1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk : KTT Uni Eropa Lacak Akar Masalah Krisis

9 Desember 2011

Kanselir Jerman Angela Merkel meraih keinginannya. Tetapi untuk pertama kalinya, Eropa tidak sepakat. Inggris terisolasi. KTT Uni Eropa di Brussel berusaha mencari penyebab krisis saat ini.

https://p.dw.com/p/13QE6
Foto: Fotolia/K.F.L.

Selama satu setengah tahun, negara-negara zona pengguna mata uang Euro belum juga keluar dari krisis. Setelah setiap KTT istimewa, muncul kenyataan pahit. Pasar keuangan belum puas dan tidak bisa ditenangkan. Pada dasarnya, 'resep' yang digunakan selalu sama. Yakni, negara yang terancam bangkrut mendapat bantuan keuangan dan jumlah bantuan yang semakin tinggi diharapkan bisa melindungi negara berikutnya yang mengalami masalah serupa.

Walau Uni Eropa kerap menegaskan pentingnya disiplin dalam anggaran rumah tangga dan harmoni politik keuangan, hal yang diutamakan sebenarnya adalah aksi penyelamatan. Untuk pertama kalinya, Uni Eropa melacak asal usul krisis. Angela Merkel sebagai sosok yang mendominasi berhasil meloloskan beberapa keinginannya. Pembatasan utang, pengawasan anggaran rumah tangga, sanksi bagi pelanggaran, itu semua bukan hal yang baru. Pakta stabilitas menuntut disiplin ini. Namun, bisa dibilang tidak akan yang menepatinya. Jerman juga tidak. Baru di situasi yang sangat mendesaklah, pemerintah negara-negara zona Euro bersedia untuk tunduk pada peraturan tersebut.

Fakta, bahwa Inggris menolaknya dan karenanya perubahan pakta gagal, tidaklah terlalu buruk bagi usaha penyelamatan Euro. Bisa jadi, pada akhirnya semua akan turut menjalankannya. Bagi Inggris ini berarti isolasi berat akibat keputusan yang mungkin tidak lama lagi akan mereka sesali. Inggris akan tetap bergantung dengan zona Euro, tetapi tidak punya pengaruh atas banyak keputusan yang menyangkut negaranya secara langsung. 'Korban' keputusan KTT adalah lembaga Eropa. Dalam perubahan pakta, semua akan dilibatkan. Kini peran mereka terbatas. Merkel dan Sarkozy memang menegaskan, bahwa Komisi Eropa, Dewan Eropa dan Parlemen Eropa tidak akan disisihkan. Namun, harus dilihat terlebih dahulu bagaimana praktiknya. Hingga kini, krisis Euro menunjukkan pergeseran kekuasaan dari lembaga Eropa ke negara-negara besar zona Euro, khususnya Jerman.

Kelemahan KTT tetaplah pertanyaan tak terjawab tentang kelanjutan jangka pendeknya. Walau Uni Eropa akhirnya mulai mencari penyebab utama krisis, tetap saja krisis tidak menghilang. Hingga peraturan anggaran rumah tangga berjalan, masih memakan waktu beberapa bulan lagi. Memang dalam waktu dekat negara-negara zona Euro akan mendapat dana bantuan berupa kredit sebesar 200 milyar Euro dari dana moneter internasional IMF. Tetapi, jika Italia dan Spanyol benar-benar berada dalam posisi terdesak, masa semua bantuan keuangan akan cepat habis. Dalam situasi ini, hanya Bank Sentral Eropa, yang secara teori punya kemungkinan tidak terbatas, yang bisa turun tangan. Selama ini hanya sementara, tidak akan ada yang menentangnya. Merkel yang dikenal sebagai lawan langkah semacam itu bisa mengatakan, Bank Sentral Eropa adalah pihak yang independen. Namun, melalui kalimat tersebut, ketua Bank Sentral Eropa Mario Draghi tahu persis apa yang diharapkan darinya.

Christoph Hasselbach/ Vidi Legowo-Zipperer

Christoph Hasselbach DW Brüssel
Christoph Hasselbach DW BrüsselFoto: DW

Editor : Ayu Purwaningsih