1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Reformasi Pasukan UE

Christoph Hasselbach3 Juni 2013

Sejak beberapa tahun Uni Eropa memiliki pasukan sendiri untuk misi internasional, namun hingga kini belum pernah ditugaskan. UE kini hendak mengubahnya.

https://p.dw.com/p/18ijU
STETTEN A. KALTEN MARKT, GERMANY - MAY 28: Soldiers are seen during the military exercise European Endeavour 2008 of the EU-Battlegroup at the training area 'Heuberg' on May 28, 2008 in Stetten am Kalten Markt, near Sigmaringen, Germany. (Photo by Thomas Niedermueller/Getty Images)
Foto: Getty Images

Sejak 2007 Uni Eropa menyediakan dua pasukan tempur (battlegroups) yang berkekuatan masing-masing 1500 tentara. Anggotanya berganti secara rutin setiap enam bulan dari setiap negara anggota UE. Pasukan multinasional ini dibentuk sebagai pasukan gerak cepat UE dan dapat ditugaskan untuk misi jangka panjang. Namun battlegroups ini sekali pun belum pernah ditugaskan.

Padahal konflik yang berkaitan dengan Eropa, di Eropa sendiri dan di negara-negara tetangga cukup banyak. Kenapa demikian? Salahkah konsepnya? Dalam wawancaranya dengan Deutsche Welle, Michael Gahler, anggota parlemen Eropa dari partai CDU (Uni Demokratik Kristen Jerman) dan jurubicara bidang kebijakan keamanan di parlemen Eropa membantahnya. Ia mengatakan, yang tidak ada adalah keinginan politik. Dan jika hal ini tidak ditangani, eksistensi pasukan tempur ini terancam. Jadi orang harus memikirkan, apa yang harus dilakukan agar pasukan itu memenuhi fungsinya, jika tidak, kredibilitasnya hilang. Demikian Gahler.

Menambah tugas dan tidak membubarkan

epa03698693 Michael Gahler, chief of the European Election Observer Mission talks with journalists in Islamabad, Pakistan, 13 May 2013. European Union election observers reported serious irregularities at 10 per cent of voting centres, most of them in the country_s southern province of Sindh, and said the overall elections process elsewhere were satisfactory or good. Former prime minister Nawaz Nawaz Sharif was emerging victorious in the weekend's elections, according to partial official results released 13 May. The Pakistan Thereek-e-Insaf (PTI) party of former cricketing star Imran Khan had 21 seats, while the former ruling Pakistan People's Party (PPP) trailed in third with just 18. The election marks the first-ever democratic transition from one civilian government to another. EPA/T. MUGHAL pixel
Michael GahlerFoto: picture-alliance/dpa

Tak seorang pun hendak membubarkan battlegroups. Lantaran pasukan ini tidak hanya merupakan sebuah bentuk ambisi Eropa agar dapat mengandalkan kekuatan sendiri dalam sebuah krisis, tetapi juga untuk menandingi Amerika yang mendominasi NATO. April lalu Menteri Pertahanan Jerman, Thomas de Maizière mengajukan gagasan di Lexemburg agar pasukan UE itu tidak hanya dipersiapkan bagi pertempuran, tetapi juga misalnya "misi pelatihan segera" yang diorganisir oleh PBB dalam tugas "pengawasan, konsultasi dan bantuan". Jenderal Prancis Patrick de Rousiers yang memimpin komisi militer UE menyambut baik gagasan tersebut, namun tidak merincinya.

German Defence Minister Thomas de Maiziere (R) meets with members of a German Bundeswehr soldier advisory group, on arrival at the airport in Bamako March 18, 2013. REUTERS/Oliver Lang/Pool (MALI)
Menhan Jerman, Thomas de Maiziere di MaliFoto: Reuters

Krisis Mali sebagai ujicoba

Saat mengajukan gagasannya itu, Menhan Jerman menyinggung bahwa dengan rencana tersebut, Uni Eropa dapat membantu secara cepat dalam konflik Mali. Michael Gahler mengatakan, sebenarnya UE dapat mengirimkan pasukannya ke Mali. Namun ditegaskannya bahwa pasukan UE tidak dikirimkan untuk bertempur melainkan "di latar belakang, di mana otoritas Mali perlahan-lahan membangun pemerintahannya, untuk pengamanan pengembalian kedaulatan struktur administratif negeri itu." Tapi di sini pun, tidak ada keinginan politik dari pihak UE, keluh Gahler.

Pengiriman segera pasukan tempur memang bermasalah bagi sejumlah negara anggota UE. Misalnya Jerman yang memerlukan keputusan ekstra dari parlemen. Sementara misi pendidikan seperti yang diajukan oleh de Maizière tidak memerlukan ijin dari parlemen.

Tidak membebani dana

ARCHIV - Ein Militärpolizist bewacht am 28.05.2008 auf dem Truppenübungsplatz in Stetten am kalten Markt (Landkreis Sigmaringen) bei der multinationalen Übung «European Endeavour 2008» der EU-Battlegroup durch das Kommando Operative Führung Eingreifkräfte das Hauptquartier. Die EU-Außenminister hatten bereits am 21.03.2011 für die Mission «Eufor Libya» die Bereitschaft der Europäischen Union erklärt einen humanitären Einsatz in Libyen unter Koordinierung der Vereinten Nationen militärisch zu unterstützen. Der genaue Zeitplan ist allerdings noch offen. Die Bundesregierung setzt auf die Entsendung der sogenannten Battlegroups, die in der EU für Blitzeinsätze in Krisensituationen bereit stehen. Derzeit sind zwei Verbände abrufbereit, darunter einer unter niederländischer Führung mit 990 deutschen Soldaten. Unter ihnen sind Sanitäter, Feldjäger, Pioniere und Personal zur Führungsunterstützung. Foto: Patrick Seeger dpa/lsw (zu dpa 0624 vom 10.04.2011)
Saat latihan milter pasukan UEFoto: picture-alliance/dpa

Penentang battlegroups selalu mengatakan, pasukan ini merupakan tandingan NATO dan membebani dana, Tetapi Gahler membantahnya. Ia berasumsi, penugasan battlegropus tdiak akan menimbulkan perpecahan internal di NATO, dan Amerika mengharapkan peningkatan keterlibatan militer dari Eropa, setidaknya dalam konflik di dan seputar Eropa.

Namun UE tampaknya masih belum mengetahui secara jelas, peran apa yang akan dimainkan pasukan tempurnya. Jenderal de Rousiers baru-baru ini mengatakan, pasukan dalam pengertian klasik masih akan dipertahankan, dan tugas tambahannya " lebih terbuka dan meluas untuk dilaksanakan di wilayah yang mungkin tidak begitu sarat konflik." Konsep masa depan dari battlegroups UE itu diperkirakan akan dibicarakan dalam KTT UE Desember mendatang.

Christoph Hasselbach