1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa-Rusia Bahu Membahu dalam Perlindungan Iklim

18 November 2009

Pada KTT UE-Rusia di Stockholm (18/11) Rusia nyatakan akan turunkan emisi gas rumah kaca sekitar 20 hingga 25 persen sampai tahun 2020.

https://p.dw.com/p/KaVA
Presiden Rusia Dmitri Medvedev (kiri), PM Swedia Fredrik Reinfeldt (tengah) dengan Presiden Komisi UE Jose Manuel Barroso di Stockholm, Swedia (18/11)Foto: AP

Pada pertemuan puncak antara Uni Eropa dan Rusia di Stockholm, Rusia telah menyampaikan kejutan melalui pernyataan akan mengikuti target Uni Eropa untuk menurunkan emisi CO2 yang merusak iklim dalam jumlah yang cukup besar hingga tahun 2020. Presiden Rusia Dmitri Medvedev mengutarakan pada KTT tersebut, ia menyarankan negaranya untuk menetapkan sasaran baru untuk menurunkan emisi CO2 dalam sebelas tahun ke depan, yaitu sekitar 20 hingga 25 persen. Demikian diungkapkan Presiden Komisi UE, José Manuel Barroso di Stockholm hari Rabu (18/11): "Karena Konferensi Iklim di Kopenhagen akan berlangsung dua minggu ke depan, saya sangat menyambut baik isyarat yang diberikan Presiden Medvedev hari ini bahwa Rusia akan menurunkan emisinya sekitar 25 persen."

Sebelumnya pemerintah di Moskow menetapkan target penurunan 15 persen emisi gas rumah kaca dibandingkan dengan emisi yang dikeluarkan tahun 1990. Sedangkan UE sendiri merencanakan sedikitnya mengurangi 20 persen dibandingkan dengan emisi 1990, dan bila negara lain menyamakan targetnya, maka UE bahkan akan menurunkan sasarannya hingga 30 persen.

Dalam pidato kenegaraannya baru-baru ini, Presiden Rusia Medvedev menyebut perekonomian Rusia sebagai terkebelakang karena masih tergantung dengan sumber alam. Ia menyerukan agar Rusia melakukan kemungkinan yang beragam. Dalam kaitan ini Komisaris untuk urusan luar negeri UE Benita Ferrero-Waldner mengutarakan: "Rusia membutuhkan apa yang misalnya telah kita lakukan bagi perekonomian kita pada tahun 70-an dan 80-an. Ingat misalnya perekonomian Jerman dan batu bara serta industri baja yang tentunya memerlukan pembaruan. Dan saat ini kita mengalami perubahan iklim. Ini berarti bahwa yang kita namakan industri hijau akan menjadi sangat penting."

Di depan para wartawan, Presiden Rusia Dimitri Medvedev tidak menyebut angka-angka yang nyata. Namun menurut laporan kantor berita Rusia Interfax yang mengacu pada delegasi Rusia, Medvedev menyarankan penurunan sejumlah 25 persen yang akan dicapai melalui perbaikan pabrik-pabrik agar pengeluaran energi menjadi lebih hemat.

Selain tema mengenai iklim, dalam KTT Rusia dan UE itu juga dibicarakan tentang keanggotaan Rusia dalam Organisasi Perdagangan Dunia WTO. Rusia ingin secepatrnya menjadi anggota, namun belum mengetahui apakah akan masuk sendiri atau bersama dengan bekas negara anggota Republik Soviet, Kazakhstan dan Belarus.

Banyak pebisnis mengeluh karena di Rusia susah menjalankan bisnis tanpa terlibat korupsi. Dan ini menghambat upaya untuk menarik investasi. Dalam isu ini Medvedev menunjukkan sikap yang kritis: "Kami mengetahui masalah dalam perekonomian kami. Ini tentu juga menyangkut korupsi. Untuk itu hanya ada satu pendapat: Rusia akan terus berupaya memerangi korupsi dan menghukum orang yang terlibat."

Tetapi, Medvedev juga mengatakan bahwa korupsi terdapat di mana-mana dan bukan hanya masalah Rusia.

Perbedaan pendapat memang terlihat pada KTT UE-Rusia di Stockholm, apakah itu menyangkut isu korupsi, HAM atau keadaan pasca perang Georgia-Rusia. Hal ini diakui kedua pihak namun mereka menyatakan, karena perbedaan itulah mereka melakukan perembukan.

CS/AR/afpd/afpertrd