1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tren Baru Menjelang Pemilu di Belanda

7 Juni 2010

Menjelang pemilu Belanda, kubu liberal kini menjadi favorit, dan bukan partai kanan lagi. Tren yang timbul beberapa pekan belakangan ini merupakan dampak krisis ekonomi di Eropa.

https://p.dw.com/p/NkCK
Pencil berwarna merah yang secara tradisional digunakan dalam pemilu di BelandaFoto: AP

Saat keadaan ekonomi Eropa semakin buruk, dan dampak negatifnya semakin dirasakan rakyat Belanda, dalam pemilu Rabu mendatang (09/06) isu penghematan menjadi lebih penting daripada masalah imigrasi.

Oleh karenanya kubu liberal kini menjadi favorit. Menurut jajak pendapat, partai liberal VVD di bawah Mark Rutte, yang mengusulkan penghematan besar-besaran, akan mendapat hampir 40 dari 150 kursi di majelis rendah, dalam pemilu pertama di zona Euro setelah Yunani dilanda krisis utang.

Partai Liberal Jadi Menarik

Dalam wawancara dengan kantor berita AFP, analis politik Andre Krouwel dari Universitas Amsterdam membenarkan hal itu. Menurutnya, sekarang partai liberal jadi sangat menarik. Selama sepuluh tahun, orang Belanda mendiskusikan imigrasi dan integrasi. Tiba-tiba, karena adanya krisis ekonomi, yang penting hanya masalah ekonomi saja, juga urusan pemotongan anggaran dan pengangguran. Demikian dikatakan Krouwel.

Geert Wilders
Geert Wilders, ketua PVVFoto: DPA

Beberapa bulan lalu, menurut berbagai jajak pendapat Partai untuk Kebebasan (PVV) di bawah pimpinan Geert Wilders yang anti Islam, akan menduduki posisi pertama atau kedua. Sekarang PVV telah turun ke posisi keempat. Namun partai itu diperkirakan masih akan mendapat dukungan lebih banyak lagi, sehingga dapat ikut berkoalisi dalam pemerintahan, jika dibutuhkan.

Harapan Wilders

Wilders mengatakan, "Saya yakin, kami akan mencapai hasil yang baik dan saya percaya, kami akan menjadi partai yang besar. Sekarang kami sudah mempunyai sembilan wakil di parlemen. Jumlah itu setidaknya akan kami lipatgandakan."

Wilders dianggap sebagai politisi berpandangan sempit, yang mempropagandakan penghentian imigrasi orang-orang beragama Islam, sebagai jalan keluar yang paling tepat untuk mengatasi masalah tunjangan sosial, kriminalitas dan defisit di masyarakat. Wilders keluar dari partai liberal VVD tahun 2004 dan mendirikan partai sendiri. Selain menginginkan penghentian imigrasi, Wilders juga ingin mencegah pendirian mesjid serta menyerukan larangan atas burqa dan Al Quran.

Penentang Wilders

Job Cohen
Ketua PvdA, Job CohenFoto: AP

Yang juga harus dipertimbangkan dalam pemilu adalah partai buruh (PvdA) di bawah Job Cohen. Partai itu kini berada di posisi kedua. Cohen yang sangat mendukung integrasi dianggap penentang utama Geert Wilders. Tujuan Cohen yang paling penting dalam pemilu adalah mencegah Wilders menang.

Cohen mengatakan, "Apa yang diucapkan Wilders diarahkan untuk melawan negara hukum. Saya hampir tidak bisa percaya, bahwa hal seperti itu dapat terjadi. Apa dampaknya bagi negara kita dan kehidupan kita bersama."

Beberapa bulan belakangan ini Belanda telah menderita defisit dan pengangguran meningkat. Jika menang, partai liberal VVD hendak merampingkan pemerintahan dan parlemen. Menurut jajak pendapat, partai itu telah mengalahkan partai terbesar, Partai Aksi Demokrasi Kristen (CDA) di bawah PM Jan Peter Balkenende, yang sekarang merosot ke posisi ketiga.

Empat Kali Gagal

Niederlande Jan Peter Balkenende
PM Belanda, Jan Peter BalkenendeFoto: picture alliance / dpa

Balkenende sekarang memimpin kabinet sementara, setelah pemerintahan koalisinya yang keempat bubar Februari lalu. Koalisi terakhir ambruk setelah partai buruh PvdA menarik diri, karena perseteruan masalah bantuan militer bagi Afghanistan. Partai liberal VVD tiga kali menjadi anggota pemerintahan di bawah Balkenende, yaitu antara tahun 2002 sampai 2006.

Mengenai pemerintahannya yang beberapa kali gagal, Balkenende yang berusia 54 tahun mengatakan dalam wawancara baru-baru ini, ia biasa mengendalikan kapal melawan angin. Perlawanan hanya akan menjadikannya lebih kuat lagi. Tetapi analis politik Andre Krouwel mengatakan, orang yang empat kali mengendarai mobil keluar dari jalanan tidak akan dipercayai untuk mengendarai mobil berikutnya.

Marjory Linardy/dw/afp

Editor: Hendra Pasuhuk