1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Terapi Kanker, Terobosan Tahun 2013

cp/vpz (afp, ap)20 Desember 2013

Cara memerangi kanker dengan mengubah sel-sel kekebalan tubuh menjadi pembunuh tumor disebut sebagai terobosan pada tahun 2013 oleh jurnal sains Amerika Serikat, Nature.

https://p.dw.com/p/1Advl
Foto: AP

Imunoterapi hanya ampuh bagi sebagian kecil pasien, dan hanya pada jenis kanker tertentu, termasuk melanoma dan leukemia, namun para pakar yakin potensinya besar.

"Para ahli onkologi mengatakan dari titik ini kita tidak akan mundur lagi," demikian pernyataan jurnal sains Nature.

Riset dimulai awal tahun 80-an saat para peneliti Perancis menemukan sebuah reseptor pada sel T, yang disebut CTLA-4, sebuah molekul yang ternyata berperan penting dalam mengatur sistem kekebalan tubuh.

Satu dekade kemudian, seorang ilmuwan Texas memperlihatkan bahwa memblokir CTLA-4 pada tikus "dapat melepaskan sel T terhadap sel tumor pada hewan, menciutkan sel tumor secara dramatis," tulis jurnal.

Kemajuan lain menyusul. Pada tahun 90-an, seorang ahli biologi di Jepang menemukan sebuah molekul pada sel T yang sekarat, dinamai PD-1, yang juga memberi harapan dalam perang melawan kanker.

Komersialiasi imunoterapi

Sudah ada 5 perusahaan farmasi besar yang bergelut dengan imunoterapi. Sebuah pengobatan baru dari Bristol Myers-Squibb mendapat pengesahan tahun 2011. Namanya ipilimumab, biayanya 120.000 Euro setiap program perawatan.

Mahal, dan tidak ada jaminan sembuh. Sebuah riset pada tahun 2012 terhadap 300 orang menunjukkan bahwa obat tersebut menyusutkan tumor sampai separuhnya atau lebih pada 31 persen pasien dengan melanoma, 29 persen penderita kanker ginjal, dan 17 persen dengan kanker paru-paru.

Tahun 2013 dikeluarkan hasil riset bahwa 1.800 penderita melanoma yang mendapatkan ipilimumab, 22 persen diantaranya masih hidup tiga tahun kemudian.

Perawatan terkait yang disebut terapi reseptor sel T buatan, yang memodifikasi sel T pasien itu sendiri dan membuatnya menyerang tumor, telah berhasil membawa 45 dari 75 pasien leukemia menuju remisi total, ungkap para peneliti yang terlibat.

Sebuah kisah sukses

Salah satu kisah suksesnya adalah Emily Whitehead, kini berusia 8 tahun. Tahun 2012 ia menjadi pasien anak pertama yang mendapatkan terapi eksperimental untuk leukemia limfoblas akut (ALL).

"Kondisinya bagus. Sekarang sudah hampir 20 bulan ia bebas kanker. Kesehatannya luar biasa. Ia kembali seperti normal, bersekolah untuk waktu penuh," ibunya Kari berkisah kepada kantor berita AFP.

Emily sudah bisa dibilang sekarat, dan setelah dua kali kambuh, para dokter mengatakan mereka tidak punya opsi lain. Harapan mereka kembali tumbuh saat keluarga Emily mempelajari tentang terapi sel T eksperimental dan berniat mencobanya.

"Sudah tidak ada pilihan lain untuknya," ujar ibu Emily. "Perawatan ini sungguh luar biasa bagi Emily dan untuk keluarga lainnya yang juga melewati perawatan yang sama."

Ilmuwan top tahun 2013

Jurnal Nature juga merilis daftar ilmuwan terbaik untuk tahun 2013.

Termasuk dalam daftar: pemburu meteorit Rusia, Viktor Grokhovsky, yang selama 30 tahun membantu kemajuan studi atas meteor Chelyabinsk yang mengejutkan para astronom saat menghantam bumi bulan Februari 2013.

Ilmuwan lainnya adalah ahli virologi Cina, Hualan Chen, yang membantu meredakan wabah flu burung H7N9 pada manusia dengan segera mengumpulkan sampel, berujung pada penutupan pasar-pasar unggas yang berisiko. Peneliti perempuan tersebut juga menerbitkan riset kontroversial mengenai rekayasa hibrida flu H1N1 dan H5N1 yang dapat ditularkan antar sesama mamalia.

cp/vpz (afp, ap)