1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa Buka Kantor Perwakilan di Benghazi

23 Mei 2011

Libya masih jauh dari pergantian kekuasaan. Tetapi haluan bagi masa setelah Gaddafi sudah ditetapkan. Uni Eropa kini memiliki kantor perwakilan di Benghazi, dan memiliki hubungan resmi dengan pemerintahan transisi.

https://p.dw.com/p/11LRj
epa02745798 EU Foreign policy representative Catherine Ashton (C) and the Managing Director for Crisis Response and Coordination, Agostino Miozzo (R), are accompanied by unidentified security personnel (L) in Benghazi, Libya, 22 May 2011. According to the EU, Ashton arrived on 22 May in Benghazi to open the EU office that its being set up by the European External Action Service (EEAS) team under Miozzo at the Tibesti Hotel. The hotel houses the UN and international agencies, the EU's Humanitarian Aid Agency ECHO and diplomats from national governments. EPA/STRINGER +++(c) dpa - Bildfunk+++
Catherine Ashton di Benghazi (22/05)Foto: picture alliance / dpa

Catherine Ashton, wakil tertinggi politik luar negeri dan keamanan Uni Eropa, adalah politisi dengan jabatan tertinggi, yang pernah mengunjungi pihak oposisi di Libya. Kunjungannya bertujuan untuk meresmikan kantor perwakilan Uni Eropa, yang berlokasi di sebuah hotel di Benghazi.

Dengan langkah itu ia membawa harapan ke jantung gerakan perlawanan di negara itu. Staf perwakilan Uni Eropa bertugas untuk membantu pengadaan dan pemberian layanan kesehatan bagi warga. Mereka juga ditempatkan untuk memberikan saran bagi pendirian sistem pendidikan dan untuk mengatasi masalah keamanan.

Rakyat Punya Impian

Dalam kunjungannya Ashton mengatakan, "Saya melihat visi yang tampak dalam poster-poster di jalanan, saat saya dalam perjalanan dari lapangan terbang, yang mengatakan 'kami punya impian', dan saya hari ini datang untuk menjelaskan dan menekankan adanya dukungan jangka pendek dari Uni Eropa, dan juga kedalaman serta luasnya dukungan kami."

European Union foreign policy chief Catherine Ashton, center, Head of the Crisis Mission for the European External Action Service Agostino Miozzo, left, and Head of the political committee of the National Transitional Council, Fathi Baja visit the square next to the courthouse in Benghazi, Libya Sunday, May 22, 2011. The European Union established formal diplomatic contact with the opposition seeking to topple Moammar Gadhafi on Sunday by opening an office in the eastern rebel stronghold of Benghazi and promised support for a democratic Libya. (AP Photo/Wissam Saleh)
Catherine Ashton bersama kepala misi penanganan krisis Uni Eropa Agostino Miozzo (kiri), dan kepala komisi politik pemerintahan transisi Fathi Baja (kanan) di Benghazi.Foto: AP

Sejak lebih dari tiga bulan lalu, pemberontak mengadakan perlawanan dan berperang melawan pasukan penguasa Libya, Muammar Gaddafi. Walaupun Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO melanjutkan dukungan militernya, garis depan pertempuran tidak berubah dalam beberapa pekan terakhir. Pemberontak mempertahankan kekuasaannya di beberapa kota dan daerah, terutama di bagian timur Libya. Sedangkan Gaddafi terus berusaha mengambil alih kembali kekuasaan di seluruh negeri.

Berkaitan dengan langkah militer dari aliansi internasional, Catherine Ashton mengatakan, ia selalu menekankan bahwa penjagaan kemanan warga sipil Libya menjadi dasar utama. Ia menambahkan juga, selama ini sudah terlalu banyak orang tewas, sehingga sudah jelas bahwa Gaddafi harus meninggalkan negara itu.

Pemerintah Transisi Usahakan Dukungan

Der Vorsitzende des libyschen Übergangsrates, Mustafa Abdul Dschalil, spricht am Montag(19.04.2011) bei einer Pressekonferenz im italienischen Außenministerium in Rom. Dschalil habe die Zahl der Opfer bei dem Auftstand gegen das Gaddafi-Regime erneut auf 10 000 beziffert und von bis zu 55 000 Verletzten gesprichen, sagte der italienische Außenminister Franco Frattini nach dem Treffen mit Dschalil. Italien hatte Anfang April angekündigt, den Übergangsrat der Anti-Gaddafi-Rebellen als einzigen Gesprächspartner formal anzuerkennen. Foto: Mauro Scrobogna /LaPresse dpa (zu dpa 0683) +++(c) dpa - Bildfunk+++
Mustafa Abdul Jalil, ketua pemerintahan transisi LibyaFoto: picture-alliance/dpa

Mustafa Abdel Jalil, kepala pemerintahan transisi yang didirikan pemberontak di kota Benghazi mengatakan, kedatangan Ashton menunjukkan, semakin besarnya dukungan Uni Eropa bagi rakyat Libya agar dapat hidup di negara yang berdasaran demokrasi dan kebebasan. Ia menambahkan, rakyat Libya sangat menghargai kunjungan itu dan berterimakasih kepada Uni Eropa atas sokongannya bagi revolusi. Sejumlah warga Libya berkumpul dan mendekati Ashton sambil menunjukkan tanda "victory" dengan tangan mereka. Seorang pria berkata, semua rakyat Libya merasa senang.

Pemerintahan transisi yang didirikan pemberontak terus mengusahakan dukungan dari luar negeri. Hari ini, Mustafa Abdel Jalil akan mengadakan kunjungan dua hari ke Turki. Demikian dinyatakan Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu. Jalil akan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Turki, Recep Tayaip Erdogan dan Davutoglu. Pokok utama pembicaraan adalah perkembangan terakhir di Libya dan cara untuk memperbaiki koordinasi serta kerja sama dalam misi-misi bantuan kemanusiaan yang telah dimulai Turki di Libya.

dw/afp/Marjory Linardy

Editor: Rizki Nugraha