1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tak Sekedar Berhemat untuk Lolos dari Bangkrut

22 September 2011

Yunani harus keluar dari krisis utang. Tapi bagaimana caranya? Pertanyaan ini menyibukkan para politisi dan pakar. Kepala Gugus Kerja Yunani Horst Reichenbach tak mengetahui apa resep patennya. Tapi ia punya gagasan.

https://p.dw.com/p/12ebx
Horst ReichenbachFoto: DW

Horst Reinchenbach aktif di belakang layar. Dengan gugus tugasnya, bersama sekitar 30 pekerja dari Komisi Eropa, ia membantu pelaksanaan program reformasi Yunani. Karena tampak situasinya makin genting, maka banyak orang tertarik pada Horst Reinchenbach dan pertimbangannya. 

Langkah Yunani

Horst Reinchenbach menceritakan bagaimana perannya sebagai kepala Gugus Tugas Yunani, "Ini sangat penting, bagaimana hal ini dilihat sebagai bantuan dan bukan pengambilalihan beban, yang tentu bertentangan dengan mentalitas dan kebanggaan Yunani."

Griechenland / Gewerkschaft / Athen / Finanzministerium
Kementerian keuangan YunaniFoto: dapd

Namun hal ini tak mencegah Reichenbach untuk menyampaikan gagasannya di depan publik. "Pemerintah Yunani harus lebih efisien. Pemerintah Yunani harus lebih terstruktur dengan jelas dan mempunyai kesempatan, untuk mengantisipasi situasi perekonomiannya dengan cara pandang yang positif dan tidak menaruh hambatan dalam perekonomiannya.“

Kesulitan lainnya adalah dalam pengumpulan pajak. Hal ini diperburuk dengan kenyataan bahwa tak di seluruh Yunani terdapat ketentuan ini. Dalam hal ini Gugus Tugas siap membantu.

Hambatan

Ironis adalah, Yunani masih belum menerima milyaran euro dana bantuan Uni Eropa lebih lanjut, yang dipersiapkan untuk membantu pembangunan  regional. Inilah alasan mengapa Komisaris Uni Eropa untuk pembangunan regional, Johannes Hahn berada di Yunani. Bersama para menteri dan gubernur, Hanh menyepakati penyelenggaraan seratusan proyek, yang tahun ini akan dikerjakan.

Belgien EU Parlament Anhörung Johannes Hahn
Johannes HahnFoto: AP

Kenapa baru sekarang? Demikian pertanyaan yang diterima Hahn. Selain karena kelambanan administrasi secara keseluruhan, juga ada masalah khusus yang dihadapi. Dikatakannya, "Dalam setiap urusan, saya selalu berhadapan dengan hampir semua masalah pengambilihan Pemerintah Yunani harus benar-benar melakukan sesuatu, karena ini adalah kunci dari masalah, yang terutama menghambat proyek-proyek transportasi ataupun perlindungan iklim."

Dan ini tak boleh hanya diulur-ulur. Juga ongkos pengambilalihan yang tentunya sangat tinggi.  Di negara-negara Uni Eropa ongkosnya mecapai dua atau tiga persen dari biaya proyek-proyek itu sendiri, namun di Yunani bisa sampai sepuluh persen.

Peluang bagi Yunani

Perwakilan Komisi Eropa seperti Hahn dan Reichenbach selalu mengulangi kata-katanya, bahwa masalahnya bukan semata-mata hanya soal penghematan. Namun investasi dan pertumbuhan ekonomi juga sangat penting.

Dan kepala Gugus Tugas Yunani, Reichenbach mengatakan, Yunani tak boleh berputus asa, "Kita tidak boleh melupakan, bahwa pada awal abad ini Yunani berhasil dan pertumbuhan perekonomiannya melampuai rata-rata negara Eropa lainnya. Ini artinya, ada potensi. Potensi ini yang harus dibangun lagi.  Dan saya percaya, banyak warga Yunani yang melihat hal ini sebagai peluang, untuk dapat menjadi lebih baik di masa depan. Tapi tentu saja masih terdapat tantangan yang cukup besar.“

NO FLASH Griechenland Akropolis FInanzkrise
Yunani terancam bangkrutFoto: picture alliance/dpa

Reichenbach meyakini warga Yunani memahami bahwa mereka tak bisa begitu saja menanti bantuan pihak luar. Ini ditekankan pula oleh Menteri Pembanguan Regional Yunani Michalis Chrysochoidis, setelah membahas hal ini dengan Komisi Eropa, "Kita mempunyai pilihan. Berjuang dan selamat atau terjebak diantara palu dan tatakan besinya. Ini dapat menjadi bencana.“

Bagaimana bila hasilnya berbeda dari yang diharapkan? Apa yang akan terjadi bila Yunani tak dapat memenuhi diharapkan, dan kemudian jatuh bangkrut? Reichenbach menjawabnya dengan cara diplomatis, bahwa ia tak akan membiarkan hal itu terjadi.

Christoph Hasselbach/Ayu Purwaningsih

Editor: Yuniman Farid