1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Turis Diancam Agar Tinggalkan Mesir

19 Februari 2014

Kelompok Islamis militan memperingatkan para turis agar meninggalkan Mesir dan mengancam akan menyerang siapapun yang masih berada di negara itu setelah 20 Februari.

https://p.dw.com/p/1BBQh
Foto: picture-alliance/dpa

Kelompok Ansar Bayt al-Maqdis yang berbasis di Gurun Sinai – yang mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri yang menewaskan dua turis Korea Selatan dan seorang warga Mesir pada hari Minggu (16/02/14) lalu – menyampaikan ancaman itu melalui akun Twitter.

“Kami menyarankan para turis untuk keluar dengan aman sebelum batas akhir berlalu,” pesan mereka di Twitter dalam bahasa Inggris. Dalam sejumlah peristiwa, pesan di akun sosial media ini kemudian menjadi pernyataan resmi kelompok jihadi tersebut.

Para Islamis militan telah membunuh ratusan polisi dan tentara sejak militer menggulingkan Mohamed Mursi tujuh bulan lalu, tapi serangan akhir pekan lalu atas sebuah bis turis, menandai pergeseran taktik kelompok ini untuk menyasar target lunak yang bertujuan menghancurkan perekonomian Mesir yang selama ini sudah terguncang akibat kekacauan politik.

Stasiun TV milik pemerintah mengutip Perdana Menteri Hazem el-Beblawi mengatakan bahwa Ansar adalah ancaman bagi turis. Itu bertujuan, kata dia, untuk menggagalkan peta jalan bagi pemilihan umum yang diajukan militer setelah kejatuhan Mursi, yang memicu krisis paling berdarah dalam sejarah modern Mesir.

Ansar sebelumnya telah mengaku berada di balik aksi bom bunuh diri di dekat tempat peristirahatan Taba, yang menghidupkan kembali ingatan mengenai pemberontakan kelompok Islamis tahun 1990an, termasuk peristiwa berdarah di Luxor, ketika 58 turis asing dan empat orang Mesir dibunuh di kuil piramida Firaun.

Semakin Nekat

Hari Senin (17/02/14), Menteri Luar Negeri Jerman menyarankan kepada para pelancong agar berhati-hati untuk ke Mesir.

Khususnya bagi mereka yang ingin bepergian ke delta sungai Nil di luar pusat perkotaan Kairo dan Alexandria, serta desa-desa Nil di sebelah selatan Kairo hingga utara Luxor.

Ansar Bayt al-Maqdis, kelompok Islamis militan paling aktif di Mesir, mengancam akan menjatuhkan pemerintahan sementara yang dibentuk Jenderal Sisi yang diperkirakan akan maju dalam pencalonan presiden mendatang.

Ansar menikmati dukungan diam-diam dari sejumlah komunitas Badui yang terpinggirkan serta para penyelundup di Gurun Sinai. Inilah yang memungkinkan mereka bertahan menghadapi sejumlah serangan militer di daerah tak bertuan itu.

"Ansar Bayt al-Maqdis merupakan ancaman terbesar bagi keamanan Mesir, hari-hari belakangan ini,“ kata Anthony Skinner, seorang analis Timur Tengah.

Dalam sebuah serangan paling berani yang dilakukan kelompok Ansar, sebuah bom mobil menewaskan 16 orang di sebuah markas pasukan keamanan di kota Mansoura pada 24 Desember lalu. Serangan itu diakui oleh akun Twitter yang sama yang dipakai untuk menyampaikan ancaman terakhir sebelum muncul pernyataan resmi kelompok jihad ini.

Sementara pasukan keamanan telah menghancurkan pendukung utama Mursi yakni Ikhwanul Muslimin, Ansar Bayt al-Maqdis justru menjadi lebih nekat.

Kelompok ini telah memperluas jangkauan operasi melampaui Sinai menuju kota-kota termasuk Kairo, di mana mereka mengaku bertanggung jawab atas sebuah upaya pembunuhan atas menteri dalam negeri.

Kelompok ini juga mengaku berada di balik penembakan yang menewaskan seorang jenderal di Kementerian Dalam Negeri.

ab/cp (afp, ap, rtr)