1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Suu Kyi Setujui Sumpah Parlemen

30 April 2012

Aung San Suu Kyi akhirnya bersedia disumpah menjadi anggota parlemen. Sementara Sekjen PBB menuntut agar negara barat terus meringankan sanksi bagi Myanmar.

https://p.dw.com/p/14mxC
Foto: dapd

Peraih penghargaan Nobel Perdamaian itu mengatakan kepada wartawan di markas partai NLD di Yangon, ia berjanji untuk "menjaga" konstitusi yang dirancang oleh militer. "Kami akan secepat mungkin bergabung dengan parlemen," ujar Aung San Suu Kyi. Ini berarti pertentangan partai NLD dengan pemerintah diakhiri.

Seminggu setelah menolak menghadiri pengambilan sumpah anggota parlemen, Suu Kyi mengatakan: "Beberapa orang mungkin akan mempertanyakan mengapa kami kini menerima kata "menjaga" dalam sumpah jabatan anggota parlemen. Alasannya, karena ini keinginan rakyat. Para pemilih memberikan suara kepada kami, karena ingin melihat kami di parlemen."

Dukungan Uni Eropa dan PBB

Sementara itu, beberapa pejabat penting internasional berada di Myanmar. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton membuka kantor baru Uni Eropa di Yangon, Sabtu (28/4). Kantor tersebut akan mengawasi manajemen program bantuan dan juga memiliki peran politik, sebagai langkah pertama untuk mewujudkan misi diplomatik penuh.

Außenminister Westerwelle und Suu Kyi in Myanmar
Menlu Jerman Westerwelle dan Suu KyiFoto: REUTERS

Senin (30/4), Sekjen PBB Ban Ki Moon mendesak negara-negara barat untuk meringankan sanksi Myanmar sebagai dukungan bagi reformasi yang tengah terjadi di sana. "Saya menyambut aksi yang dilakukan komunitas internasional. Tetapi masih banyak yang bisa dilakukan," ujar Ban sebelum berdialog dengan Presiden Thein Sein.

PBB juga sepakat untuk menyediakan dukungan teknis dan pelaksanaan sensus pertama di Myanmar dalam 31 tahun terakhir. Ban dan wakil presiden Myanmar Sai Mauk Kham menyaksikan penandatangan kesepakatan bantuan menjalankan sensus 2014 mendatang.

Jerman Undang Suu Kyi

Menteri luar negeri Jerman Guido Westerwelle juga menawarkan bantuan bagi Myanmar, jika reformasi demokrasi, kebebasan dan hukum benar-benar berjalan. Minggu (29/4) di Yangon, Westerwelle mengatakan, "Kami tahu, jalur reformasi ini belum terjamin." Suu Kyi meminta Jerman untuk membantu dalam perbaikan infrastruktur, seperti masalah air, persediaan listrik dan jaringan jalan. Dalam kesempatan itu, Westerwelle juga mengundang Suu Kyi untuk berkunjung ke Jerman.

Catherine Ashton in Birma
Catherine Ashton dan Suu KyiFoto: Reuters

Vidi Legowo-Zipperer (rtr, ap)

Editor : Christa Saloh-Foerster