1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa Akan Kirim Misi Khusus untuk Myanmar

25 Mei 2010

Sebagai bagian mendorong demokratisasi di negara yang dipimpin oleh junta militer tersebut. Misi Uni Eropa untuk Myanmar nanti akan menjadi yang pertama kalinya sejak misi serupa tahun 2002.

https://p.dw.com/p/NWk0
Logo ASEAN dan Uni EropaFoto: DW

Sementara pertemuan tingkat menteri Uni Eropa ASEAN yang berlangsung hari Rabu di Madrid akan membahas pemanasan global, terorisme dan hubungan ekonomi. Hari Selasa kemarin, para pejabat tinggi sudah bertemu di Madrid.

Uni Eropa Siapkan Misi ke Myanmar

Uni Eropa akan mengirimkan misi khusus ke Myanmar, sebagai bagian dari usaha dalam menekan rezim junta militer Myanmar untuk menyerap demokrasi. Beberapa waktu terakhir ini, masyarakat internasional telah menyiapkan strategi pendekatan baru bagi Myanmar. Di tengah keprihatinan terhadap pemilu yang akan digelar tahun ini di negara otoriter tersebut. Dicemaskan, pemilu akan berlangsung tidak demokratis.

Terbuka Pintu Dialog

Uni Eropa dan sekutunya, Amerika Serikat dan Australia, tetap menjaga sanksi dan tekanan atas demokrasi serta penegakan HAM di Myanmar. Namun Uni Eropa tetap membuka pintu dialog, ujar pejabat senior Uni Eropa untuk kawasan Asia Pasifik, Jose Eugenuio Salarich. Alasannya, ada kecenderungan masalah dapat dipecahkan lewat dialog. Misalnya seperti kunjungan utusan khusus AS Kurt Campbell baru-baru ini ke Yangon.

Misi Uni Eropa ke Myanmar Pertama Sejak 2002

Misi Uni Eropa untuk Myanmar nanti akan menjadi yang pertama kalinya sejak misi serupa tahun 2002. Misi ini juga hanya akan terwujud bila junta militer mengizinkan delegasi Uni Eropa bertemu muka dengan perwakilan oposisi, tambah Salarich. Termasuk berjumpa dengan pimpinan Liga Nasional untuk Demokrasi Aung San Suu Kyi, yang sudah menjalani 14 tahun tahanan rumah dalam kurun lebih dari dua puluh tahun belakangan ini.

BdT Myanmar Suu Kyi Geburtstag Demonstration in Rangun
Dokumentasi ulang tahun Aung San Suu Kyi yang diwarnai demonstrasiFoto: AP

Pertemuan Uni Eropa-ASEAN

Selasa kemarin, pejabat tinggi Uni Eropa dan ASEAN mengadakan pertemuan, disusul dengan pertemuan tingkat menteri Rabu ini. Namun menurut Dirjen ASEAN, Jauhari Oratmangun yang menghadiri pertemuan, isu Myanmar tak dimasukan dalam agenda khusus pertemuan itu. Diantaranya yang menjadi agenda adalah penanganan pemanasan global, terorisme, perombakan, perjanjian non proliferasi nuklir, bencana alam, dan hubungan Uni Eropa-ASEAN dengan Cina: „membahas perkembangan hubungan ASEAN-UNI Eropa selama setahun terakhir ini. Ke depan ingin seperti apa hubungannya. Keinginannya itu adalah kerjasama kedua pihak. Kita bahas juga isu regional dan internasional, Irak, Afghanistan,dll. Juga penangkalan radikalisme dan isu lingkungan serta mengatasi krisis ekonomi.“

Pertemuan tingkat menteri Uni Eropa-ASEAN yang digelar di Madrid, Spanyol tahun ini menandai tiga puluh tahun hubungan antara Uni Eropa dengan ASEAN. Pertemuan ini juga akan dihadiri oleh direktur kebijakan luar negeri Catherine Ashton, delapan dari 10 menteri luar negeri Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara ASEAN dan sembilan menlu dari 27 negara anggota Uni Eropa. Dirjen ASEAN, Jauhari Oratmangun, mengakui masalah Myanmar kerap menjadi duri dalam daging hubungan Uni Eropa-ASEAN: „Masak isu ASEAN hanya Myanmar. Itu maunya mereka. Kok sempit sekali. Mereka tak bisa mengadili kita. Selama ini hubungan EU-ASEAN terhambat karena isu Myanmar itu. Padahal bukan hanya itu masalah ASEAN.“

Thailand Tak Jadi Agenda Khusus

Unruhe und Gewalt in Thailand Flash-Galerie
Kerusuhan ThailandFoto: AP

Begitu pula konflik pemerintah Thailand dengan kelompok oposisi tidak menjadi agenda khusus dalam pertemuan Uni Eropa – ASEAN. Sebab ketegangan di negara Gajah Putih itu dianggap sebagai masalah internal. Meski demikian pemerintahan di Bangkok diharapkan terus menginformasikan perkembangan negaranya pada Uni Eropa.

AP/HP/dw/dpa