1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tim Evakuasi Berusaha Dekati Lokasi Kecelakaan

11 Mei 2012

Tim pencari masih berusaha mengevakuasi jenazah korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 dari lereng gunung Salak. Tim dari Rusia tiba di Indonesia untuk membantu mencari penyebab kecelakaan.

https://p.dw.com/p/14tcz
Foto: AP

Enam helikopter dikerahkan Jumat (11/05) untuk membantu evakuasi dari udara. Sementara tim SAR darat masih berusaha mendekati lokasi jatuhnya pesawat di lereng terjal gunung Salak Bogor yang sulit dicapai. "Kami harus bergerak cepat melakukan evakuasi", ujar Gagah Prakoso, jurubicara tim SAR. Dilaporkan siang ini kabut sudah turun. Jarak pandang hanya sekitar lima meter dan menyulitkan evakuasi.

Kepala Basarnas Daryatmo juga mengungkapkan hal senada. "Tim SAR tinggal beberapa puluh meter lagi dari lokasi kecelakaan. Tapi saya tidak menjamin evakuasi selesai hari ini", katanya.

Tim SAR di lapangan yang terdiri dari 85 orang ahli pemanjat tebing, diharapkan dapat turun menggunakan tambang ke lokasi kecelakaan Jumat ini (11/05). Tugas mereka antara lain menyiapkan areal di lereng gunung bersangkutan, untuk memudahkan evakuasi.

Tim Rusia tiba di Jakarta

Tim dari Rusia sementara ini dilaporkan telah tiba di Jakarta. Para penyidik Rusia terdiri dari pakar kementrian industri dan perdagangan, komisi penerbangan dan ahli dari Sukhoi.

Indonesien Flugzeug Absturz
Sukhoi Superjet 100 ketika lepas landas untuk joy light dari bandara Halim.Foto: AP

"Bersama dengan tim Indonesia, mereka akan melacak penyebab kecelakaan pesawat jet super yang merupakan kebanggaan Rusia itu", demikian pernyataan kedutaan Rusia di Jakarta. "Sejauh ini belum ada titik utama penyidikan."

Belum diketahui apa yang menyebabkan pilot meminta izin turun dari ketinggian 10.000 ke 6.000 feet, sesaat menjelang pesawat hilang dari pantaian radar Rabu (09/05). Selama "black box" pesawat belum ditemukan, tidak ada yang berani membuat spekulasi menyangkut penyebab kecelakaan.

Agus Setiawan(dpa,ap,afp)

Editor : Andy Budiman