1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

270411 USA Schulden Chronik

27 April 2011

Rabu (27/04) Bank Sentral Amerika Serikat akan menentukan tingkat suku bunga. Ekonomi negara itu sedang dililit hutang besar sejumlah 14,2 trilyun dollar. Dan beban hutang itu menggunung sejak beberapa dekade.

https://p.dw.com/p/114vP
Truhe mit Dollar Banknoten. Finanzkrise, Krise, Schulden. © Gina Sanders #22562896. © Gina Sanders - Fotolia.com
Foto: Gina Sanders/Fotolia

Berhutang memiliki sejarah lama dalam politik Amerika Serikat. Tahun 1984 mantan presiden dari partai Republik Ronald Reagen dalam pidato nasionalnya mengatakan

“Menaikkan pajak, itu hanya berarti kemunduran! Menurunkan biaya yang tidak perlu dalam birokrasi, itu jalan yang akan kita tempuh dan lanjutkan."

Di masa pemerintahannya antara tahun 1981 hingga 1989 Ronald Reagan memotong pajak dan menaikkan anggaran militer Amerika Serikat. Dengan demikian ia mengikuti teori pakar ekonomi Arthur B. Laffer. Yakni pemotongan pajak akan berdampak positif terhadap tabungan, investasi, dan lowongan kerja serta penerimaan lebih besar dari pajak. Tapi langkah itu tidak berhasil.

Sebaliknya Reagan justru berhutang lebih besar yang hingga kini masih diwariskan kepada koleganya. Ketika Reagan memulai jabatan, hutang Amerika Serikat hampir sepertiga produk domestik bruttonya. Pada akhir masa jabatannya jumlah hutang lebih dari separuh produk domestik brutto.

Pengganti Reagan, George Bush senior memasuki Gedung Putih dengan janji pemilu tidak ada pajak baru. Pengamat mengatakan, itu hal menentukan yang membuat Bush Senior menang pemilu. Dan itu pula yang menyebabkan ia gagal memperoleh masa jabatan kedua.

Akibat buruknya kondisi ekonomi dan mayoritas demokrat di Kongres AS, Bush Senior terpaksa tidak memenuhi janji pemilunya. Tahun 1990 ia menaikkan pajak. Tahun 1993 George Bush senior menyerahkan jabatan presiden kepada Bill Clinton dari partai demokrat. Dalam pidato awal jabatannya, Clinton memaparkan rencana penghematan bagi Amerika Serikat.

Dan Clinton beruntung. Ia mengambil alih jabatan presiden di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat. Selain itu reformasi sosialnya membantu menurunkan anggaran. Di akhir masa jabatannya, anggaran negara bahkan mengalami surplus. Hutang Amerika Serikat pada masa jabatan Clinton hingga tahun 2001, menurun hampir 15 persen.

Pengganti Clinton adalah George W. Bush dari partai Republik, anak dari Bush senior. Rencananya anggaran negara yang seimbang hingga tahun 2012. Tapi berulang kali ia menurunkan pajak, menerapkan program sosial baru dan setelah serangan 11 September 2011 melakukan perang mahal "Perang melawan teror“ di Irak dan Afghanistan.

"Anggaran belanja kita disesuaikan dengan kebutuhan mendesak. Artinya terutama melindungi negara kita dari para teroris."

Dalam masa pemerintahan Bush jumlah hutang Amerika Serikat meningkat seperti pada masa pemerintahan Reagan tahun 1980-an. Kongres Amerika Serikat menaikkan batas hutang tertinggi dalam sejarah negara itu. Terakhir pada masa pemerintahan George W. Bush jumlah hutang Amerika lebih dari 10,5 trilyun dollar. Ini dikritik tajam Presiden Barack Obama dari partai demokrat

"11 tahun lalu, tahun 2000, kita masih memiliki plus di kas negara. Kemudian kita menurunkan pajak, juga untuk kelompok yang kaya, jutawan dan milyarder. Kita maju ke dua medan perang dan meluncurkan program anti narkoba baru yang mahal, tapi kita tidak membayar apapun."

Barack Obama tak akan lelah mengulang kata-kata tersebut. Ia sendiri dalam 12 tahun mendatang ingin mengurangi beban hutang Amerika Serikat sebesar empat trilyun dollar. Melalui pajak lebih tinggi dan pemotongan biaya birokrasi.

Julia Hummelsiep/Dyan Kostermans

Editor: Hendra Pasuhuk

Julia Hummelsiep/Dyan Kostermans

Editor: Hendra Pasuhuk