1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tendensi Solusi Militer bagi Suriah

2 April 2012

Dalam mengenai Suriah yang berlangsung di Istanbul dua hal nyata. Dukungan bagi solusi diplomatis berkurang, dan beberapa negara bersedia memberi banyak uang untuk dukung oposisi.

https://p.dw.com/p/14Wdq
Turkey's Prime Minister Tayyip Erdogan makes his address during the opening session of "Friends of Syria" conference in Istanbul April 1, 2012. REUTERS/Murad Sezer (TURKEY - Tags: POLITICS)
PM Turki, Recep Tayyip Erdogan ketika berbicara di depan konferensi (01/04)Foto: Reuters

Dengan 200 juta Dolar negara-negara Teluk yang kaya, seperti Arab Saudi, Qatar, Kuwait dan Uni Emirat Arab akan mengusahakan agar oposisi Suriah tidak kekurangan dana. Dengan uang itu, antara lain akan dibayar gaji tentara yang membelot dan menggabungkan diri dengan "Pasukan Bebas Suriah". Mereka adalah kelompok pemberontak, yang sejak beberapa bulan lalu mengadakan perlawanan terhadap militer yang setia kepada Presiden Bashar al Assad, tetapi kalah kuat.

Apakah dengan bantuan keuangan dari negara-negara kaya minyak itu juga akan dibeli senjata bagi penentang Assad, masih belum jelas. Beberapa politisi oposisi dari Dewan Nasional Suriah (SNC) secara terbuka mendukung hal itu dalam konferensi di Istanbul, yang berlangsung Minggu, 1 April. AS akan menyokong oposisi Suriah dengan peralatan komunikasi modern.

Turki Kehilangan Kesabaran

Germany's Foreign Minister Guido Westerwelle (L) attends the opening session of "Friends of Syria" conference in Istanbul April 1, 2012. REUTERS/Murad Sezer (TURKEY - Tags: POLITICS)
Menlu Jerman Guido Westerwelle (kiri) dalam konferensi di IstanbulFoto: Reuters

Negara tuan rumah, Turki, menyatakan jelas bahwa mereka lebih mendukung tindakan militer, walaupun itu tidak disampaikan secara terbuka seperti oleh negara-negara Teluk. Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu memberikan isyarat dapat mengerti tuntutan oposisi Suriah agar diberikan senjata. Sementara Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan memperingatkan secara terbuka para pendukung Suriah di Dewan Keamanan PBB, Rusia dan Cina, agar berhenti melindungi rezim Assad. Jika Dewan Keamanan kembali tidak menjalankan tanggungjawabnya, demikian Erdogan, maka rakyat Suriah berhak membela diri.

Sekarang Turki masih akan memberikan kesempatan bagi pelaksanaan rencana perdamaian dari utusan khusus PBB, Kofi Annan. Hal itu juga dituntut Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle di Istanbul. Namun demikian tidak bisa disangkal, pemerintah di Ankara sudah kehilangan kesabaran. Sejak awal krisis tahun lalu, Assad menggunakan semua upaya penengahan untuk mengulur waktu. Demikian ditekankan Davutoglu. Mengingat garis perbatasan antara Turki dan Suriah panjangnya 900 km, pemerintah Turki tidak dapat terus-menerus menunggu dengan tenang tercapainya hasil dari upaya diplomatis.

Pekan-Pekan Mendatang Menentukan

epa03167900 US Secretary of State Hillary Clinton speaks during a press conference after she attended 'The Second Conference of the Group of the Syrian People' summit in Istanbul, Turkey, 01 April 2012. The major powers, gathering in Turkey for an international conference on Syria, sought to unify their ranks against Damascus' clampdown on dissent amid calls from the opposition for more support. EPA/TOLGA BOZOGLU +++(c) dpa - Bildfunk+++
Menlu AS Hillary Clinton ketika berbicara di depan konferensi di IstanbulFoto: picture alliance/dpa

Oleh sebab itu sekarang harus dilihat bagaimana situasi berkembang di pekan-pekan mendatang. Pertemuan berikutnya "Para Sahabat Suriah", kelompok yang terdiri dari 80 negara dan organisasi, yang merundingkan tekanan berikutnya terhadap Assad, akan diadakan di Paris. Selambatnya setelah konferensi di ibukota Perancis itu harus ada langkah nyata, demikian dikatakan pendukung oposisi Suriah yang hadir dalam konferensi di Istanbul.

Langkah nyata mana yang akan diambil, didiskusikan dalam rangka konferensi tersebut. Kemungkinannya mencakup pendirian koridor bagi bantuan kemanusiaan, pengadaan zona perlindungan bagi oposisi di wilayah Suriah, sampai pengiriman tentara perdamaian internasional.

Sejumlah wakil oposisi juga menuntut serangan udara terarah dari negara-negara Barat terhadap bangunan milik rezim Suriah. Beberapa dari mereka juga mengusulkan penggunaan pesawat tak berawak seperti di Pakistan dan Afghanistan. Krisis di Suriah bisa menjadi tambah tajam dan bukan tambah reda. Itu tampak jelas di konferensi Istanbul.

Thomas Seibert / Marjory Linardy

Editor: Hendra Pasuhuk