1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Diplomasi Yang Berhasil

Hendra Pasuhuk3 Desember 2012

Sidang Umum PBB menerima Palestina sebagai negara pengamat. Ini adalah hasil diplomasi yang menggembirakan bagi warganya.

https://p.dw.com/p/16unC
Abbas dan Ban Ki-Moon di New York
Abbas dan Ban Ki-Moon di New YorkFoto: Reuters

Palestina memang belum diterima sebagai anggota resmi PBB. Tapi dengan status negara pengamat, ia bisa menjadi anggota di beberapa lembaga internasional. Pembentukan sebuah negara Palestina sekarang makin nyata.

138 anggota PBB mendukung langkah Palestina dengan memberi suara setuju. Ini adalah dukungan yang sangat jelas dan tegas. Ini juga merupakan dukungan langsung bagi Presiden Mahmud Abbas, yang begitu gigih berjuang di PBB.

Posisi politisi Fatah Mahmud Abbas di Palestina belakangan makin lemah, karena bangkitnya kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza. Sekarang, dengan keberhasilan di PBB, Palestina harus berunding dan menyelesaikan perpecahan antara mereka sendiri. Mereka harus bisa menyatukan visi untuk membentuk negara yang berdaulat.

Israel Harus Hentikan Pemukiman

Israel harus mengubah arah dan retorika politiknya. Selama ini, pemerintahan PM Benjamin Netanyahu menolak mengubah politik pemukimannya. Malah setelah Palestina diterima PBB sebagai negara pengamat, pemerintah Israel mengumumkan pendirian pemukiman baru di Palestina.

Jika Israel ingin melanjutkan perundingan dengan Palestina, Israel harus menghentikan politik pemukimannya. Jika tidak, Israel akan makin terisolasi di panggung politik dunia.

Lalu apa yang bisa dilakukan masyarakat internasional? Dukungan terhadap Palestina di PBB sudah cukup jelas. Tapi dukungan diplomatik saja tidak cukup. Dunia harus membantu Palestina membangun kembali infrastrukturnya.

Masyarakat internasional harus mendesak Israel untuk kembali ke meja perundingan. Di Israel sendiri, makin banyak warganya yang sekarang ingin perundingan. PBB sudah membuka pintu bagi Palestina. Dunia harus membuktikan pada warga Palestina dan Israel, bahwa diplomasi lebih berhasil daripada aksi kekerasan.