1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Suu Kyi Berani Jadi Presiden

9 Oktober 2012

Peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi menyatakan kesediaannya menjadi Presiden Myanmar. Walau reformasi telah digulirkan, ini bukan hal yang mudah terwujud.

https://p.dw.com/p/16MgB
Foto: dapd

Pimpinan oposisi Myanmar serius dengan keinginannya. "Sebagai pimpinan sebuah partai politik, saya memiliki keberanian untuk menjadi presiden, jika ini hal yang diiinginkan oleh rakyat", tegas Aung San Suu Kyi di Yangon.

Perempuan berusia 67 tahun ini menjadi tahanan rumah selama 15 tahun karena sikap oposisinya terhadap junta militer yang dulu cukup lama memerintah Myanmar. Dua tahun yang lalu ia dibebaskan. dan pada pemilu parlemen sela, awal April lalu, ia mendapat kursi di parlemen.

Konstitusi harus diubah

Supaya Suu Kyi bisa menduduki jabatan tertinggi di pemerintahan, partainya Liga Nasional bagi Demokrasi (NLD) menuntut agar konstitusi diubah. Karena berdasarkan konstitusi yang berlaku saat ini, Suu Kyi tidak bisa memimpin Myanmar. Konstitusi yang diresmikan junta militer tahun 2008 menyatakan, sosok yang berhak menjadi kepala pemerintahan hanyalah mereka yang tidak memiliki hubungan keluarga dekat dengan seorang warga asing. Suu Kyi menikah dengan seorang warga Inggris yang meninggal tahun 1999.

Sejak 2011, Myanmar memiliki pemerintahan sipil yang masih terdiri dari banyak pengikut junta lama. Termasuk Presiden Thein sein, yang mantan jenderal. Namun, melalui reformasi besar-besaran dan pembebasan ratusan tahanan politik, ia memperoleh pengakuan dunia internasional. Thein sein sering bertemu dengan Suu Kyi, terakhir di markas PBB di New York.

Suu Kyi untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir, pertengahan September lalu melakukan lawatan ke Amerika Serikat. Ia disambut oleh Presiden Barack Obama di Gedung Putih. Kongres AS memberinya penghargaan medali emas atas perjuangannya bertahun-tahun untuk demokrasi dan kebebasan.

VLZ / AS (dpa, ap)