1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

UNESCO Peringatkan Krisis Pendidikan Dunia

Gaby Reucher31 Januari 2014

Satu dari tujuan terpenting program UNESCO: Semua anak di dunia harus punya akses pendidikan. Sayangnya dalam laporannya UNESCO menyatakan sampai tahun 2015 tujuan tersebut belum bisa diraih.

https://p.dw.com/p/1Ayzk
Foto: dapd

Laporan UNESCO tentang pendidikan yang disampaikan di ibukota Ethiopia, Addis Ababa, begitu memprihatinkan. Dalam laporannya UNESCO menyatakan, 57 juta anak di seluruh dunia tidak pergi ke sekolah, sedangkan 774 juta orang dewasa di seluruh dunia buta huruf. Dalam laporannya UNESCO juga menyebutkan bahwa perempuan dan laki-laki di daerah pedesaan dan negara-negara berkembang adalah mereka yang paling sering dirugikan dalam hal pendidikan. “Kami memperkirakan bahwa kami harus tetap bekerja keras selama dan setelah tahun 2015 demi tujuan-tujuan tersebut,“ kata Pauline Rose penanggung jawab UNESCO terkait laporan pendidikan dunia.

Tak seperti implementasinya, nota kesepakatan yang telah dicapai di Dakar tahun 2000 dalam forum pendidikan dunia terdengar begitu penuh harapan. 164 negara di dunia dalam forum tersebut menyatakan diri berkewajiban untuk memasukkan 6 tujuan besar pendidikan dalam agenda mereka. Termasuk diantaranya adalah akses pendidikan lebih baik bagi anak usia dini dan sekolah dasar, pengurangan separuh jumlah orang buta huruf dan kesetaraan peluang pendidikan bagi laki-laki dan perempuan.

Kemajuan dalam pendidikan dunia

“Kemajuan yang terjadi terutama terkait akses pendidikan,“ kata Barbara Malina yang bertanggung jawab sebagai komisi UNESCO Jerman untuk bidang pendidikan. Sejak tahun 2000 pendidikan untuk anak-anak prasekolah sudah sangat diperluas. “Dulu hanya sepertiga anak yang memperoleh pendidikan prasekolah,“ kata Malina. Sekarang separuh dari jumlah anak yang ada sudah masuk TK dan pendidikan prasekolah. Juga menyangkut akses pendidikan dasar, banyak negara yang telah mengalami kemajuan. Malina mengatakan, “Jumlah anak-anak di seluruh dunia yang tidak pergi ke sekolah dasar, sejak tahun 2000 bisa dikurangi menjadi separuh.“

Perkembangan yang stagnan

Meski telah ada perbaikan, perbaikan-perbaikan tersebut tercapai pada tahun-tahun pertama setelah pelaksanaan forum pendidikan dunia di Dakar. Sejak saat itu perkembangan di berbagai bidang penting menjadi mandek. Contohnya adalah jumlah remaja yang tidak pergi ke sekolah, sejak tahun 1999 memang telah ada penurunan sebanyak 31 persen atau sebanyak 69 juta orang, akan tetapi sejak tahun 2007, hanya ada sedikit perubahan. “Akses remaja terhadap pendidikan harus diperbaiki secara signifikan,“ kata Paulina Rose dari UNESCO.

Stagnasi juga terlihat jelas dalam jumlah orang dewasa buta huruf. “774 juta orang di dunia buta huruf di mana duapertiga dari mereka adalah perempuan,“ lanjut Pauline Rose. Jumlah orang dewasa yang buta huruf sejak tahun 1990 telah turun sebanyak 12 persen, akan tetapi semenjak tahun 2000 penurunannya hanya satu persen.

UNESCO juga mencatat, sekitar 175 juta kaum muda di seluruh dunia hanya bisa sedikit membaca atau tidak sama sekali. Sebuah masalah yang menimpa sepertiga dari kaum muda perempuan di selatan dan barat Afrika. Secara keseluruhan, Pauline Rose memperkirakan bahwa tak ada satu pun dari enam tujuan pendidikan tadi yang bisa dicapai tahun 2015.

Guru dan kualitas pelajaran: kunci pendidikan dunia

Banyak negara yang nyatanya sampai kini belum bisa mencapai target seperti yang telah disepakati dalam forum pendidikan dunia di Dakar. Menurut laporan yang dikeluarkan UNESCO, hal ini terjadi terutama akibat kondisi guru dan kualitas pelajaran. Belajar dan mengajar adalah tema utama laporan tahun ini. “250 juta anak di seluruh dunia tidak memperoleh kemampuan dasar membaca dan menghitung meskipun separuh dari mereka telah bersekolah selama 4 tahun,“ kata Barbara Malina. “Itu adalah hasil laporan yang menggelisahkan,“ tambahnya.

Menurut UNESCO, kualitas pendidikan sangat bergantung pada kualitas guru dan pelajaran. Di banyak negara terjadi kekurangan guru yang sangat signifikan. Agar anak-anak di seluruh dunia bisa mendapat pendidikan sekolah dasar, sampai tahun 2015 dibutuhkan sebanyak 5,1 juta guru. Dalam laporan UNESCO tersebut juga dinyatakan bahwa guru di banyak daerah di dunia membutuhkan pendidikan dan pendidikan lanjutan yang lebih baik serta kemudahan akses terhadap materi pelajaran dan gaji yang sesuai.