1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

201109 Entwicklung Klima UN Kopenhagen Technik

4 Desember 2009

Perusahaan Jerman "Desertec" merencanakan agar listrik Jerman yang dihasilkan pembangkit tenaga surya mengalir di kawasan Sahara. Rencana ini juga bisa dibayangkan untuk Mali.

https://p.dw.com/p/KqVT
Seorang petani MaliFoto: DW/ Martin Vogl

Dulu warga desa Ouéllesebougou di Mali hanya dapat membuka usahanya di siang hari dimana hari masih terang. Tidak ada air, jalan, warganya masih menggunakan kayu untuk memasak dan tidak ada aliran listrik. Namun kini berkat bantuan Badan Kerja Sama Teknis Jerman GTZ listrik mengalir di desa tersebut. Warga yang mempunyai usaha dapat melakukan aktifitas mereka juga di malam hari. Dari ibukota Mali Bamako desa itu bisa dijangkau dalam tiga jam dengan mobil.

GTZ dan sebuah perusahaan di Mali bekerja sama mencarikan desa yang selama ini belum terjamah aliran listrik. Perusahaan tersebut bersedia melakukan investasi ramah lingkungan di bidang energi tenaga surya. Insinyur GTZ Moussa Doumbia menuturkan, "perhitungan kami sebagai berikut, pada prinsipnya kami menawarkan energi modern bagi 16.000 orang. Untuk kantor walikota, sekolah, rumah sakit dan stasiun pengisian ulang aki tenaga matahari.“

Stasiun pengisian ulang aki tenaga surya itu dipasang beberapa bulan lalu. Stasiun tersebut disimpan di sebuah rumah kecil di tengah desa. Kembali insinyur GTZ Doumbia, "di atas atap stasiun terdapat 12 panel tenaga surya. Dua panel berkekuatan 55 watt. Masing-masing dapat mengisi ulang satu aki tenaga surya. Jadi, setiap hari kami dapat mengisi ulang sekitar empat hingga lima aki.“

Tentunya tidak semua warga desa mampu membeli aki. Akan tetapi ELCOM, perusahaan baru energi surya yang didirikan khusus untuk kawasan pedesaan, memberikan kredit murah. Dan aki-aki baru itu lebih tahan lama ketimbang aki mobil. Beberapa keluarga bergabung untuk membeli sebuah atau dua aki. Seorang pembeli aki mengatakan dengan puas, "selama ini televisi kami hitam-putih. Aki-aki sebelumnya kekuatannya tidak pernah cukup untuk menghasilkan listrik lebih banyak. Dan akhirnya, dengan aki tenaga surya baru ini kami dapat melihat televisi berwarna. Nilai kehidupan kami jadi bertambah.“

Selain itu, anak-anak desa kagum karena ruangan kelas mereka ada lampu tenaga surya. Seorang anak menceritakan, "selama ini di sekolah selalu gelap. Sekarang akhirnya di sekolah kami ada lampu. Kini kami juga dapat belajar di malam hari untuk ulangan. Sejak ada lampu, nilai-nilai kami lebih bagus.“

Selain itu, sejak penerangan jalanan di sekitar pasar berfungsi berkat energi matahari, keamanannya juga terjaga. Dan walikotanya ikut bangga, karena di atas atap gedung walikota terdapat panel tenaga surya, sehingga di ruangan kantornya ada kipas dan lampu.

Alexander Göbel / Andriani Nangoy

Editor: Hendra Pasuhuk