1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tawaran Baru bagi Korea Utara

23 Februari 2010

Utusan khusus Amerika Serikat dan Korea Selatan memulai kembali membangun inisiatif diplomatik baru, guna menggiring Korea Utara kembali ke meja perundingan menyangkut sengketa program nuklirnya.

https://p.dw.com/p/M93I
Simbol sengketa nuklir KorutFoto: DW/AP

Selasa ini, utusan khusus AS Stephen Bosworth dan kepala negosiator nuklir AS Sung Kim bertolak ke Cina, Korea Selatan dan Jepang, menyusul upaya dimulainya kembali perundingan menyangkut sengketa program nuklir Korea Utara. Sementara juru bicara negosiator Korsel Wi Sung Lac menyusul sore harinya ke Beijing, untuk misi yang sama.

Stephen Bosworth US Gesandter in Nordkorea
Stephen Bosworth, utusan khusus AS untuk sengketa nuklir KorutFoto: AP

Menunggu Sinyal Korut

Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan Amerika Serikat tidak berencana untuk menemui pejabat Korea Utara, dan tidak ada tanda-tanda bahwa pemerintahan di Pyongyang bersedia untuk kembali ke perundingan enam negara tersebut. Juru bicara Kemnterian Luar Negeri AS, PJ Crowley menyebutkan AS masih menunggu sinyal dari Korea Utara menyangkut kesediaannya untuk kembali berunding.

Korut Bertahan dengan Persyaratannya

Sejumlah media di Korea Utara menyebutkan negara komunis tersebut masih bertahan dengan persyaratan yang mereka ajukan sebelumnya, yakni dicabutnya sanksi ekonomi PBB dan komitmen AS untuk membahas resmi secara bilateral perjanjian perdamaian di semenanjung Korea. Namun di pihak lain, AS, Korsel dan Jepang serta Rusia, mendesak Korea Utara pertama-tama kembali dulu berdialog dan memperlihatkan keseriusannya untuk pelucutan senjata nuklirnya, sebelum memulai pembahasan kesepakatan-kesepakatan lainnya.

Nordkorea besteht auf zivilem Atomprogramm - Sechser-Runde
Negosiasi enam negara tahun 2005 yang kini mandegFoto: dpa

Dalam perundingan sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2005 dan 2007 Korea Utara telah menyetujui untuk melakukan barter pelucutan nuklir di negaranya dengan jaminan di bidang diplomatik dan keamanan, termasuk kesepakatan perdamaian formal.

Namun perundingan ke arah itu buntu dan April tahun lalu Korea Utara menghentikan perundingan. Pemerintahan di Pyongyang yang meluncurkan uji coba senjata nuklirnya pada Oktober 2006 dan Mei 2009 mengungkapkan membuat senjata nuklir untuk mengantisipasi ancaman agresi AS. Maka dari itu mereka mensyaratkan adanya pakta perdamaian terlebih dahulu dengan AS sebelum memasuki perundingan pelucutan senjata.

Außenminister China Wu Dawei
Kepala negosiator Cina Wu DaweiFoto: AP

Agenda Kunjungan Utusan Khusus AS dan Korsel

Dalam kunjungan dua harinya di Beijing kepala negosiator Korea Selatan Wi Sung Lac mengungkapkan akan berjumpa dengan kepala negositor Cina Wu Dawei, yang telah mengadakan pembicaraan dengan pejabat Korut pada bulan ini.

Sementara itu, utusan khusus AS akan kembali ke Washington Jumat mendatang, untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Yu Myung Hwan.

Di pihak lain, kantor berita Korea Selatan Yonhap memberitakan pejabat Korea Utara tiba di Cina, Selasa ini, mengantarkan surat dari Presiden Korut Kim Jong Il untuk diserahkan pada Presiden Cina Hu Jintao.

AP/AS/afp/yonhap