1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jelang Pelantikan Donald Trump

19 Januari 2017

Washington telah siap menyambut pelantikan presiden baru Amerika Serikat, Donald Trump. Suara masyarakat masih terbagi, jelang pelantikannya.

https://p.dw.com/p/2W21X
USA Vorbereitungen für die Amtseinführung Donald Trump in Washington
Foto: Reuters/C. Barria

Di Capitol Hill, Washington, panggung-panggung telah di siapkan. Di sini, Donald Trump akan mengucapkanan sumpah jabatannya sebagai presiden Amerika Serikat yang baru. Jalur-jalur yang akan dilalui parade pelantikan dari Gedung Kongres AS  ke Gedung Putih, juga sudah ditandai dengan larangan parkir dan siap ditutup.

Sekitar 30.000 anggota pasukan keamanan, yang bukan hanya dari kesatuan ibukota AS, melainkan dari seluruh pelosok negeri, telah siap siaga pula bertugas menjaga keamanan jalannya kegiatan pelantikan orang nomor satu di Negeri Paman Sam itu.

Hotel sudah penuh dipesan. Agen penyewaan kamar Airbnb bahkan mencatat rekor tertinggi dalam penyewaan kamar di Washington. Ratusan ribu orang dari seluruh negeri datang ke ibukota untuk melihat upacara peresmian presiden yang baru.

Kekecewaan pendukung Trump

Salah satu yang datang ke ibukota adalah Nina Detrow, yang berasal dari San Diego, Kalifornia. Dia pendukung Donald Trump. Dia sangat senang bisa ke Washington. Inilah pertamakalinya ia melihat pelantikan presiden secara langsung. Kota Washington, menurutnya benar-benar bagus, dan  ada begitu banyak tempat yang bisa dikunjungi. Detrow sempat mencurahkan isi hatinya: "Tapi saya sangat kecewa karena ada beberapa teman-teman yang keberatan melihat saya di sini untuk mendukung Trump."

Trump akhirnya terpilih sebagai presiden AS dan masyarakat harus memberinya  kesempatan, demikian pandangan Detrow. Dia pantas mendapatkan kesempatan itu, sebab dia adalah presiden bagi semua warga Amerika Serikat - bahkan bagi mereka yang tidak memilih dia. Dan jika dia gagal, setelah empat tahun jabatannya, ia tak akan terpilih lagi, tandas Detrow yang meyakini bahwa Trump akan berhasil. Alasan Detrow, Trump begitu berbeda dari politisi lainnya. Tentu saja Trump kadang-kadang mengatakan  hal-hal yang lebih baik tidak diungkapkan. Tapi bagi  Detrow,"Trump  berbicara laksana kebanyakan orang-orang pada umumnya."

Lebih baik ke pantai daripada ke pelantikan Trump

Namun lagak bicara Trump tersebut jadi masalah bagi Jane Brown. Perempuan yang  berasal dari Wilmington, North Carolina itu  berada di Washington untuk mengunjungi putranya.  Namun sebenarnya ia enggan berada di Washington  pada masa peresmian jabatan Donald Trump dan ingin segera berlalu dari ibukota. Menurutnya, lebih mengasyikan jika ia berada  di pantai North Carolina ketimbangmelihan upacara pelantikan di Washington. "Presiden terpilih tidak menunjukkan belas kasih dan kesopanan. Itu dua sifat yang penting," ujar  Brown. "Dan jika dia tidak segera mulai menunjukkan hal tersebut, maka negara ini tetap terpecah-pecah dan bisa jadi  meledak."

Persiapan pelantikan Donald Trump di Washington.
Persiapan pelantikan Donald Trump di Washington.Foto: Getty Images/M. Tama

Apakah Jane Brown tidak ingin memberikan kesempatan pada pengganti itu? Jane Brown menjawab: "Ingin!”  Tapi, tandas Brown, "Saya ingin pada akhirnya ia terbukti sebagai pembohong." Brown tidak percaya bahwa Trump ingin menjadi presiden karena ingin menyatukan kembali Amerika, seperti selama ini yang ia kemandangkan. Pada akhirnya ini hanyalah demi kepentingan pribadi, mengapa ia ingin menjadi presiden, ujar Brown."Karena kepentingan seperti ini tidak bisa dibeli dengan semua uang di dunia, sehingga salah satunya, mau tak mau dengan cara  terpilih sebagai presiden,” pungkas Jane Brown.

Bukan hanya Jane Brown yang berpandangan demikian. Tidak pernah sebelumnya ada presiden terpilih yang peringkat persetujuannya begitu rendah jelang pelantikan. Dan aparat berwenang belum pernah sebelumnya menerima pengajuan   permohonan berdemonstrasi sebanyak  ini, berkaitan dengan penentangan pelantikan terhadap Trump.

Sejauh ini sudah 60 anggota Kongres dari Fraksi Demokrat dan beberapa lainnya dari kubu Republik yang membatalkan kehadiran mereka di upacara pelantikan, sehubungan dengan ejekan Trump kepada pegiat hak-hak sipil, John Lewis. Bbeerapa waktu lalu Trump menyebut ikon legendaris HAM itu hanya ‘omong belaka‘ an sebaiknya melayani konstituennya. Ucapan itu dilontarkan Trump setelah John Lewis menilai terpilihnya Trump tidak sah, karena menurutnya Trump terpilih atas bantuan Rusia.

Penulis: Michael Knigge (ap/vlz)