1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

UEFA Bakal Gelar Liga Nasional di Eropa

27 Maret 2014

UEFA bertekad menggelar turnamen baru di Eropa. Mulai 2018 tim-tim Eropa akan bertarung satu sama lain dalam Liga Nasional. Untuk itu UEFA mengorbankan laga persahabatan yang makin minim penonton.

https://p.dw.com/p/1BWlD
Presiden UEFA, Michel PlatiniFoto: picture-alliance/dpa

Federasi Sepakbola Eropa (UEFA) serius dengan niatnya menghadirkan nuansa baru dalam kompetisi sepakbola di benua biru itu. Mulai musim 2018, UEFA akan menggelar Liga Nasional yang bakal mempertemukan tim-tim nasional.

Menurut badan yang bermarkas di Nyon, Swiss itu popularitas laga uji coba antara negara dengan format yang ada semakin menurun. Dengan mengubah format kompetisi, UEFA berharap bisa meningkatkan penjualan hak siar dan dengan begitu menjaring lebih banyak pendapatan untuk federasi sepakbola masing-masing negara.

Rencana tersebut dimatangkan oleh UEFA, Kamis silam di Astana. Rencananya, Liga Nasional akan menghadirkan 54 negara yang terbagi ke dalam empat divisi sesuai peringkat koefisien UEFA. Divisi A nantinya akan diisi oleh tim-tim terkuat Eropa.

Menguntungkan Tim Gurem

Sebaliknya tim-tim gurem bakal bertarung di divisi D. Setiap divisi akan terbagi ke dalam empat grup. Masing-masing pemenang grup akan bertemu di ajang Final Four untuk menentukan juara divisi. Selain itu, format kompetisi yang diracik UEFA juga menyaratkan adanya degradasi dan kenaikan divisi buat semua tim.

Untuk menggelar Liga Nasional, UEFA mengorbankan jadwal laga persahabatan antara tim-tim Eropa. Pengecualian diberikan untuk pertandingan yang melibatkan tim-tim dari benua lain. Dengan begitu UEFA berharap turnamen anyar ini tidak akan menambah beban buat pemain dan klub.

Liga Nasional terutama akan menguntungkan tim-tim lemah, karena memberikan tiket tambahan buat berlaga di ajang Piala Eropa 2020. Jumlah tim yang berhak bertanding di Piala Eropa adalah 20 tim. 16 tim akan berebut tiket lewat ajang kualifikasi. "Sisanya empat tiket tambahan akan diisi oleh tim-tim dari liga nasional yang tidak lolos kualifikasi," kata Sekjen UEFA Gianni Infantino.

Kritik dari Klub

Terobosan baru itu menciptakan beragam reaksi dari federasi sepakbola nasional. "Kami tentunya ingin selalu bermain melawan tim-tim besar Eropa. Jika keinginan itu bisa diwujudkan lewat Liga Nasional, maka kami bisa hidup dengan keputusan tersebut," kata pelatih Jerman, Joachim Löw.

Sebaliknya Manajer DFB, Oliver Bierhoff menyuarakan nada skeptis. "Saya sebenarnya mendukung pembaharuan. Tapi kita semua bertanggungjawab agar tidak memaksakan segala sesuatunya," katanya.

Serupa dengan Federasi Inggris, FA, "kesulitan terbesar adalah menggodok detail turnamen. Tapi saya kira Liga Nasional, di mana kami akan bertanding melawan tim-tim besar akan sangat menarik untuk diikuti," kata Presiden FA, Greg Dyke.

Keberatan terbesar datang dari klub. Michael Schade, Presiden Bayer Leverkusen mengkhawatirkan sepakbola akan mengalami "inflasi" dengan kedatangan turnamen baru ini. "Buat klub-klub, pemain adalah investasi yang kegunaanya semakin terbatas, jika mereka lebih banyak bermain buat tim nasional."

rzn/hp (sid, dpa)