1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

130911 Afghanistan Anschläge

13 September 2011

Pejuang Taliban menembakkan roket ke Kedubes AS dan markas NATO di Kabul, Selasa (13/09), dan menyerang polisi di tiga kawasan lain dalam serangan terbesar yang dilakukan kelompok pemberontak itu di ibukota Afghanistan.

https://p.dw.com/p/12Yg5
Seorang tentara Afghanistan mengambil posisi di lokasi setelah sejumlah militan Taliban bersenjata melancarkan serangan di Kabul, 13 Sep. 2011.Foto: picture-alliance/dpa

Lima jam setelah serangan dimulai, tembak menembak masih terjadi, antara para penyerang dan aparat keamanan. Sejumlah militan kembali berhasil masuk ke pusat Kabul,  jantung ibukota Afghanistan, bersenjata lengkap dan melakukan serangan yang dikoordinir dengan baik.

Taliban mengklaim bertanggungjawab atas serangan. "Para pejuang kami menggunakan berbagai jenis senjata, termasuk bom bunuh diri, senapan mesin dan senjata baru yang menembak seperti granat berpeluncur roket anti tank", kata seorang juru bicara kelompok ekstrimis itu.

Polisi menerangkan, para penyerang memanfaatkan sebuah gedung berlantai 13 yang sedang dibangun, sebagai tempat melancarkan serangan.

Serangan di empat lokasi

Seorang saksi mata mengatakan, "Para pelaku ada di gedung itu dan menembaki kami. Saya langsung lari meninggalkan warung rokok saya karena suaranya terdengar dekat sekali."

Serangan terkoordinasi, serentak oleh sejumlah pelaku. Dari gedung itu penyerang menembakkan roket ke Kedutaan Besar AS dan markas pusat Pasukan Internasional untuk Afghanistan ISAF yang berdekatan.

Taliban-Angriff auf Regierungsviertel Flash-Galerie
Asap membumbung setelah militan Taliban menembakkan roket di Kabul, 13 Sep. 2011.Foto: dapd

Taliban juga menyerang markas polisi perbatasan Afghanistan di barat Kabul, kata Mohammad Zahir dari kepolisian Kabul. Ia mengatakan, seorang pembom bunuh diri berusaha memasuki markas, tetapi ditembak mati oleh polisi Afghanistan.

Pembom lainnya juga ditembak mati oleh polisi di kawasan Kart-e-sey, Kabul, dekat gedung parlemen dan kedutaan besar Rusia. Seorang penyerang lagi ditembak di jalan menuju lapngan udara oleh pasukan Afghanistan.

Ingin Halangi Transisi

Dengan serangan semacam itu, para ekstrimis berusaha bukan hanya untuk terus menyebarkan kekerasan, tetapi juga mempermalukan pemerintah Afghanistan dan dunia internasional. Dan untuk membuktikan bahwa situasi masih seperti sebelumnya, bahkan ibukota Kabul pun dapat diserang kapan saja.

Pasukan keamanan nasional Afghanistan dan pasukan koalisi bereaksi cepat terhadap serangan, demikian bunyi pernyataan yang dikeluarkan ISAF.

Kabul Afghanistan Taliban Anschlag NATO Botschaften UN Botschaftsviertel
Helikopter militer NATO berputar-putar di atas bangunan dimana militan Taliban menembakkan roket.Foto: dapd

Disebutkan pula, pasukan koalisi mengerahkan bantuan lewat udara. Sirene meraung-raung di penjuru kota. Helikopter tempur menderu di atas Kabul.

Serangan Tak Berhasil

Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengutuk penyerbuan yang ia sebut serangan teroris oleh musuh untuk mempengaruhi proses penyerahan tanggungjawab keamanan kepada pemerintah Afghanistan.

"Rangkaian serangan tersebut tidak bisa menghentikan proses transisi dan tidak berpengaruh apapun, namun justru menguatkan kebulatan tekad rakyat untuk mengambil tanggungjawab bagi urusan negaranya sendiri", kata Karzai dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan senada, untuk tetap melanjutkan komitmen di Afghanistan, dilontarkan Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen dan Menlu AS Hillary Clinton. 

Kai Küstner/ Renata Permadi

Editor: Marjory Linardy