1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Sengketa Deportasi Etnis Roma dalam KTT Uni Eropa

17 September 2010

Presiden Perancis Nikolas Sarkozy merasa tersinggung atas kritik pedas yang dilontarkan Komisi Eropa mengenai deportasi warga etnis Roma. Dan hal ini menciptakan ketegangan dalam KTT Uni Eropa.

https://p.dw.com/p/PF5Z
Gambar etnis Roma dan Uni EropaFoto: picture-alliance/ chromorange / Fotomontage DW

Sengketa mengenai deportasi warga etnis Roma dari Perancis serta usaha Uni Eropa untuk menemukan kesepakatan mengenai mata uang dan masalah perdagangan luar negeri, memang tidak ada sangkut pautnya sama sekali. Hanya saja secara kebetulan, kesemua tema tersebut mencuat dalam KTT kali ini. Tidak dapat disangkal, situasi ini memperlihatkan keadaan Uni Eropa saat ini. Dan ini menyedihkan.

Perang kata-kata antara Komisaris Kehakiman Viviane Reding melawan pemerintah Perancis, yang merupakan salah satu negara anggota Uni Eropa terpenting, telah mencapai nada tertinggi. Walaupun Reding tidak lagi membandingkan deportasi etnis Roma ini dengan deportasi di masa Perang Dunia ke 2, akan tetapi inti permasalahan masih terus diperdebatkan: apakah Perancis melakukan deportasi terhadap sekelompok orang karena alasan etnis mereka, yang mana hal ini melanggar hukum Eropa?

Ada satu hal yang sering kali luput terlihat dari perdebatan tersebut, yaitu unjuk kekuatan antara Komisi dan salah satu negara anggotanya. Ini telah melangkah lebih jauh, sehingga masing-masing pihak berusaha menunjukkan perannya sebagai penjunjung perjanjian. Sampai akhirnya Perancis menganggap, bahwa negara sebesar Perancis tidak dapat membiarkan hal ini begitu saja tanpa mengambil tindakan.

Hal ini menyebabkan seorang anggota asal Austria langsung mencap, bahwa sepertinya hukum Eropa hanya diterapkan bagi negara-negara kecil saja. Kita bisa melihat, bagaimana pihak yang terlibat terjerumus dalam masalah yang sensitif ini. Bahwa sengketa ini sangat terbuka serta panas memang sesuatu yang baru. Akan tetapi hal ini sudah lama bergolak di bawah permukaan.

Kembali ke tema sebenarnya dalam KTT ini: Menguatkan kerjasama stabilitas serta hubungan dengan negara-negara ke tiga terpenting, seperti Cina. Perbedaan kepentingan masing-masing negara anggota mengenai hal tersebut dalam beberapa hal sangat besar. Dan Uni Eropa menderita karena tidak berdaya untuk mewadahi perbedaan-perbedaan ini. Juga karena masih tetap lemah di panggung dunia, bagai bukan merupakan satu kesatuan.

Jika sekarang bukan saja negara-negara anggota saling menyikut, tetapi ada negara yang juga mempertanyakan peran dari Komisi, maka satu hal yang mendasar telah rusak. Dengan ini, Eropa benar-benar berada pada jalur yang tepat untuk kembali pada masa, ketika negara-negara besar yang berkuasa. Akan tetapi negara-negara besar di Eropa (posisinya) masih kecil dalam skala global. Seharusnya pihak yang bersengketa menyadari hal ini.

Christoph Hasselbach

Editor: Yuniman Farid