1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa Pertimbangkan Perluasan Sanksi Terhadap Iran

Bernd Riegert
17 April 2024

Setelah konferensi video, para menlu Uni Eropa mengumumkan rencana perluasan sanksi terhadap Iran. Pada saat yang sama, mereka menuntut Israel dan Iran melakukan deeskalasi.

https://p.dw.com/p/4esE4
Pejabat urusan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell
Pejabat urusan luar negeri Uni Eropa, Josep BorrellFoto: Frederic Sierakowski/European Union

"Para menteri menyerukan semua aktor di wilayah ini untuk mundur dari jurang keterpurukan!" Dengan kata-kata dramatis tersebut, pejabat urusan luar negeri Uni Eropa (UE), Josep Borrell, melayangkan seruan kepada Iran dan Israel usai konferensi video para menteri luar negeri UE.

Borrell mengatakan, serangan langsung Iran terhadap Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya merupakan eskalasi baru. "Sekarang adalah waktunya untuk menghindari eskalasi lebih lanjut. Jika tidak, Timur Tengah akan terjerumus ke dalam perang skala penuh. Para menteri luar negeri UE sepenuhnya sepakat," kata Joseph Borrell, bahwa Israel dan Iran diharapkan menahan diri.

Beberapa menteri, termasuk menlu Jerman Jerman Annalena Baerbock, menyerukan sanksi yang lebih keras terhadap rezim di Iran. Borrell mengatakan, saat ini sedang dipertimbangkan untuk memperluas sanksi ekstensif yang sudah ada. Keputusan mengenai hal ini akan diambil minggu depan.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Menteri-menteri luar negeri negara Eropa lainnya juga menyarankan untuk menjatuhkan sanksi terhadap Garda Revolusi Iran yang merupakan sebuah unit tentara elit rezim di Teheran, dan mendeklarasikannya sebagai kelompok teroris.

Kepala kebijakan luar negeri UE menekankan bahwa sanksi ini telah berlaku sejak tahun lalu. Mencantumkan Garda Revolusi sebagai kelompok teroris, serupa dengan Hamas, sejauh ini gagal karena kendala hukum. Untuk pencatatan resmi, harus ada tindakan khusus yang dilakukan oleh Garda Revolusi di negara anggota UE. "Hingga saat ini, belum ada kasus seperti itu yang dilaporkan," kata Borrell. Mereka juga ingin hal ini diperiksa kembali oleh pengacara Komisi UE.

Menlu Jerman Annalena Baerbock sibuk bolak-balik ke Timur Tengah
Menlu Jerman Annalena Baerbock sibuk bolak-balik ke Timur TengahFoto: Michael Kappeler/dpa/picture alliance

Jangan lupakan bencana kemanusiaan di Gaza

Josep Borrell sebelumnya memuji kunjungan Menlu Jerman Annalena Baerbock ke Israel. "Dia mungkin bisa mempengaruhi sesuatu di sana karena Jerman memiliki ikatan yang kuat dengan Israel," kata Borrell.

Borrel juga menekankan bahwa UE tetap berdiri teguh di pihak Israel untuk menangkal serangan dari Iran. "Tetapi kita tidak boleh melupakan bencana kemanusiaan di Jalur Gaza," katanya. Dia mengulangi seruan bersama para menteri Uni Eropa untuk segera melakukan gencatan senjata jangka panjang di Jalur Gaza untuk membebaskan sandera Israel dari tangan teroris Hamas dan untuk memungkinkan pasokan makanan dan bantuan ke penduduk sipil.

Hari Rabu, di Capri, Italia, akan berlangsung pertemuan menlu negara-negara G-7 ditambah perwakilan UE. Diplomat Italia mengatakan, Iran, Israel, Hamas, dan situasi di Jalur Gaza akan menjadi salah satu agenda utama. Selain itu G-7 juga akan membahas perang agresi Rusia terhadap Ukraina.

Lebih banyak bantuan untuk Ukraina

Tiga anggota G7 dari Eropa, Perancis, Inggris dan Jerman, bersama Kanada dan Jepang akan membahas bagaimana mereka bisa meningkatkan bantuan ke Ukraina, setelah Partai Republik di AS memblokir bantuan baru di Kongres.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sekali lagi mengimbau mitra-mitra Baratnya untuk menyediakan sistem pertahanan udara yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi serangan drone dan rudal dari Rusia.

Tuan rumah pertemuan tingkat menlu G7, menlu Italia Antonio Tajani, menegaskan bahwa G7 bukan pihak yang berperang melawan Rusia di Ukraina, namun akan melindungi perbatasan timur NATO. "Kami tidak dapat berbuat lebih banyak karena kami tidak sedang berperang dengan Rusia dan tidak ada rudal serta drone yang ditembakkan ke negara-negara NATO," katanya. (hp/as)