1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sepak BolaJerman

Timnas Jerman Bisa Belajar dari Kemenangan Piala Dunia U-17

Tom Gennoy
6 Desember 2023

Mantan kapten tim nasional Philipp Lahm secara terbuka mengkritik kinerja buruk tim nasional sepak bola Jerman. Ia yakin kemenangan Piala Dunia sepak bola U-17 bisa menjadi cetak biru keberhasilan.

https://p.dw.com/p/4ZoLG
Philipp Lahm, Mantan kapten timnas Jerman
Philipp Lahm, Mantan kapten timnas Jerman Foto: Eibner-Pressefoto/Florian Wiegand/picture alliance

"Tim nasional Jerman asuhan Julian Nagelsmann harus berusaha meniru kualitas Tim Jerman U-17 menjelang Piala Eropa tahun depan", kata bekas kapten timnas dan pemenang Piala Dunia 2014 Philipp Lahm.

Berbicara setelah Pengundian Final Euro 2024 di Hamburg, Phillip Lahm berterus terang tentang kekurangan tim dalam kekalahan baru-baru ini melawan Austria dan Turki. "Ada banyak hal yang hilang, jika tidak, hasilnya tidak mungkin begini, karena kualitas individual skuad sudah ada,” kata Lahm kepada DW.

"Penting bagi tim untuk memiliki inti, bahwa kita mengenali karakternya, bahwa para pemain bermain di posisi terbaik mereka, dan perlu lebih banyak organisasi (di lapangan). Menurut saya, itulah yang perlu diperbaiki oleh pelatih,"

Sementara tim utama Jerman masih menghadapi kesulitan tampil prima, justru tim muda U-17  berkembang pesat. Mereka berhasil merebut gelar juara Piala Dunia U-17 di Indonesia setelah mengalahkan Prancis di final melalui adu penalti. Bulan Juni lalu, mereka menggondol Piala Eropa setelah mengalahkan Prancis, juga lewat adu penalti.

Jerman Menargetkan Jadi Juara Piala Dunia U-17

Timnas masih banyak kekurangan

Ketika ditanya oleh DW apa yang bisa dipelajari tim utama dari para pemain muda, Phillip Lahm mengidentifikasi beberapa potensi yang bisa dipetik oleh tim utama.

"Gairah itu penting, dan penting untuk punya antusiasme ketika Anda mewakili negara Anda,” kata mantan kapten timnas itu. "Itulah fondasi yang Anda perlukan untuk memainkan sepak bola yang sukses, dan tim U-17 telah menunjukkan hal itu.”

"Kami juga ingin melihat hal itu dari tim utama, semangat seperti itu, kemauan untuk menempatkan diri Anda dalam keberhasilan tim.”

Penjaga gawang pemenang Piala Dunia Roman Weidenfeller, yang menjadi pelapis Manuel Neuer selama kesuksesan tim pada tahun 2014, menambahkan bahwa sepak bola Jerman saat ini sedang "bertekuk lutut”.

Namun, mantan pemain Borussia Dortmund itu memuji keteladanan yang diberikan tim U-17 dan kebersamaan mereka sebagai sebuah tim. "Kita juga ingin melihat bahwa para pemain di tim utama senang bermain untuk negaranya, bahwa mereka ingin meraih kesuksesan untuk Jerman dengan cara apa pun,” jelasnya kepada DW.

"Tingkat kerja yang ditunjukkan tim U-17 dan cara mereka menghadapi ketertinggalan sangat mengesankan, dan ini jelas merupakan hubungan yang baik antara para pemain dan staf pelatih. Mentalitas tim dapat memindahkan gunung," tambahnya

Para pahlawan U-17 terlalu dini untuk masuk tim utama

Meskipun tim U-17 mungkin menawarkan satu atau dua pelajaran bagi tim Nagelsmann, pelatih tim nasional tidak berencana menyerap anggota tim U-17 ke dalam skuad senior saat ini.

Kiper Konstantin Heide, yang bermain di semifinal dan final karena kiper utama Max Schmitt sakit, adalah pahlawan bagi Jerman, karena pertandingan semifinal dan final harus ditentukan adu penalti. Sementara penyerang U-17 Paris Brunner, yang mencetak dua gol melawan Argentina dan mencetak gol pertama Jerman di final melawan Prancis, sedang diskors oleh klubnya Borussia Dortmund sejak bulan Oktober lalu "karena alasan disiplin" dan tampaknya bukan untuk pertama kalinya.

"Mereka masih terlalu muda,” kata Julian Nagelsmann. "Itu bukan cara yang sehat, begitu mereka memenangkan Piala Dunia U-17 untuk mendorong mereka masuk tim utama, karena mereka harus tumbuh dengan cara yang sehat.

"Mereka akan mempunyai peluang, dan kita akan melihatnya beberapa di antaranya dalam beberapa tahun mendatang.”

(hp/as)