1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tingkat Ekspor Jerman Hampir Pecahkan Rekor

21 Oktober 2010

Di tahun 2009, motor perekonomian Jerman mengalami kemacetan karena krisis ekonomi global. Tetapi perkembangan melaju ke arah yang berbeda. Dunia ekspor Jerman kembali mengalami boom.

https://p.dw.com/p/Pjwn
Ford-Fiesta dan Fusion yang diproduksi di kota Köln siap dikapalkan. Kendaraan merupakan salah satu produk ekport utama JermanFoto: picture alliance/dpa

Dunia ekspor-impor Jerman sedang mengalami masa eforia, demikian dikatakan presiden Ikatan Ekspor Impor Jerman Anton Börner. Ia juga mengatakan bahwa Jerman di tahun 2010 ini berhasil memecahkan rekor ekspor dengan tingkat pertumbuhan sebesar 16 persen.

"Yang terutama menyebabkan kesuksesan ini adalah negara-negara ambang industri yang sedang berkembang pesat, seperti Cina, wilayah Asia Selatan, India dan Brazil", jelas Börner. Di wilayah-wilayah ini Jerman mempunyai posisi yang baik. Di sana permintaan atas produk industri Jerman tidak terputus, dan sangat stabil. "Ini juga akan terus berlanjut", ujar Börner dengan optimis.

Ekspor Jerman ke negara-negara di luar Uni Eropa diperkirakan akan naik sampai 25 persen tahun ini. Dalam paruh pertama tahun 2011, Börner memperkirakan, bahwa ekspor-impor Jerman akan kembali mempunyai dinamika seperti sebelum krisis, juga berkat sejumlah paket perangsang ekonomi yang diluncurkan pemerintahan negara-negara dunia." Tahun depan besar kemungkinannya Jerman menyentuh rekor pemasukan satu triliun Euro dari ekspor, ini akan menjadi pertama kalinya dalam sejarah. Pada boom di tahun 2008 hal ini hampir dicapai tetapi gagal", kata presiden Ikatan Ekspor Impor Jerman.

Tetapi tentu tetap ada risiko bagi ekonomi Jerman yang berorientasi pada aktivitas ekspor. Misalnya jika Amerika Serikat kembali mengalami resesi. "Jika laju pertumbuhan perekonomian AS menurun, maka ini akan menimbulkan akibat langsung maupun tidak langsung terhadap tuntutan akan produk-produk Jerman", kata Börner. "Selain itu, gelembung pasar perumahan di Cina bisa juga pecah. Juga krisis utang dan kepercayaan di beberapa negara yang menggunakan mata uang Euro masih belum berakhir", lanjut Anton Börner.

Presiden Ikatan Ekspor Impor Jerman ini kembali mengomentari kritik yang dilontarkan negara-negara tetangga Jerman, yang menilai bahwa Jerman terlalu banyak mengekspor, serta kurang mengimpor. Dengan ini ekonomi Eropa juga dirugikan. Apakah sebenarnya mengekspor itu sebuah dosa? Tanya Börner dengan nada ironis.

Jawaban Börner, "Jerman adalah lokomotif ekspor bagi mitra-mitra Uni Eropa. Jumlah impor dari Uni Eropa baru-baru ini jauh lebih meningkat dibandingkan nilai ekspornya. Perusahaan-perusahaan Jerman yang tersebar di seluruh penjuru dunia membuka pintu menuju pertumbuhan kepada para penyedia dan pemasok dari negara-negara Uni Eropa. Tanpa kekuatan ekspor Jerman akan ada lebih sedikit pesanan untuk mendongkrak ekonomi Eropa, di mana beberapa negara hanya bisa merangkak dengan lambat untuk keluar dari krisis."

Kenyataannya, permintaan dalam negeri Jerman harus diperkuat. Hal ini diakui Bröner. Resep dari Börner adalah investasi. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan nasional yang dijalankan secara regional. "Ini juga memajukan negara dan dengan ini kita bisa kembali mencapai keseimbangan dari keadaan yang tidak seimbang", tambahnya.

Anton Börner juga memperingatkan masalah kurangnya tenaga kerja dengan kualifikasi tinggi di pasar tenaga kerja Jerman. "Kami sekarang ini butuh jauh lebih banyak imigran", ujarnya. Di dunia persaingan internasional untuk mendapatkan ahli-ahli terbaik, posisi Jerman tidak terlalu bagus. Ini antara lain disebabkan oleh rintangan birokratis dan hambatan budaya. Bidang ini harus diperbaiki dengan segera, kalau tidak masalah ini akan menghambat pertumbuhan ekonomi di Jerman.

Nina Werkhäuser/Anggatira Gollmer
Editor: Ziphora Robina