1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Teror di Marawi Berpotensi Menyebar ke Indonesia

24 Juli 2017

Sebuah studi menemukan ancaman teror dari selatan Filipina tidak akan berkurang bahkan setelah pembebasan kota Marawi. Indonesia dan Malaysia diminta waspada terhadap warganya yang pulang dari Mindanao.

https://p.dw.com/p/2h2Fb
Philippinen Luftangriff in Marawi
Foto: picture-alliance/AP Photo/Linus G. Escandor Ll

Kelompok teror yang berafiliasi dengan Islamic State bersatu mempertahankan kota Marawi di selatan Filipina. Temuan tersebut dipublikasikan Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) di Jakarta, Sabtu (22/7).

Laporan berjudul "Marawi, the East Asia Wilayah, and Indonesia" juga mewanti-wanti konflik di Marawi akan "memiliki dampak negatif jangka panjang pada aktivitas kelompok ekstremis di Asia Tenggara dan mengimbau negara-negara di kawasan untuk mempererat kerjasama di bidang terorisme, terutama dalam menyusun daftar nama-nama tersangka teroris.

"Risikonya tidak menurun ketika militer mendeklarasikan kemenangan," tutur Direktur IPAC, Sidney Jones. "Indonesia dan Malaysia akan menghadapi ancaman baru berupa pejuang yang pulang dari Mindanao. Filipina akan dijadikan sarang sel-sel kecil dengan kapasitas untuk melakukan tindak kekerasan atau indoktrinasi."

Studi tersebut dipublikasikan hanya sepekan menjelang pertemuan tingkat menteri dari Australia, Selandia Baru, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Brunei di Sulawesi Utara untuk membahas ancaman pejuang yang pulang dan terorisme lintas batas.

"Kemampuan gerilayawan pro-ISIS menduduki sebuah kota dan membuat militer FIlipina mati kutu, telah menginspirasi kekerasan di tempat lain di kawasan dan berpotensi memicu gelombang serangan di kota-kota besar Asia Tenggara," tutur Jones.

Laporan IPAC menggarisbawahi peran penting Bahrumsyah, warga Indonesia yang memimpin unit jihad Khatibah Nusantara di Suriah dan menyelundupkan uang dan jihadis baru ke Marawi lewat Indonesia. Selain itu tersangka teroris asal Malaysia, Mahmud Ahmad, mengkoordinir keberangkatan semua pejuang ke Marawi.

Mahmud Ahmad juga diduga memutihkan dana ISIS untuk Marawi lewat berbagai aktivitas pencucian uang lewat Jemaah Ansharud Daulah di Indonesia.

rzn/hp (Ipac, antara)