1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa Bahas Konflik Terbaru Dengan Iran

1 Desember 2011

Uni Eropa membahas sanksi lebih keras dan luas terhadap Iran, terkait laporan IAEA mengenai program atom Iran. Sebagai reaksi atas insiden penyerbuan ke kedutaan Inggris di Teheran, Eropa akan meningkatkan tekanannya.

https://p.dw.com/p/13KSZ
Foto: ISNA

Para menteri luar negeri Uni Eropa, menggelar sidang di Brussel, Kamis (01/12) untuk membahas hubungan diplomatik dengan Iran, pasca penyerbuan kedutaan besar Inggris di Teheran. Sejauh ini Uni Eropa belum memutuskan bentuk konkrit sanksi lebih keras terhadap Iran. Diperkirakan akan diputuskan sanksi ekonomi luas. Antara lain pelarangan import minyak dari Iran dan pelarangan transaksi bisnis dengan bank sentral Iran.

Iranische Erdölanlage am persischen Golf
Industri minyak Iran terpukul sanksi internasional.Foto: Fars

Sanksi ekonomi sebelumnya, terkait laporan badan energi atom internasional-IAEA, mengenai adanya bukti bahwa Teheran berupaya membuat bom atom, amat membebani ekonomi Iran. Kongres AS melaporkan, cabang perminyakan, gas bumi dan industri petrokimia Iran yang merupakan cabang ekspor terpenting, mengalami pukulan telak. Juga perusahaan kecil dan menengah mengeluhkan semakin langkanya bahan baku yang diperlukan. Banyak perusahaan di Iran bangkrut atau terpaksa memecat para karyawannya.

Saling usir diplomat

Sebagai konsekuensi dari insiden penyerbuan kedutaannya, Inggris memerintahkan penutupan kedutaan Iran dan mengusir duta besarnya di London. Pemerintah Inggris juga menyatakan menutup kedutaannya di Teheran. Sebagai balasannya, Iran melakukan langkah serupa, mengusir semua diplomat Inggris dari Teheran. Iran juga memperingatkan negara barat, untuk tidak melancarkan serangan militer.

Sebelumnya, Jerman, Perancis dan Belanda menarik pulang para dutabesarnya dari Teheran dengan alasan konsultasi. Juga ditegaskan sebagai pertanda solidaritas terhadap Inggris. Juga ketiga negara semakin kencang melontarkan tuntutan, untuk menghentikan impor minyak dari Iran. Rusia juga mengecam insiden tsb, tapi tetap menolak perluasan sanksi terhadap rezim di Teheran.

Pimpinan di Teheran bereaksi keras terhadap kritik internasional. Ketua parlemen, Ali Larijani menuduh barat dan dewan keamanan PBB, yang mengecam insiden diplomatik itu, menerapkan standar ganda. Larijani seperti dikutip kantor berita FARS, juga memperingatkan dampak negatifnya terhadap situasi keamanan global.

Israel hati-hati dengan opsi militer

Iranische Atomanlage in Bushehr
Reaktor atom Iran yang diincar opsi militer Israel.Foto: Fars

Di sisi lainnya, Israel yang merupakan musuh bebuyutan Iran, masih terus mendiskusikan opsi serangan militer ke instalasi atom Iran. Namun mantan direktur dinas rahasia luar negeri Israel-Mossad, Meir Dagan memperingatkan dampak serangan semacam itu bagi Israel dan seluruh kawasan Timur Tengah.

“Saya pikir, Israel akan terlibat sebuah perang regional. Pertanyaannya adalah, setinggi apa ongkos yang harus ditanggung Israel, sebagai dampak dari langkah semacam itu. Saya harus mengatakan, kerusakannya amat besar, yang dalam jangka panjang akan menyebabkan lumpuhnya kehidupan normal di Israel dan juga menelan korban jiwa“, papar mantan direktur Mossad itu.

Di lain pihak, mantan pimpinan dinas rahasia militer Israel, Amos Jadlin, walaupun berbeda pendapat dengan Dagan, menegaskan tetap harus dibuka opsi perundingan diplomatik dengan Iran.

Dalam sidang para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussel, Kamis (01/12), juga akan dibahas konsekuensi lanjutan terhadap Iran, terkait laporan badan energi atom internasional IAEA mengenai bukti adanya program senjata atom yang dikembangkan Teheran.

Agus Setiawan/dpa/rtr/afp/dw

Editor : Dyan Kostermans