1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Suu Kyi Klaim Raih Kemenangan Besar

2 April 2012

Pimpinan Oposisi Aung San Suu Kyi, hari Senin (02/04) mengklaim meraih kemenangan besar dalam pemilihan umum di Myanmar. Para Menteri Luar Negeri negara ASEAN menyambut baik hasil pemilu tersebut.

https://p.dw.com/p/14WHc
Suu Kyi: pemilu ini adalah kemenangan rakyat MyanmarFoto: Reuters

Menteri Luar Negeri Myanmar, Wunna Maung Lwin mengatakan bahwa pemilu di negaranya berjalan lancar, tertib dengan partisipasi masyarakat sangat tinggi, sebagaimana dikutip kepala ASEAN Surin Pitsuwan usai pertemuan para menteri luar negeri ASEAN di Phnom Penh, Kamboja.

Dalam pertemuan, menurut Surin, Wunna Aung juga berharap pemilu itu akan memberikan kontribusi efektif untuk lebih mengintegrasikan Myanmar kepada komunitas dunia.

Kepala ASEAN Surin mengatakan, pengamat ASEAN sangat terkesan dengan pelaksanaan demokrasi yang berlangsung tertib, di mana partai Liga Nasional untuk Demokrasi diperkirakan meraih 43 dari 44 kursi yang diperebutkan.

Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegaw menyambut baik pemilu itu dan menyebutnya sebagai sebuah kesempatan bagi Myanmar untuk membuat agar proses reformasi yang sedang berjalan ini makin tidak bisa dibalik kembali.

Kemenangan Rakyat

Pemilu bersejarah pada hari Minggu (01/04) diperkirakan dimenangkan secara mutlak oleh partai yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi yakni Liga Nasional untuk Demokrasi. Suu Kyi mengklaim bahwa kemenangan besar yang diraih partainya ini diharapkan akan menjadi awal era baru bagi Myanmar dan mengakhiri sanksi yang selama ini dijatuhkan oleh negara-negara barat.

Suu Kyi yang pernah meraih hadiah nobel perdamaian, mengklaim bahwa partainya memenangkan 43 dari 44 kursi parlemen yang diperebutkan dalam pemilu ini. Pemilu ini adalah kelanjutan dari proses perubahan yang selama setahun terakhir terjadi di negara yang selama puluhan tahun berada di bawah kekuasaan junta militer.

Sebelumnya, pemerintahan presiden Thein Sein telah membebaskan ratusan tahanan politik, berunding dengan kelompok etnik minoritas yang selama ini memberontak, melonggarkan sensor media massa, memperbolehkan berdirinya serikat dagang dan menunjukkan tanda-tanda menarik diri dari ketergantungan ekonomi dari Cina.

“Kemenangan kami ini tak sebesar kemenangan rakyat yang telah memutuskan bahwa mereka harus terlibat dalam proses politik di negeri ini“ kata Suu Kyi kepada kerumunan pendukungnya di markas besar NLD di Yangon. “Kami harap bahwa ini akan menjadi sebuah awal baru, di mana akan lebih banyak penekanan pada peran rakyat dalam kehidupan politik sehari-hari di negara kami“ kata Suu Kyi.

“Kami harap bahwa partai lain yang juga ikut mengambil bagian dalam pemilu, akan bersedia bekerjasama dengan kami untuk menciptakan atmosfir demokrasi yang lebih murni di negara kami“ tambah Suu Kyi.

Belum ada pernyataan mengenai hasil pemilu ini, baik dari Komisi Pemilihan Umum maupun dari Partai Solidaritas Persatuan dan Pembangunan yang kini berkuasa dan dibentuk oleh junta militer sebelum mereka menyerahkan kekuasaan satu tahun yang lalu.

Amerika Serikat dan Uni Eropa telah berjanji akan mencabut sanksi, jika pemilu Myanmar berlangsung jujur dan adil. Selama dua dekade terakhir, negara-negara barat menjatuhkan sanksi bagi Myanmar yang dikuasai junta militer dan melakukan banyak pelanggaran hak asasi manusia. Jika barat mencabut sanski, itu berarti akan ada gelombang investasi di negara yang kaya sumberdaya dan berbatasan dengan dua negara penting yakni India dan Cina.

Andy Budiman/ afp

Editor: Edith Koesoemawiria