1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Pemilu Semu dengan Pemenang Semu

6 Maret 2012

Pemilu parlemen Iran menonjolkan satu hal. Yakni, kepemimpinan negara tersebut tidak tertarik dengan masalah pelik di Iran dan solusinya.

https://p.dw.com/p/14Ftw

Hasil pemilu Iran dirangkum oleh negara-negara barat dengan judul besar "Kekalahan bagi Ahmadinejad". Tetapi, ini juga berarti, bahwa pendukung garis keras Ayatollah Khamenei menang. Dan ini bukan alasan untuk bersuka cita. Pihak yang kalah adalah rakyat Iran. Nasib mereka ditentukan oleh sosok yang hanya memikirkan cara memperoleh kekuasaan. Ini semua berlangsung di masa ancaman kemungkinan terjadinya perang begitu nyata.

Tema utama pemilihan parlemen tanpa oposisi ini adalah perebutan kekuasaan di kubu konservatif. Namun, belum ada keputusan akhir tentang siapa pemenangnya. Apa yang akan dilakukan Ahmadinejad? Apakah ia akan menyerahkan dokumen rahasia yang katanya berisi data tentang korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintahan masa lalu?

Singgasana Mulai Goyah

Ahmadinejad dan sisa pendukungnya di parlemen terus dipojokkan. Namun, kekuasaan semakin besar yang dimiliki Khamenei tidak berarti adanya stabilitas lebih dan rezim yang kuat. Pimpinan agama yang konservatif itu lebih menutup diri. Hampir tidak tampak lagi kesepakatan kaum elit dan rakyat akan sebuah revolusi Islam. Singgasana pemimpin spiritual goyah, walau menang dalam pemilihan parlemen.

Dampak propaganda pemilihan ini juga tidak terlalu besar. Siapa yang bisa diyakinkan oleh teater demokrasi semu? Lawan politik tidak diikutsertakan dan hanya beberapa tempat pemungutan suara terpilih dijadikan bukti bagi jurnalis asing serta pengamat pemilu akan 'tingginya' partisipasi pemilih.

Tekanan Terus Bertambah

Di waktu bersamaan, tekanan dunia internasional bagi Iran semakin keras. Sanksi semakin berat, bahaya serangan militer terhadap reaktor nuklir semakin nyata. Situasi keuangan yang buruk semakin menambah rasa tidak puas rakyat.

Jadi, kemenangan pendukung Khamenei dalam pemilihan parlemen tidak menghasilkan keputusan apa pun bagi negara ini. Pucuk pimpinan negara tidak lagi menggunakan akal sehat, para pendukung revolusi Islam lebih mementingkan perebutan kekuasaan daripada solusi sengketa atom, dan masyarakat tidak peduli lagi dengan apa yang terjadi dengan politik negaranya.

Para penguasa Iran berada di situasi yang rapuh. Kesabaran rakyat dan dunia internasional ada batasnya. Mungkin, perubahan mendasar pemikiran politik pimpinan negara masih bisa mencegah terjadinya akhir yang buruk.

Jamsheed Faroughi

Jamsheed Faroughi
Jamsheed Faroughi

Editor: Vidi Legowo-Zipperer