1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tanda-tanda Perang Saudara

18 Juni 2014

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Saud al-Faisal mengatakan situasi keamanan yang memburuk di Irak menunjukkan tanda-tanda ”perang saudara”.

https://p.dw.com/p/1CKxY
Foto: Radwan Mortada

“Situasi suram yang kini menghantam Irak membawa tanda-tanda perang saudara yang berimplikasi kepada kawasan yang tidak bisa kita perkirakan,” kata dia dalam pertemuan para pemimpin Muslim dan Arab di Jeddah.

Sejumlah kemenangan yang diraih kelompok militan yang terinspirasi gerakan teroris Al-Qaida, mengejutkan pemerintahan Perdana Menteri Nouri al-Maliki pekan lalu, saat mereka berhasil menduduki kota penting.

Kepung kilang minyak terbesar

Sementara itu, kelompok Islamis militan mengepung kilang minyak terbesar Irak, dan mengancam fasilitas kunci pemasok minyak untuk keperluan domestik sebagai bagian serangan kilat mereka di seluruh negeri, demikian pernyataan pejabat tinggi Irak yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Dia mengatakan, para militan dari organisasi of ISIL yang terinspirasi Al-Qaida memulai serangan mereka di kilang Beiji, sekitar 250 kilometer sebelah utara ibukota Baghdad, Selasa tengah malam. Serangan berlanjut hingga Rabu pagi, dengan para jihadis menyerang dengan menggunakan mortir. Kebakaran kecil mulai terjadi di pinggiran kilang tersebut, kata dia.

Kilang minyak Beiji memproses sekitar seperempat dari total kapasitas penyulingan minyak di seluruh negeri – yang semuanya ditujukan untuk keperluan konsumsi domestik untuk hal-hal seperti bensin, minyak goreng dan bahan bakar untuk pembangkit listrik. Pada puncak pemberontakan dari 2004 hingga 2007, kilang Beiji berada di bawah kendali kelompok militan Sunni yang menyedot dan menjual minyak mentah dan produk-produk minyak bumi untuk membiayai operasi mereka.

Jika terjadi sesuatu pada Beiji akan mengakibatkan antrian panjang di pompa bensin dan pemadaman listrik, yang artinya akan menambah kekacauan di Irak.

Sasar tempat suci Syiah

Jauh di utara kota Tal Afar, pertempuran pecah antara pasukan pemerintah dengan para militan yang menduduki kota itu pada hari Senin lalu, demikian pernyataan juru bicara militer Letnan Jenderal Qassim al-Moussawi.

Para militan Sunni telah bersumpah akan menyerang Baghdad dan kota-kota suci bagi kelompok Syiah yakni Karbala dan Najaf. Situasi saat ini merupakan ancaman terburuk yang dihadapi Irak sejak ditinggalkan tentara Amerika Serikat. Tiga kota itu merupakan lokasi bagi beberapa tempat suci yang paling dihormati para pengikut Syiah. Pasukan ISIL juga mencoba merebut kota Samarra di utara Baghdad, yang juga merupakan situs penting lain bagi pengikut Syiah.

ab/hp (afp,ap,rtr)