1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lacak Jejak Budaya Arab di Italia Via Amalfi

29 September 2016

Pesisir Amalfi di Italia adalah bukti sejarah ramainya pertukaran budaya dan perdagangan antara Eropa dan Jazirah Arab di masa lalu. Keunikan tersebut masih dipertahankan dan menjadi atraksi utama buat wisatawan.

https://p.dw.com/p/2Qjfr
Italien Amalfi
Foto: Samaneh

Lacak Jejak Budaya Arab di Italia Via Amalfi

Pesisir Amalfi, di barat Italia dalam bahasa Italia disebut "costiera amalfitana". Ada 16 kota kecil di pesisir sepanjang 40 kilometer. Positano adalah salah satu yang paling terkenal dan terindah. Di musim panas jumlah turis yang datang 10 kali lebih banyak dari penduduknya.

Di bagian pantai Positano terletak restoran "Da Adolfo". Restoran ini didirikan tahun 1966 dan perkembangannya mewakili seluruh kawasan tersebut. Dari bar pantai yang kecil menjadi restoran kaum selebritis. Bekas kanselir Jerman Gerhard Schröder, juga model Naomi Campbell pernah makan di sana. 

Sergio Bella, pemilik restoran itu mengungkapkan: "Positano menjadi terkenal setelah perang dunia kedua. Bagi tentara sekutu ini tempat untuk bersantai. Lalu tentara Inggris dan Jerman yang kesini. Tiba-tiba, dari desa nelayan kecil kami menjadi resor liburan. Kami mulai kedatangan turis. Dan siapa pun yang datang kesini, tidak akan meninggalkan tempat ini sebagai turis, melainkan sebagai sahabat,"  

Jalur jalan legendaris

Siapa yang ingin menyusuri pesisir Amalfi, harus melewati jalur Amalfitana yang legendaris. Warga juga menyebutnya "Nastro azzuro", atau pita biru. Jalan ini dibangun pertengahan abad-19, sebagian langsung di atas batuan dan berada hingga 100 meter di atas laut. Jalurnya sangat sempit.

Parisi Domenico, pengemudi bus rute Amalfitana berkisah: "Awalnya sungguh menegangkan. Tapi lama kelamaan terbiasa. Saya belum pernah kecelakaan. Belum lama ini ada kecelakaan motor."

Pemberi nama pesisir Amalfi adalah kota kecil Amalfi. Sejarah kota ini dimulai sejak abad ke-4 setelah Masehi. Karena lahan pertanian tidak subur, warga memilih mencari pemasukan dari laut. Tepatnya perdagangan maritim. Di abad ke-9, Amalfi menjadi republik independen yang melakukan perdagangan hingga ke jazirah Arab.

Lacak sisa pengaruh Arab

Pengaruh Arab bisa terlihat pada arsitektur kota. Gang-gang sempit Amalfi mengingatkan pada gaya kota tua Arab. 1.000 tahun yang lalu, perdagangan juga membawa jeruk sitrun ke sini. Minuman khas dari kawasan ini adalah Limoncello, minuman beralkohol yang terbuat dari sitrun.

Sejak enam generasi, keluarga Aceto membudidayakan sitrun di pegunungan kota Amalfi. Keistimewaan sitrunnya, kulit yang lembut penuh dengan minyak yang berkualitas tinggi. Karena jeruk dibudidaya secara organik, kulitnya bisa ikut dimakan.

"Nenek moyang kami mengetahui pentingnya jeruk sitrun dalam hidup kami. Dulu, sitrun digunakan untuk semua hal. Obat sariawan, demam, sabun cuci pakaian, dan untuk rambut. Sekarang pun, kalau luka berdarah kami tidak menggunakan alkohol. Kami menggunakan air jeruk. Kulit jeruk yang telah dikupas juga bisa dimasukkan ke dalam kopi neapolitan dan menjadi obat sakit kepala. Jeruk sitrun adalah obat bagi kami. Bagaikan emas kuning." papar Salvatore Aceto pemilik perkebunan Amalfi Lemon Experience

Yang sudah pasti, pesisir Amalfi adalah tempat yang istimewa. Sejak 1997 menjadi warisan budaya Unesco. Ini saja, cukup menjadi alasan untuk berkunjung ke sini.