1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tentang Presiden Baru Indonesia

22 Juli 2014

Orang yang terpilih menjadi presiden Indonesia berikutnya, Joko Widodo, adalah politikus tak terkenal sebelum ia mencalonkan diri dan menjadi gubernur Jakarta dua tahun lalu.

https://p.dw.com/p/1CgbX
Foto: Adek Berry/AFP/Getty Images

Ia dibesarkan di sebuah kawasan miskin, yang terletak di pinggir kali Solo, Jawa Tengah. Ayahnya adalah seorang tukang kayu, demikian menurut biografi yang ditulis tentang laki-laki yang akrab dipanggil Jokowi ini.

Ketika kecil ia membantu ayahnya bekerja setelah pulang sekolah dan ikut menjual makanan yang dibuat ibunya untuk menambah penghasilan keluarga.

Namun para lawan politiknya membantah versi ini dan mengatakan bahwa Jokowi lahir dari keluarga kelas menengah yang memiliki sebuah bisnis furniture dan bahwa kisah awal hidupnya yang sederhana dikarang untuk menarik pemilih.

Setelah lulus jurusan Manajemen Kehutanan dari Universitas Gadjah Mada, salah satu kampus terbaik di Indonesia, Jokowi kemudian membangun usaha sendiri.

Ia terpilih sebagai walikota kota kelahirannya Solo pada 2005, dan kemudian terpilih kembali dengan dukungan sangat besar untuk periode kedua tahun 2010. Sejak itu ia membangun reputasi sebagai seorang pemimpin pro-aktif dan mendapat pujian dalam hal pelayanan publik, membangun taman kota dan menyediakan pendidikan dan kesehatan gratis.

Tahun 2012, ia masuk dalam nominasi Penghargaan Walikota Terbaik Dunia dari lembaga pemikiran City Mayors Foundation. Pada tahun yang sama ia terpilih sebagai gubernur Jakarta setelah berjanji akan mengatasi masalah abadi Jakarta yakni kemacetan dan banjir.

Ia belum sempat merealisasikan janjinya, meski ia telah meretas langkah itu dengan memulai pembangunan dua proyek transportasi publik besar di Jakarta dan dipuji karena berhasil merampingkan birokrasi dan menyediakan biaya kesehatan gratis bagi orang miskin.

Sebagai gubernur, ia sering mengunjungi kawasan miskin Jakarta dan bicara dengan para warga, sehingga ia mendapat reputasi sebagai pemimpin yang merakyat.

Kisah kehidupan masa kecilnya yang sederhana dan gaya hidupnya yang tetap bersahaja hingga sekarang bergaung diantara rakyat biasa. Slogan kampanyenya,

“Jokowi adalah Kita“, mengkapitalisasi keunggulan dia di mata pemilih.

“Demokrasi adalah soal mendengarkan rakyat dan mengambil langkah nyata,” kata Jokowi dalam debat kepresidenan. “Itulah kenapa saya menghabiskan banyak waktu mengunjungi kampung-kampung, pasar dan masyarakat nelayan.”

Terpilihnya Jokowi menandai sesuatu yang baru dalam jagad politik Indonesia. “Tidak terpikirkan” bahwa seseorang yang sederhana seperti ini bisa menjadi presiden, atau bahkan ketua partai politik sekalipun pada masa lalu.

Sebagai penggemar heavy metal, Jokowi sering terlihat menonton konser. Ia berbaur dengan para penggemar saat band legendaris Metallica manggung di Jakarta tahun lalu.

Selama kampanye, Jokowi berjanji menyediakan pendidikan dan kesehatan gratis serta memperbaiki infrastruktur.

Musisi terkenal dunia termasuk Sting, band rock Inggris Arkarna dan penyanyi AS Jason Mraz ikut memberikan dukungan bagi Jokowi menjelang pemilihan 9 Juli lalu, melalui akun Facebook dan Twitter resmi mereka.

Meski punya reputasi sederhana, namun berdasarkan laporan kekayaan, Jokowi tercatat mempunyai aset hampir Rp. 30 milyar. Aset pribadinya termasuk rumah, kendaraan bermotor dan hasil bisnis furniturnya.

Jokowi menikah dan mempunyai tiga anak berumur 17, 21 dan 25 tahun.

ab/hp (dpa,afp,ap)