1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tripclubbing

13 Juni 2011

Bosan dengan gaya konser serius. Proyek Kölner Philharmonie bernama Tripclubbing, mempertemukan musik klasik berbagai gaya dengan aliran musik lain dalam suasana yang jauh lebih santai.

https://p.dw.com/p/11Zbh
Foto: LMR NRW

Dalam keremangan terlihat instrumen musik selo yang digantung dilangit-langit ruangan. Dua layar putih saling berhadapan. Di satu sisi ruangan nampak seorang perempuan duduk dengan tenang sedang di sisi lain alat pencampur musik terlihat mendominasi. Ruang besar tua di bawah stasiun kereta di Köln, kini menjelma dan berfungsi sebagai klub, diskotek, restoran dan ruang gelar budaya.

Ruangan itu menjadi tempat yang paling tepat untuk apa yang disebut sebagai Tripclubbing. Setidaknya begitu menurut Louwrens Langenvoort. Ia adalah direktur gedung konser dan opera, Kölner Philharmonie dan inisiator dari Tripclubbing.

Langenvoort menjelaskan, 'Yang istimewa dari Tripclubbing ini, kami mencari bentuk konser yang tidak lazim digelar di gedung konser klasik melainkan konser bagi kelompok umur yang merasa sedikit tidak pas dalam menonton konser klasik atau konser kaum muda. Kami mencari tempat yang senang dikunjungi oleh kelompok umur antara 18 sampai 30 tahun dan di tempat itu ada musik yang mungkin punya muatan musik tradisional atau musik unik lainnya atau paduan musik di antaranya dan bunyi musik begitu sangat banyak.'

Ausstellung Modell Bauhaus in Berlin
Bantal-bantal duduk ditebarkanFoto: picture-alliance/ dpa

Dalam ruang besar bergaya muda yang bisa memuat sampai 300 orang, ada tujuh kursi bagi penonton. Diumumkan, akan ada 1 jam pergelaran musik elektro dari Perancis. Ruangan serta merta penuh. Bantal-bantal duduk dari sudut ruangan ditebarkan. Bagi yang tidak mendapat kursi, biasanya akan duduk di lantai atau nongkrong di bar. Penonton disuguhkan musik video bertema Musique Concréte yang sedang sangat diminati. Jenis musik ini mengacu pada bunyi musik awal paruh abad ke-20 yakni bebunyian yang diolah menjadi musik.

Pelajar Sekolah Tinggi Musik di Köln bekerja sama dengan Arthur Honegger menciptakan Pacific 231, sebuah karya orkestra. Oleh Honegger, bebunyian uap mesin lokomotif satu per satu disusunnya dan dengan penggunaan elektronik bebunyian itu berkembang menjadi bunyi musik yang kemudian diberi elemen visual berupa video, pertunjukan seorang artis atau tarian.

Louwrens Langevoort menyebutnya sebagai instalasi konser. Tuturnya, "Penonton di sini sangat bervariasi. Tidak hanya penonton usia muda tapi juga mereka yang sedikit lebih tua. Saya senang akan hal itu dan yang juga bagus adalah penonton bebas bergerak. Orang tidak harus duduk tetapi bisa berjalan ke kiri atau ke kanan. Layar-layar di panggung menampilkan film yang berbeda demikian juga beberapa podium dengan musik yang berbeda. Jadi penonton selalu bisa bergerak. Bisa ambil sedikit minuman dan tidak harus diam. Bila penonton diam dan tidak berbicara, itu adalah pujian bagi musisi yang tampil karena sebenarnya musik yang ditampilkan bisa membuat orang berbicara. Tapi bahwa penonton bebas bergerak, itu yang menyenangkan. Hal seperti itu tidak bisa dilakukan saat menonton konser musik klasik di Philharmonie."

Alter Wartesaal, Köln, Deutschland
Gedung tua dibawah stasiun kereta Köln, Alter WartesaalFoto: cc-by-sa-Stefan Flöper

Apakah itu musik Klasik, Rock, Pop atau Elektro, pertunjukanlah yang berbicara. Dari konsep proyek musik itu, Tripclubbing memenangi suatu lomba terkait inovasi dan meraih penghargaan bernama '365 Tempat Di Negara Yang Penuh Ide'. Louwrens Langevoort bangga proyek konsernya dinilai sebagai format yang punya kelebihan dan mendapatkan penghargaan tersebut.

Penghargaan yang untuk pertama kalinya diberikan itu merupakan inisiatif dari Presiden Jerman dan Deutsche Bank. Louwrens Langenvoort menjelaskannya sebagai ekspresi dari Jerman, "dalam 365 hari di mana setiap hari berisi proyek dan kemudian dipilih satu yang paling inovatif di sebuah bidang."

Penghargaaan itu tidak hanya di bidang budaya tapi juga di bidang seperti ilmu pengetahuan atau bidang-bidang lain yang menawarkan sesuatu yang baru dan inspiratif.

Gudrun Stegen / Rara Tauchmann
Editor: Edith Koesoemawiria