1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

150911 Weltfriedensgebet Assisi München

19 September 2011

Para wakil dari berbagai agama di dunia menghadiri pertemuan internasional doa untuk perdamaian di München pekan lalu. Selama tiga hari, sekitar 5.000 peserta berdiskusi di 50 forum.

https://p.dw.com/p/12c6s
Gambar simbol dialog antar agamaFoto: picture-alliance/dpa/DW

Dengan motto "Hidup bersama - takdir kita", mereka membahas peluang bagi perdamaian, 10 tahun setelah serangan 11 September di New York. Acara diakhiri dengan seruan bagi perdamaian oleh seluruh wakil agama, melanjutkan doa bersama demi perdamaian dunia yang diawali oleh Paus Yohannes Paulus II tahun 1986 di kota Asisi, Italia.

Semangat Asisi

Persis 25 tahun silam, Paus Yohannes Paulus II mengundang para wakil dari seluruh agama di dunia ke Asisi untuk melakukan doa bersama demi perdamaian. Sebuah undangan yang berhasil. Para wakil dari seluruh haluan dalam agama Kristen, juga para petinggi wakil agama Budha, Yahudi, Islam dan banyak aliran kepercayaan lainnya datang ke Italia, menghadiri pertemuan pertama yang semacam ini.

Bagi para anggota komunitas Sant 'Egidio, yang ikut membantu persiapan acara itu, jelas sudah, "semangat Asisi" harus dihidupkan kembali. Sejak 1987, gerakan Katolik tersebut mengorganisir pertemuan internasional doa bersama, di kota-kota besar Eropa dengan para tokoh dari berbagai agama dunia, setiap tahun. Antara lain di Brussel dan Yerusalem, Warsawa dan Barselona.

Doa perdamaian tahun 2011 di München diikuti sekitar 5.000 peserta, yang menjalankan prakarsa perdamaian menurut teladan Asisi, di berbagai penjuru dunia. Wakil dari Budha Tendai Jepang, Gijun Sugitaní, mengatakan, "Setelah Asisi, Kami umat Budha mengundang semua wakil dari seluruh kepercayaan di negeri kami, dan mengorganisir pertemuan di Gunung Hiei. Kami yakin, dewasa ini agama-agama harus merenungkan kembali sumber-sumber ajarannya dan harus bekerjasama dalam hal perdamaian."

Topik Dunia

Selama tiga hari para wakil agama mendiskusikan revolusi di negara-negara Arab dan dialog Muslim-Kristen. Tema lain adalah peran perempuan dalam agama dan dampak bencana gempa bumi di Jepang serta serangan di Norwegia beberapa waktu lalu. Sejumlah pendapat begitu berlawanan namun disampaikan dengan sabar dan dimaklumi. Menyebarluaskan sikap ini adalah salah satu tugas penting saat ini, terang wakil dari gereja Ortodoks Suriah

Mar Gregorius, yang sejak 25 tahun menjadi peserta pertemuan doa bersama, mengatakan, "Menurut saya, semangat Asisi juga dapat memainkan peran besar di dunia Arab. Kami ingin mencoba untuk mengorganisir pertemuan yang memadai agar semangat ini juga menjalar dalam hidup keseharian umat muslim dan Kristen di negara-negara kami."

Bahwa perkembangan itu tidak harus menjadi utopia, ditekankan Imam besar Sarajevo Mustafa Ceríc dalam upacara penutupan di depan balai kota München. Bergandengan tangan dengan Pero Sudar, uskup dari kota asalnya, Mustafa Ceríc mengundang semua yang hadir untuk datang ke pertemuan internaisonal doa 2012 di Sarajevo.

Corrina Mühlstedt/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid