1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Diplomasi Telepon Ukraina-Rusia

20 Juni 2014

Vladimir Putin dan Petro Poroshenko berbicara tentang situasi di Ukraina lewat telepon. Perancis dan Jerman mendesak Rusia agar segera mendukung rencana gencatan senjata.

https://p.dw.com/p/1CMiw
Foto: picture-alliance/dpa

Presiden Ukraina Petro Poroshenko kembali menghubungi Vladimir Putin lewat telepon untuk mendiskusikan upaya menghentikan pertumpahan darah di Ukraina timur. Ini adalah pembicaraan yang kedua kali dalam minggu ini.

"Poroshenko menyampaikan kepada Kepala Negara Rusia butir-butir agenda untuk menenangkan situasi di kawasan tenggara Ukraina", demikian disebutkan dalam sebuah pernyataan pemerintah Rusia yang dikeluarkan di Kremlin.

Selanjutnya disebutkan, Putin memberi "serangkaian tanggapan" dan menekankan bahwa "operasi militer harus segera dihentikan", yang dilangsungkan Ukraina terhadap gerakan separatis pro Rusia di Donetsk dan Luhansk.

Sementara Ukraina menerangkan, Poroshenko menyampaikan pada Putin jadwal waktu agenda perdamaian dan pentingnya pembebasan para sandera yang masih ditahan oleh kelompok separatis sampai saat ini.

Poroshenko juga menyampaikan pada Putin bahwa ia "mengharapkan dukungan untuk agenda perdamaian" setelah gencatan senjata diberlakukan. Pertempuran di Ukraina antara pasukan pemerintah dan kelompok separatis sejak April lalu telah menewaskan sedikitnya 360 orang.

Tekanan dari Jerman dan Perancis

Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Francois Hollande menghubungi Putin hari Kamis (19/06) dan meminta Presiden Rusia itu agar mendesak kelompok separatis di Ukraina meletakkan senjata.

Merkel dan Hollande memperingatkan, jika Rusia tidak memainkan peran konstruktif dalam upaya mengakhiri kekerasan di Ukraina, komunitas internasional akan meningkatkan sanksi terhadap negara itu.

Peringatan itu disampaikan pemimpin kedua negara kepada Putin setelah Sekretaris Jendral NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan bahwa Rusia kembali menempatkan ribuan pasukan tambahan di kawasan perbatasan. Rasmussen menyebut hal itu sebagai "langkah mundur yang sangat disesalkan".

Merkel dan Hollande juga meminta Rusia melanjutkan pembicaraan dengan Ukraina dalam sengketa gas. Pembicaraan itu berakhir tanpa hasil minggu lalu. Rusia kemudian menghentikan pemasokan gas untuk Ukraina dan mengatakan hanya akan menyalurkan gas jika ada pembayaran dimuka.

Pertempuran sengit

Sementara itu, pertempuran sengit dilaporkan masih terus berlangsung di beberapa tempat di Ukraina timur.

Jurubicara militer Ukraina Vladislav Seleznev menerangkan, tujuh tentara tewas dan 30 lainnya luka-luka dalam kontak senjata dengan kelompok separatis di desa Yampil di Donetsk.

Ia mengatakan, sekitar 300 pemberontak tewas, namun hal itu tidak bisa dikonfirmasi. Kubu pemberontak mengaku mereka menderita "kerugian besar".

hp/ap (afp,rtr)