1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Trump Bela Putin

6 Februari 2017

Presiden AS Donald Trump menyatakan ia menghormati Presiden Rusia Vladimir Putin. Ketika dalam sebuah wawancara disinggung bahwa pemimpin Rusia itu "pembunuh", Trump bereaksi, AS juga memiliki banyak “pembunuh”.

https://p.dw.com/p/2X1xR
USA Donald Trump und Bill O'Reilly ARCHIV
Foto: picture-alliance/dpa/J. Lane

"Saya menghormati banyak orang, tapi itu tidak berarti saya akan cocok bergaul dengan orang-orang tersebut," papar Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dalam wawancara di televisi Fox yang dipandu Bill O'Reilly yang direkam dan disiarkan pada hari Minggu (05/02).

"Putin seorang pemimpin negara. Lebih baik bergaul dengan Rusia daripada tidak sama sekali. Dan jika Rusia membantu kita dalam memerangi [apa yang disebut] ISIS, yang merupakan pertarungan besar dan terorisme Islam di seluruh dunia.. – maka bergaul dengan Rusia merupakan hal yang baik," tandas Trump. "Apakah saya akan cocok dengan dia? Saya tidak tahu," katanya. Putin disebut Trump sebagai sosok "pria yang sangat cerdas dan berbakat."

Trump telah lama menyatakan keinginan untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan Moskow. Ia memuji Putin dan mengisyaratkan bahwa hubungan AS-Rusia bisa lebih baik.

Pekan lalu, pemerintah Trump merevisi sanksi yang sengaja mencegah perusahaan-perusahaan AS mengekspor produk elektronik konsumen tertentu ke Rusia.

Pemerintahan Obama memberlakukan sanksi terbaru pada tanggal 29 Desember lalu, setelah badan intelijen AS menyimpulkan Rusia telah ikut campur dalam pemilihan presiden.

Pertanyaan soal ‘pembunuh'

Dalam wawancara di televisi Fox, Trump menggoyah keprihatinan komentator politik O'Reilly soal "Putin adalah seorang pembunuh". Trump mengatakan: "Kita punya banyak pembunuh.. Anda berpikir negara kita begitu polos?"

Ditambahkannya: "Lihatlah apa yang sudah kita lakukan, juga. Kita juga telah membuat banyak kesalahan." Selama Putin berkuasa, sejumlah tokoh oposisi terkemuka Rusia dan wartawan tewas.

Campur tangan Rusia?

Senator AS telah meluncurkan penyelidikan soal dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS tahun 2016.

Para pejabat mengatakan mereka meyakini bahwa Rusia membajak email Partai Demokrat, sebagai bagian dari kampanye pro-Trump. Namun pemerintah Rusia tidak segera mengomentari tudingan itu.

Demokrat dan Republik mengatasi  masalah

"Saya benar-benar membenci bahwa Trump mengatakan hal seperti itu," kata Senator Demokrat dari Minnesota, Amy Klobuchar, pada program televisi ABC "This Week."

Sementara itu Senator Partai Republik dari Kentucky, Mitch McConnell, mengungkapkan: "Putin mantan agen KGB. Dia penjahat kejam. Dia tidak dipilih dengan cara kebanyakan orang yang mempertimbangkan pemilihan kredibel," ujar McConnell di acara TV CNN "State of the Union".

"Rusia mencaplok Crimea, menyerbu Ukraina dan mengacaukan dalam pemilu kita. Dan tidak, saya tidak berpikir ada kesetaraan antara cara Rusia dan cara yang dilakukan Amerika Serikat," tandasnya.

Trump di NATO

Dalam perbincangan via telepon hari Minggu (05/02) dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. Trump menyatakan "dukungan kuat bagi NATO" dan membahas situasi di Ukraina timur.

Trump dan Stoltenberg dikabarkan membahas "bagaimana mendorong semua sekutu NATO untuk memenuhi komitmen anggaran pertahananan mereka" serta "potensi resolusi damai dari konflik di sepanjang perbatasan Ukraina," demikian menurut pernyataan Gedung Putih. Trump juga setuju untuk menghadiri pertemuan para pemimpin NATO di Eropa pada bulan Mei 2017.

Trump mempertanyakan efektivitas NATO dan mengatakan ia berencana untuk menekan anggota yang tidak menghabiskan dua persen dari produk domestik brutto mereka untuk meningkatkan anggaran pertahananan.

"Saya benar-benar yakin bahwa Presiden Trump dan pemerintah baru AS akan berkomitmen penuh untuk NATO dan kemitraan trans-Atlantik serta menjamin pentingnya keamanan," ujar Stoltenberg saat mengadakan konferensi pers di bulan Januari 2017.

Trump: periksa perbatasan secara teliti

Setelah upaya bandingnya ditolak di pengadilan, Trump meminta para petugas di perbatasan memeriksa secara teliti orang.orang yang ingin masuk ke AS.

Akhir pekan lalu hakim di Seattle mengeluarkan putusan temporer yang menghadang putusanTrump melarang sementara orang-orang dari tujuh negara Muslim masuk ke AS. Trump mengajukan banding atas putusan itu, namun ditolak pengadilan Minnesota dan Washington. Alsannnya, larangan itu bisa 'membahayakan penduduk' dan bersifat diskriminatif. 

ap/vlz(ap/afp/dpa)