1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiUganda

Uganda Tendang Cina dari Proyek Rel Kereta

20 Januari 2023

Pemerintah Uganda membatalkan kontrak kerja dengan perusahaan Cina untuk membangun jalur kereta akibat macetnya pendanaan. Proyek senilai lebih dari USD 2 miliar itu kini ditawarkan kepada perusahaan Turki.

https://p.dw.com/p/4MTPi
Jalur kereta buatan Cina di Kenya
Jalur kereta Mombasa-Nairobi di Kenya yang dibangun CinaFoto: Wang Teng/Xinhua/picture alliance

Pembatalan kontrak secara sepihak dengan China Harbour and Engineering Company Ltd (CHEC) diputuskan pemerintah Uganda akhir pekan silam. Kerja sama yang dirintis sejak 2015 itu sedianya akan menghadirkan rel kereta berbadan lebar pertama di Uganda.

Jalur kereta sepanjang 273 kilometer itu kelak akan menghubungkan ibu kota Kampala dengan Nairobi ibukota negara jiran, Kenya, hingga ke kota pelabuhan Mombasa di tepi Samudera Hindia. Pembangunan ditaksir akan menelan biaya senilai USD 2,2 miliar.  

Kisruh berawal dari kegusaran pemerintah Uganda terhadap sikap Cina yang terkesan enggan menyediakan pinjaman uang untuk pembangunan proyek. "Kini pemerintah di Kampala sedang bernegosiasi dengan perusahaan Turki, Yapi Merkezi, untuk memgambilalih proyek tersebut", menurut seorang pegawai senior Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi kepada Reuters.

Pejabat yang enggan menyebutkan namanya itu menyebut Cina melanggar komitmen sendiri. "Salah satu kewajiban yang tertera dalam kontrak dengan Cina adalah bahwa mereka seharusnya membantu Uganda mencari pendanaan. Sayangnya hal ini tidak terjadi,” kata dia.

Dia mengatakan, pihaknya sudah menulis kepada perusahaan Cina pada Desember silam untuk mengabarkan pembatalan kontrak. Hingga kini, CHEC tidak mengindikasikan akan menggugat keputusan tersebut.

Berpaling ke Turki

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Wang Wenbin mengatakan, Cina dan Uganda sebelumnya sudah pernah bekerja sama membangun jalur kereta, bendungan, jalan tol, pengembangan minyak dan gas dan pembangunan infrastruktur.

"Cina dan Uganda adalah mitra yang komperhensif dan kerja sama praktis antara kedua negara merupakan pondasi kooperasi antara Cina dan Afrika,” kata dia kepada media di Beijing.

Semantara dalam kesempatan terpisah, sumber Reuters di Kementerian Transportasi Uganda membenarkan adanya proses negosiasi dengan Yapi Merkezi dari Turki. 

"Jadi, sekarang diskusi yang kami lakukan adalah dengan Yapi Merkezi. Perusahaan Turki itu manyatakan tertarik. Sejauh ini belum ada kontrak dengan mereka, tapi sudah ada nota kesepahaman (MoU) dan prosesnya sekarang dipercepat.”

Tergiur proyek di negeri tetangga

Yapi Merkezi membenarkan klaim, telah menandatangani MoU dengan pemerintah Uganda, meski belum menyepakati kontrak kerja.

Perusahaan yang bermarkas di Istanbul itu selama ini dikenal lewat proyek kereta ringan di kawasan urban. Belakangan, Yapi Merkezi mulai merambah ke luar negeri, dengan mengerjakan proyek rel di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Etiopia dan Slovenia.

Pemerintah Uganda disebutkan terkesan oleh proyek kereta jarak jauh yang sedang dikerjakan Yapi Merkezi di Tanzania. Menurut sumber Reuters di Uganda, pemerintah di Kampala telah mengirimkan delegasi ke Tanzania untuk menginspeksi proses konstruksi.

Di Tanzania, Yapi Merkezi membangun rel kereta berstandar internasional sepanjang 1.219 kilometer. Rel tersebut kelak menghubungkan Tanzania dengan Uganda dan sejumlah negara jiran lain di tenggara Afrika.

rzn/as (rtr,afp)