1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Teka-Teki Faktor Pendorong Jadi Jihadis

31 Oktober 2014

Apa yang memicu generasi muda Jerman sukarela bergabung dengan milisi teror Islamic State? Pengadilan seorang eks jihadis tidak banyak memberi penjelasan. Tajuk Jens Thurau.

https://p.dw.com/p/1DewN
Dschihad-Kampfflagge Salafisten-Demo in Bonn
Foto: picture-alliance/dpa

Pernyataan mantan jihadis ISIS di Suriah, Kresnik B. di depan pengadilan Frankfurt justru melontarkan lebih banyak pertanyaan ketimbang jawaban.

Siapa di Jerman yang mendorong dia menjadi radikal? Siapa yang membantunya pergi ke Suriah? Bagaimana kiprahnya di sana? Siapa yang menolongnya pulang kembali ke Jerman? Terdakwa keturunan Kosovo yang lahir di Jerman itu hanya menjawab singkat "lupa".

Diduga Kreshnik tidak bersedia menyebut nama berdasar kesetiaan pada kelompok. Atau ia takut aksi balas dendam bekas rekannya sesama Islamis? Semua pertanyaan tidak terjawab.

Lugu dan naif, begitu kesan orang jika mendengar pengakuan terdakwa. Mungkin ini salah satu jawabannya. Pria muda yang tidak punya rasa percaya diri, terjaring dalam incaran kelompok Islamis radikal. Kreshnik mengaku, sebelum tahun 2011 ia bukan orang yang relijius. Ia hanya diiming-imingi petualangan besar, yang tidak terbukti.

"Jihadis" Arab di Suriah yang berkuasa memutuskan, dan diduga kurang percaya kepada rekan seideologi yang datang dari Eropa. Apakah aksi remaja Jerman bergabung dengan milisi teror ISIS itu muncul sebagai kelanjutan dari fantasi permainan kekerasan pada komputer?

DW-Mitarbeiter Jens Thurau
Jens Thurau, Redaktur DWFoto: DW/D. Engels

Berbagai upaya hakim untuk mengorek fakta, apa yang mendorong remaja Jerman untuk bermain dengan maut dengan bergabung bersama milisi radikal, di akhir proses tetap mengambang dalam awan gelap. Bukan hanya hakim, juga polisi, anggota dinas rahasia dan pelindung konstitusi tetap tidak mengetahui, apa yang memicu para pria muda asal Jerman itu berangkat ke kawasan perang di Suriah atau Irak.

Yang jelas, setiap hari jumlah "jihadis" ini makin banyak. Dan teka-teki tak terjawab terkait faktor pendorongnya, membuat aksi mereka makin berbahaya.