1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tema Iklim yang Terpolitisasi di AS

Christina Bergmann/Dyan Kostermans16 November 2009

Perubahan iklim di AS adalah tema pelik. Memang mantan Wapres Al Gore meraih Nobel Perdamaian untuk perannya mengatasi perubahan iklim dan Obama menjanjikan AS menjadi pionir dalam masalah iklim. Tapi sasaran itu melemah

https://p.dw.com/p/KYXn
Presiden AS Barack Obama )Foto: AP

Daur ulang di Amerika Serikat adalah tanggung jawab kota-kota dan kawasan, sehingga penanganannya pun berbeda-beda. Tapi paling tidak penyortiran sampah dalam bentuk komponennya masing-masing, gelas, botol plastik, kertas dan sampah organik belangkangan ini sudah menjadi standar di banyak kota di Amerika Serikat. Menurut keterangan Badan Pelindung Lingkungan Amerikat Serikat, EPA tahun 2007 warga Amerika Serikat memproduksi sampah sekitar 230 juta ton. Sepertiganya didaur ulang dan dimanfaatkan kembali. Sebagai pembanding: Menurut keterangan perhimpunan bantuan ekonomi di Jerman, pada tahun yang sama di seluruh negara Uni Eropa hanya 22 persen sampah yang didaur ulang. Jerman menempati peringkat tertinggi daru ulang, sekitar 46 persen.

Daur ulang membantu mereduksi emisi gas rumah kaca. Tapi tidak setiap warga Amerika yang memilah sampahnya melihat adanya kaitan hal tersebut. Seperti Mike Collins penduduk Washington yang berusia 52 tahun. Walaupun ia peduli untuk tidak menghamburkan energi tapi

„Saya tidak percaya bumi benar-benar semakin panas. Itu teori yang tidak terbukit. Kegemparan itu terutama disebabkan media. Pajak untuk emisi karbondioksida misalnya sungguh tidak tepat. Itu terlalu berlebihan untuk sesuatu yang sama sekali tidak terbukit dan itu akan berdampak bencana ekonomi.“

Kelompok yang skeptis pada teori perubahan iklim di Amerika Serikat memiliki basis cukup luas. Menurut jajak pendapat Pusat Studi Pew di Washington 33 persen warga Amerika meyakini tidak ada bukti nyata terjadinya peningkatan suhu bumi. Sementara menurut jajak pendapat pusat komunikasi untuk perubahan iklim Universitas George Mason di Virginia, jumlah penentang teori perubahan iklim di Amerika Serikat memang berkurang. Tapi menurut Ed Maibach, pimpinan lembaga tersebut kelompok yang skeptis ini tetap memiliki pengaruh besar

"Kepentingan mereka sesuai dengan kepentingan yang ditutupi dari ekonomi di Amerika Serikat dan dunia."

Yakni mereka yang merasa terancam kepentingannya dengan adanya rancangan undang-undang perlindungan iklim.

Banyak warga Amerika Serikat mula-mula tidak ambil peduli atau bersikap pasif terhadap tema itu

"Namun mereka yang menanggapi serius tema itu pun mengakui, hanya sedikit mengetahuinya. Mereka tidak yakin apakah mendapat informasi yang benar dan apa yang ditemukan oleh para ilmuwan."

Bahwa pemerintahan sebelumnya dari Presiden George W. Bush secara resmi meragukan terjadinya pemanasan suhu bumi dan para ilmuwan skeptis akan hal itu, semakin memperkuat fenomena ini. Masalahnya adalah politisasi tema iklim di Amerika Serikat.

„Di sini bukan menyangkut pengertian kaitannya secara ilmiah, perkiraan risiko dan pengambilan keputusan terbaik untuk menekan risiko seminim mungkin. Dari gaya dan cara menanganinya, terjadi politisasi Protokol Kyoto. Dimana kubu konservatif berdiri di satu sisi, dan kubu liberal di sisi lainnya. 10 tahun lalu ketika penandatanganan Protokol Kyoto diperdebatkan, keadaannya tidak demikian.“

Trend ini baru akan berubah jika undang-undang iklim Amerika Serikat disahkan. Demikian menurut Ed Maibach, yang mengharap tercapai kompromi di Kongres sehingga memungkinkan Presiden Obama membawa usulan yang pantas dari Amerika Serikat ke pertemuan iklim di Kopenhagen

Menurut Ed Maibach, jika pun di Amerika Serikat ditetapkan undang-undang lingkungan, masih tahunan dan puluhan tahun sampai warga Amerika mengubah gaya hidupnya. Warga Eropa sudah lebih dulu mengambil keputusan yang benar.