1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Transisi Kekuasaan di Qatar?

24 Juni 2013

Emir negara kaya minyak Qatar, pemain penting dalam peta diplomasi dunia, akan mengumumkan pengunduran diri dan menyerahkan kekuasaan kepada anaknya. Jika terjadi, ini akan menjadi sejarah baru di dunia Arab.

https://p.dw.com/p/18v17
Foto: picture-alliance/dpa

Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani, yang memanfaatkan kekayaan gas untuk memodernisasi negaranya, naik ke puncak kekuasaan melalui sebuah kudeta dengan menjungkalkan ayahnya sendiri Sheikh Khalifa pada Juni 1995.

Penguasa itu diperkirakan bakal mengumumkan keputusan penting itu dalam sebuah pertemuan hari Senin (24/6) dengan para anggota keluarga kerajaan, demikian laporan stasiun TV Al Jazeera.

Pertama di Arab

“Sumber terpercaya telah mengkonfirmasi kepada Al Jazeera bahwa emir Qatar… sedang melakukan pertemuan dengan keluarga yang berkuasa dan para anggota masyarakat Qatar terkenal pada Senin,” demikian isi laporan tersebut.

“Rencana pertemuan itu muncul di tengah berita tentang niat emir untuk menyerahkan kekuasaan kepada ahli warisnya, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani," jelas saluran televisi yang berbasis di Qatar tersebut.

Seorang diplomat mengatakan bahwa dengan pengunduran diri secara sukarela emir berusia 61 tahun itu akan menjadi “yang pertama di dunia Arab“ di mana rezim-rezim otoriter berkuasa tanpa saingan politik hingga munculnya revolusi musim semi Arab yang menumbangkan para penguasa di Tunisia, Mesir dan Libya.

“Emir diharapkan bakal menyampaikan itu kepada keluarga yang berkuasa dan mengumumkan perubahan penting dalam kepemimpinan,“ negara itu, kata seorang yang dekat dengan lingkaran kekuasaan di Qatar.

Dia akan menyerahkan kekuasaan kepada Sheikh Tamim -- anak kedua emir dari istri keduanya Sheikha Mozah -- atau menunjuk Perdana Menteri Sheikh Hamad bin Jassem bin Jabr al-Thani untuk menduduki jabatan yang sangat kuat.

Perdana menteri saat ini telah memegang jabatan sejak 2007 dan juga merangkap sebagai menteri luar negeri Qatar, sebuah peran yang telah memberi negara Teluk itu suara yang kuat di wilayah dan arena politik internasional.

Putra Mahkota

Putra mahkota adalah seorang pimpinan angkatan bersenjata dan mengepalai komite Olimpiade negara itu, yang juga sekaligus bertanggungjawab sebagai pelaksana turnamen Piala Dunia Sepakbola FIFA 2022 yang akan berlangsung di Qatar.

Para diplomat mengatakan bahwa selama lebih tiga tahun terakhir ia telah menyerahkan tanggungjawab lebih besar di bidang militer dan keamanan kepada Tamim, yang sebagaimana juga ayahnya pernah mengenyam pendidikan di akademiki militer Inggris Sandhurst.

“Emir diyakinkan bahwa dia harus mendorong generasi baru. Ia berencana menyerahkan kekuasaan kepada putra mahkota, Sheikh Tamim, dan melakukan perombakan kabinet untuk membawa orang-orang muda dalam jumlah besar ke dalam kabinet,“ kata seorang pejabat Qatar yang tidak bersedia disebutkan namanya.

“Emir bisa mengambil langkah mundur, dalam arti tidak mundur sepenuhnya tapi memiliki peran terhormat, sehingga anaknya akan bisa lebih memikul tanggung jawab dan menjadi orang yang mengambil keputusan,“ kata seorang diplomat Prancis.

Seorang pejabat Qatar mengatakan bahwa dalam hal apapun, emir “akan terus mengambil peran yang berpengaruh di belakang layar dan tetap mengawasi investasi Qatar di luar negeri.“

Kecil Tapi Berpengaruh

Hamad telah membangun Qatar menjadi sebuah kekuatan politik dan raksasa ekonomi dengan investasi bermilyar-milyar dollar di seluruh dunia.

Negara kecil di semenanjung Teluk  itu memiliki cadangan gas terbesar ketiga dunia dan memproduksi gas alam cair mentah 77 juta ton per tahun, sekaligus menjadikan mereka sebagai penyuplai terbesar gas dunia.

Analis Neil Partrick, seorang ahli Teluk, mengesampingkan bakal adanya perubahan besar di Qatar jika Tamim, yang lahir pada tahun 1980, akan menggantikan ayahnya atau mengambil peran sebagai perdana menteri.

“Tamim telah mempunyai memikul tanggung jawab untuk isu sensitif di bidang investasi asing selain sejumlah tanggung jawab lainnya, dan emir telah menguji reaksi di dalam negeri, wilayah dan dunia tentang ide untuk menaikkan anaknya ke posisi emir atau paling sedikit menjadi perdana menteri yang kuat,” kata Patrick.

Qatar mengambil peran dalam intervensi militer di Libya dan sekaligus aktif mendukung pasukan pemberontak yang mencoba menggulingkan rezim presiden Bashar al-Assad di Suriah.

Negara itu juga memiliki investasi besar di seluruh dunia, termasuk melalui klub sepakbola Paris Saint-Germain, rumah peristirahatan di pulau Sardinia Italia, selain juga saham di perusahaan otomotif Volkswagen serta raksasa energy Total.

Qatar juga mengontrol kekaisaran media yang sangat kuat melalui stasiun TV Al Jazeera, stasiun TV pan-Arab pertama, yang bersiaran dalam bahasa Inggris, dan awal tahun ini membeli Current TV, sebuah perusahaan kabel Amerika, sebagai persiapan peluncuran Al-Jazeera Amerika.

ab/hp (afp,ap,dpa)