1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tersangka Provokator Kirgistan Ditangkap

16 Juni 2010

Pemerintah sementara Kirgistan berupaya dengan semua sarana yang ada untuk menguasai situasi dalam negeri saat ini. Lebih seratus tersangka provokator ditangkap di ibukota Bishkeke, Rabu 16/06.

https://p.dw.com/p/Nsdt
Bendera Kirgistan di OshFoto: AP

Ada unsur asing yang berupaya menyuap warga Kirgistan untuk meluaskan kerusuhan ke ibukota. . Demikian dinyatakan Rysaliyev, Kepala Polisi Bishkek, ibukota Kirgistan. Untungnya rakyat tahu benar siapa yang mendalangi tindakan itu, tambah Rysaliyev. Pemerintah transisi menuding para pendukung presiden yang digulingkan Kurmanbek Bakiyev bertanggung jawab atas kerusuhan berdarah baru-baru ini.

Situasi di Osh dan Jalal-Abad, Kirgistan selatan masih sangat rawan menyusul bentrokan etnis yang menyebabkan tewasnya ratusan warga. Penggunaan kekerasan tampaknya telah direncanakan dengan baik, ujar Komisaris urusan Hak Asasi Manusia PBB Navi Pillay.

Kirgistan Kirgisien Unruhen in Osch
Setelah kerusuhan di OshFoto: AP

Gang Bakiyev masih berkeliaran

Menurut keterangan kantor berita Kirgistan AkiPress, hari Rabu (16/06), polisi telah menahan dua kendaraan yang berisi muatan enam bom rakitan di wilayah sekitar kota Osh. Dalam sebuah konferensi video Perdana Menteri Kirgistan Felix Kulov mengemukakan bahwa terlalu dini untuk berbicara tentang stabilitas. Gerombolan pendukung Bakiyev masih belum tertumpas sepenuhnya, katanya.

Lebih dari 200.000 warga dilaporkan mengungsi karena tidak percaya bahwa desa-desa dan kota-kota asal mereka cukup aman dan damai. Banyak penduduk yang kehilangan segalanya pada hari-hari terakhir ini. Korban cedera juga cukup banyak, tambah Kulov. Selanjutnya ia menyebut ancaman bencana kemanusiaan. Kirgistan tidak mungkin dapat membangun tempat penampungan sementara bagi sekitar 200.000 pengungsi. Yang diperlukan adalah bahan-bahan bangunan agar pengungsi dapat membangun tempat bernaung secepatnya sebelum datangnya musim dingin. Tetapi penduduk merasa takut. Mengingat situasi saat ini, tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi keesokan harinya, tambah Kulov.

Flüchtlingslager Kirgistan Kirgisistan Kirgisien
Tenda pengungsi etnis Uzbek di KirgistanFoto: AP

Rusia tetap tolak pengiriman pasukan

Kulov juga mengutarakan bahwa penduduk di selatan menuntut pengiriman pasukan perdamaian. Terserah dari negara mana. Yang penting bahwa kekerasan harus dihentikan.

Sementara itu Rusia menolak tegas permintaan Kirgistan untuk mengirimkan pasukannya. Di Moskow hanya dibicarakan mengenai kemungkinan dukungan militer melalui Organisasi Pakta Pertahanan Kolektif CSTO, organisasi militer bekas negara-negara Uni Sovyet. Namun hasil pembicaraan masih kabur. Dikatakan bahwa dukungan akan diberikan pada kepolisian dan militer Kirgistan. Selasa lalu (15/06) bantuan teknik telah dijanjikan.

Demi kepentingan keamanan, Rusia hari Rabu /16/06) memulangkan anggota keluarga tentara yang ditempatkan di pangkalan militer Rusia di Kirgistan. Pada hari-hari terakhir ini telah dikirim tentara tambahan ke pangkalan itu.

Rosa Otunbayeva Präsidentin Kirgistan Kirgisien Kirgisistan Kyrgyzstan
Presiden sementara Kirgistan Rosa OtunbayevaFoto: AP

Rencana referendum mustahil dilaksanakan

Akibat lanjut dari kerusuhan etnis ini, terhambat pula rencana referendum mengenai konstitusi baru, yang sebetulnya dijadwalkan akhir Juni mendatang. Perdana Menteri Kirgistan Felix Kulov menyebutkan, „Banyak pihak yakin bahwa referendum tanggal 27 Juni tidak mungkin dilaksanakan. Di Osh dan Jalal-Abad pasti tidak dapat digelar referendum karena alasan yang sudah diketahui."

Betapapun, presiden sementara Rosa Otunbayeva masih berpegang pada jadwal yang telah direncanakan. Ia juga masih belum mengubah jadwal pemilu sela parlemen yang direncanakan tanggal 10 Oktober mendatang.

Christina Nagel/Christa Saloh

Editor: Ging Ginanjar