1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Turki Dituding Gagal Lindungi Warga Sendiri

30 Juni 2016

Turki kewalahan menghadapi luapan teror dari Suriah. Aksi bom bunuh diri di bandara Atatürk adalah serangan teror ke 50 yang melanda negeri dua benua itu tahun ini. Penduduk mulai kehabisan sabar terhadap pemerintah

https://p.dw.com/p/1JGWl
Türkei Anschlag am Flughafen in Istanbul - Tag danach
Foto: Reuters/M. Sezer

"Tidak ada bedanya siapapun yang bertanggungjawab atas serangan ini," kata Ece Kapan kepada mingguan Jerman, Spiegel. Perempuan Turki berusia 24 tahun itu baru saja melayat saudaranya yang tewas dalam serangan bom di bandar udara Atatürk, Istanbul. "Pemerintah toh tidak bisa melindungi kami," pungkasnya.

Soal siapa dalang serangan yang menewaskan lebih dari 40 orang dan melukai 250 itu hingga kini masih misteri. Sejumlah agen rahasia barat seperti CIA dan BND mengklaim teror di Istanbul mengandung jejak Islamic State.

Namun buat banyak penduduk tidak lagi penting siapa yang menyebar teror. "Di negeri ini anak-anak tewas dan tidak ada yang peduli," tukas Esra Mutlu. Putrinya yang berusia 18 tahun kehilangan tiga orang teman pada malam jahanam itu.

Infografik Getötete Terror Türkei 2015-2016 Englisch
Jumlah korban serangan teror di Turki antara 2015-2016

Pemerintah Ankara terkesan kewalahan membendung teror yang meluap dari Suriah. Geliat teror terutama makin marak sejak Turki menggelar operasi militer terhadap kaum Kurdi di utara Suriah dan Irak. Sepanjang tahun ini Turki telah mengalami 50 serangan teror. Cuma Irak yang mencatat lebih banyak insiden ketimbang negeri dua benua itu.

Setelah serangan di bandara Atatürk Dewan Televisi dan Radio menerapkan larangan kepada semua media untuk melaporkan insiden tersebut. Yang dimaksud adalah semua bentuk "berita, wawancara dan gambar dari lokasi ledakan di media cetak, visual dan internet," tulis media-media oposisi.

Sementara itu kepolisian mulai membeberkan rencana pelaku Teror di Istanbul. Menurut laporan terakhir salah seorang pelaku sengaja meledakkan diri di pintu utama bandara untuk memicu panik. Dengan begitu pelaku kedua bisa leluasa masuk ke terminal keberangkatan.

Infografik Karte Türkei Anschläge seit Juli 2015 ENGLISCH
Lokasi serangan teror terbesar di Turki sejak Juli 2015

Sementara pelaku ketiga meledakkan diri di luar gedung bandara. Polisi meyakini ia mengincar penumpang yang berusaha melarikan diri.

Pemerintah Turki sendiri membantah tuduhan minimnya pengamanan bandara. "Tidak ada celah keamanan, baik di terminal keberangkatan atau kedatangan," tukas Perdana Menteri Binali Yildirim, Rabu (29/6)

rzn/yf (rtr,afp, spiegel)