1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ulang Tahun Emas Pasca Reformasi

Agus Setiawan28 September 2013

Redaksi Bahasa Indonesia Deutsche Welle memasuki usia setengah abad dan sudah melepaskan atribut lama. Agus Setiawan menceritakan perubahan yang dialami redaksi dalam beberapa tahun terakhir.

https://p.dw.com/p/19pUD
Gedung pusat Deutsche Welle di BonnFoto: DW

Ulang tahun emas. Reformasi menyeluruh. Redaksi Indonesia DW kini memasuki usia setengah abad. Tegar mengikuti atau melewati arus zaman, dan tentu seperti pepatah, di dunia fana semua terus berubah. Kami juga melakukan perubahan. Bahkan tergolong paling radikal dalam sejarah DW-Indonesia.

Sejak 18 bulan lalu, kami sudah melepaskan atribut lama: siaran radio, menapaki titel baru: tayangan televisi. Dari pertemuan lewat gelombang suara, kini kami hadir dengan gambar bersuara lewat INOVATOR, sebuah tayangan TV berdurasi 30 menit seminggu sekali lewat 8 stasiun mitra di Indonesia. INOVATOR merupakan tayangan unik, yang menampilkan tema-tema paling anyar dan aktual dari dunia sains, teknologi, riset, lingkungan, kesehatan, pendidikan dan tentu saja gaya hidup dan keseharian di Jerman atau Eropa.

Indonesien Programm Screenshot Inovator
Screenshot Inovator, program televisi Deutsche Welle Bahasa Indonesia

Kami juga hadir lebih dekat ke ranah para pemirsa serta user, lewat jalur online: www.dw.de/indonesia serta jejaring social Facebook dan Twitter. DW Indonesia makin menggencarkan dialog interaktif dan menawarkan beragam informasi terkini. Masukan, kritik, saran atau komentar Anda selalu kami tunggu. Jangan ragu, mari kita jalin dialog interaktif yang sehat dan konstruktif lewat Facebook DW Bahasa Indonesia.

Tapi tentu saja melangkah pergi dari dunia radio, memasuki jagad televisi bukan hal mudah. Bukan dari segi teknologi, di mana Jerman merupakan salah satu negara terdepan di bidang ini. Tapi dari sudut emosional. Selama 48 tahun lebih, kami dikenal lewat siaran radio. Di dekade terakhir, dua kali dalam sehari, pagi dan malam, masing-masing satu jam siaran, tujuh hari seminggu, kami selalu hadir dan menyapa para pendengar lewat siaran gelombang pendek. Sapaan pembuka, yang pasti tetap melekat di telinga para pendengar, mulai dari siaran perdana tanggal 30 September 1963 adalah : “Inilah Suara Jerman-Deutsche Welle”.

Screenshot Facebook DW Englisch
Deutsche Welle kini merambah luas ke media sosial seperti Facebook dan Twitter. Demikian halnya dengan redaksi Bahasa Indonesia.Foto: Facebook

Selama lebih dari empat dekade, kami mengamati dan mengikuti roda sejarah yang terus berputar silih berganti. Kami juga melaporkan semuanya, dengan jernih, akurat, independen dan terpercaya langsung dari studio di Jerman mula-mula dari Köln kemudian dari Bonn. Perang dingin berakhir, Tembok Berlin runtuh, Uni Sovyet bubar, era komunisme berakhir, Indonesia menjalani reformasi, diktator di Indonesia runtuh, era keterbukaan pers. Semua dipancarkan langsung lewat siaran radio gelombang pendek atau melalui radio mitra via jalur FM.

Namun juga disadari, arus tuntutan zaman memang sangat kencang. Semua akan terkena, tidak terkecuali juga DW-Indonesia. Dalam dunia multimedia yang makin dinamis, berubah amat cepat dan terus menuntut aktualitas, kami juga harus melakukan adaptasi. Jika tidak, DW-Indonesia akan keteter dalam persaingan di jagad virtual maupun dunia pertelevisian.

Pepatah mengatakan: membuat tembikar yang bagus, harus memakai api yang panas. Menyakitkan, mungkin, tapi itu membentuk sesuatu yang baru dan lebih berguna dari sekedar tanah liat. Mungkin itu ibarat yang paling tepat. Kami mengudarakan siaran radio terakhir tanggal 29 Februari 2012, dan langsung tancap gas di tatanan siaran televisi serta tawaran multimedial.

Bagi para pendengar setia yang mendengar DW Indonesia selama beberapa dekade, siaran radio gelombang pendek, yang sayup-sayup sampai, kadang terputus, atau dibarengi gangguan suara gemerisik seperti angin lesus, kini semua itu tinggal kenangan indah. Bagi kami, menutup siaran radio sepertinya mengantar sahabat lama pergi jauh dan tidak akan kembali sekaligus menyambut datangnya sahabat baru: siaran televisi. Proses itu, ibarat api pencerahan.

Indonesische Redaktion - Agus Setiawan
Agus SetiawanFoto: DW

Juga Deutsche Welle secara keseluruhan, melakukan perubahan total, melakukan adaptasi dan perubahan struktur. Memasuki usia ke-50 kami memiliki keluarga baru. Redaksi Indonesia yang jauh lebih ramping dari segi personal kini berada di redaksi Süd-Ost-Asien (SOA) di bawah pimpinan Grahame Lucas, bersama redaksi Hindi dan Bengali. SOA berarti sinergi dalam tugas sehari-hari, terutama dalam menyusun program tayangan televisi.

Memandang ke depan sekaligus mengingat jejak di belakang, kami meyakini di masa mendatang, kami akan lebih dekat, lebih baik dan lebih akrab menyapa para pemirsa serta user di tanah air maupun di seluruh pelosok dunia. Selamat menyimak tayangan INOVATOR baik lewat stasiun mitra atau langsung di www.dw.de/inovator simak informasi lebih mendalam di www.dw.de/indonesia dan kami ajak Anda terus aktif berdialog di jejaring sosial facebook serta twitter.