollar potensi pertumbuhan akibat perang. Jika hingga 2020 konflik belum mereda, potensi yang lenyap bahkan mencapai 1,3 triliun US Dollar atau sepuluh kali lipat dari anggaran belanja Indonesia tahun 2016.

Suriah pihat Yang bertikai
Wilayah kekuasaan masing-masing pihak yang bertikai di SuriahFoto: DW

Musnahnya jejak peradaban

Namun kerugian tersebut belum seberapa jika dibandingkan dengan hilangnya situs-situs bersejarah. UNESCO mencatat hampir semua situs warisan dunia yang ada di Suriah saat ini telah punah atau mengalami kerusakan berat.

Termasuk diantara yang lenyap adalah kota tua Aleppo dan Bosra, benteng Crac des Chevaliers bekas peninggalan perang salib dan situs kuno Palmyra yang dihancurkan oleh Islamic State.

Penguasa Suriah Bashar al Assad tentunya punya sudut pandang lain menyimak perang saudara di negerinya sendiri. "Semua cerita itu tidak benar. Itu tidak terjadi, melainkan cuma propaganda," tuturnya belum lama ini dalam wawancara dengan media Jerman, ARD.

rzn/as (ap,rtr,scpr)