1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ujung Perburuan Sonata

24 Juni 2010

Kepolisian Indonesia mengumumkan penangkapan tokoh utama jaringan teroris Abdullah Sonata. Dia berhasil ditangkap hidup - hidup dalam penyergapan di sebuah bus di Boyolali, Jawa Tengah.

https://p.dw.com/p/O1l5
Sonata pernah dipenjara dengan tuduhan menyembunyikan Noordin M. Top (gambar)Foto: AP

Dalam penggerebekan terpisah, Polisi juga berhasil menangkap 3 orang yang diduga sebagai anak buah Sonata dalam operasi di daerah Klaten Utara, dekat Kabupaten Boyolali. Sementara jenazah tersangka teroris hari ini diterbangkan ke Jakarta.

Penangkapan orang nomor satu dalam daftar teroris Indonesia itu, langsung diumumkan Kapolri Bambang Hendarso Danuri, beberapa jam setelah operasi polisi berakhir. Namun Kapolri belum bersedia mengungkap lebih jauh rencana serangan kelompok ini:

“Densus 88 sudah melakukan penangkapan terhadap Abdullah Sonata, kemudian Soghir yang pernah tertangkap dan kelasnya sama dengan Azhari. sebelumnya. Dan sekarang ada tindakan lanjut dari proses penangkapan tadi, satu lagi Agus, sudah ditangkap lagi.”

Abdullah Sonata yang pernah terjun di wilayah konflik di Ambon dan Poso itu pernah dijatuhi hukuman penjara pada tahun 2006 karena menyembunyikan teroris Noordin M. Top dan kepemilikan senjata api ilegal. Ia kemudian dibebaskan pada April tahun lalu, karena dianggap berkelakuan baik. Sejumlah kalangan mempertanyakan pembebasan Sonata yang masih jauh dari masa hukuman dan mengaitkan dengan program deradikalisasi yang dijalankan polisi.

Nama Sonata melenting dalam daftar teroris paling dicari setelah terbongkarnya kamp pelatihan teroris di Aceh, Februari lalu. Polisi menyebut, Sonata bersama Dulmatin, mendalangi pendirian kamp militer Aceh, yang menargetkan serangan terhadap presiden dan pejabat negara pada 17 Agustus mendatang.

Sejumlah laporan menyebutkan, dalam penggerebekan itu, polisi menemukan sejumlah dokumen yang berisi plot serangan teror, termasuk rencana serangan ke kantor Kedutaan Besar Denmark di Jakarta, namun polisi belum mengukuhkan hal tersebut. Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri, Marwoto Soeto, sejauh ini hanya mengungkap sejumlah barang bukti yang berhasil disita: “Senpi, kelihatanya cuma satu, revolver. Amunisinya 231, plus 210 jadi 441. Di sekitar TKP ada lokasi latihan bersenjata? informasinya begitu, makanya kan banyak orang yang tahu, masyarakat nya banyak yang tahu. Tapi gak lapor gitu, tapi kalau kita menemukan barang bukti ini, mungkin ada juga yang pakai senjata.”

Dalam operasi penggerebakan itu, satu orang yang diduga sebagai anak buah Abdullah Sonata, tewas tertembak. Polisi mengatakan Yuli Karsono yang diduga disertir tentara itu ditembak karena berusaha melawan polisi saat akan digrebek di rumah kontrakannya. Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri, Marwoto Soeto, mengkaitkan penangkapan Yuli Karsono ini dengan peristiwa penembakan anggota Polisi di Kebumen dan Purworejo beberapa waktu lalu

“Ceritanya itu, pada bulan Maret atau April lalu, ada polisi yang ditembak di Purworejo dan Kebumen, dari itu dicari - dicari akhirnya ketemulah kita. Ada informasi bahwa di tempatnya Wagiman pak Mulyono itu ada orang orang yang dicurigai, apakah dia teroris atau dicurigai karena pelaku pembunuhan anggota polisi itu. Ketangkap, si Yuli itu di rumahnya pak Wagiman, ada barang buktinya itu. KTP nya itu dia anggota Pusat Pendidikan dan Perhubungan TNI Angkatan Darat. Dengan pangkat Prada prajurit dua”

Hari Kamis siang, jenazah Yuli Karsono dan ketiga tersangka teroris pimpinan Abdullah Sonata itu, diterbangkan ke Jakarta untuk pemeriksaan lanjutan.

Zaki Amrullah

Editor : Ayu Purwaningsih