1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tersangka Bom Boston Tidak Bisa Bicara

22 April 2013

Dzokhar Tsarnaev mengalami luka berat di bagian leher. Ia sempat menjawab pertanyaan penyidik lewat tulisan. Pelaku bom diduga merencanakan serangan lain di Boston.

https://p.dw.com/p/18KQA
Dzhokhar Tsarnaev Boston Marathon Watertown Foto: FBI / HANDOUT dpa (Qualitätswiederholung)
Dzhokhar TsarnaevFoto: picture-alliance/dpa

Berbagai kantor berita melaporkan bahwa Dzhokhar Tsarnaev sudah siuman hari Minggu (21/04/13) dan menjawab beberapa pertanyan penyidik lewat tulisan. Ia masih dirawat di Rumah Sakit Beth Israel Deaconess di Boston.

Dzhokhar Tsarnaev menderita luka berat di bagian leher. Ia diduga bermaksud melakukan bunuh diri dan menembak ke mulutnya sendiri sebelum ditangkap polisi. Ia dirawat di bagian gawat darurat dan mendapat bantuan pernapasan.

Dzhokhar, 19 tahun, ditangkap Jumat malam (19/04/13) waktu setempat setelah bersembunyi di sebuah perahu motor. Seorang warga melihatnya dan memanggil polisi. Kakaknya Tamerlan Tsarnaev, 26 tahun, sebelumnya tewas dalam baku tembak dengan aparat keamanan.

Rencanakan Serangan Lain

Pejabat keamanan menerangkan, kedua tersangka kemungkinan besar merencanakan serangan bom lain. Karena ditemukan banyak bom rakitan dan senjata ketika mereka dikejar dan terlibat baku tembak dengan aparat keamanan.

”Kami punya alasan, berdasarkan barang bukti yang ditemukan di lokasi, seperti bahan peledak, bom rakitan dan bahan-bahan lain yang mereka bawa, bahwa mereka masih merencanakan serangan terhadap sasaran lain,” kata Komisioner Polisi Ed Davis.

Polisi menemukan beberapa bom rakitan yang tidak meledak di jalan dan di dalam mobil yang digunakan kedua pelaku. Bom rakitan itu menggunakan bahan-bahan yang sama yang digunakan dalam serangan bom di acara maraton, yang menewaskan tiga orang dan melukai leih dari 170 orang. Dalam pelarian, pelaku membunuh seorang polisi Boston.

Motif Masih Belum Jelas

Kondisi Dzokhar Tsarnaev di rumah sakit memang sudah stabil. Namun polisi menerangkan, masih tidak jelas, apakah ia akan bisa berbicara lagi karena luka-luka yang dideritanya. Juga masih belum jelas kapan gugatan akan diajukan terhadapnya.

Aparat penyidik juga masih menyelidiki motif serangan bom di Boston. Tamerlan Tsarnaev diberitakan melakukan kunjungan beberapa bulan ke Rusia dan Dagestan tahun 2012. Masih belum jelas apakah ia berhubungan dengan kelompok militan Cehnya.

Bersaudara Tsarnaev berasal dari komunitas Cehnya di Kirgistan. Keluarganya kemudian pindah ke Dagestan di Kaukasus Utara tahun 2001. Dzokhar dan Tamerlan kemudian pindah ke Amerika Serikat. Tamerlan pernah diwawancara oleh polisi federal FBI tahun 2011 karena ada petunjuk dari Rusia bahwa ia terlibat jaringan radikal. Namun polisi menyatakan tidak ada indikasi lebih jauh tentang hal itu.

Komisioner Polisi Ed Davis menyatakan, ia yakin bahwa kedua tersangka adalah pelaku utama pemboman. ”Saya yakin mereka adalah dua aktor utama dalam aksi kejahatan ini,” kata Davis. Aparat keamanan belum menemukan indikasi keterlibatan kelompok lain yang membantu kedua pelaku.

Para pengamat menilai, Tamerlan Tsarnaev kemungkinan besar menerima pelatihan merakit bom di Rusia atau Dagestan. Sekalipun petunjuk merakit bom ada di internet, membuat bom yang berfungsi tetap memerlukan keahlian khusus.

HP/YF (rtr, afp, ap)