Uni Eropa Siasati Penangkapan Ikan Berlebihan
7 April 2014Rata-rata warga Jerman mengonsumsi lebih dari 15 kilogram ikan per tahun. Total keseluruhannya mencapai empat kali dari kuota penangkapan ikan legal bagi Jerman di perairan Uni Eropa. 6 April 2014 adalah Hari Ketergantungan Ikan di Jerman - hari saat ketergantungan akan impor ikan dimulai hingga akhir tahun, seraya tangkapan ikan di Jerman sudah habis sejak mulai dikonsumsi 1 Januari lalu. Jerman mengandalkan impor selama 8 bulan dalam setahun untuk memenuhi permintaan domestik atas produk ikan.
Bagi seluruh Eropa, tanggalnya jatuh pada 11 Juli, mengingat hampir separuh ikan yang dikonsumsi di Uni Eropa berasal dari perairan eksternal.
Berdekade penangkapan berlebihan
Eropa sepenuhnya patut disalahkan atas situasi ini, menurut Nina Wolff dari Ocean2012, sebuah aliansi organisasi yang bertujuan mengubah Kebijakan Perikanan Eropa.
"Memang benar stok ikan Eropa banyak yang berada dalam situasi buruk karena berdekade melewati penangkapan secara berlebihan, dan tentunya produktivitas tidak dapat dioptimalkan," kata Wolff. "Hari Ketergantungan Ikan bisa dipandang sebagai sinyal peringatan atau desakan atas regenerasi stok ikan Eropa."
Organisasi lingkungan Greenpeace dan WWF menekankan bahwa 30 persen laut dunia menjadi lokasi penangkapan ikan berlebihan, dan WWF menyusun daftar 101 spesies ikan yang paling banyak diimpor yang harus dihindari konsumen.
Meningkatnya keberlanjutan
Menurut Ursula Hudson dari Slow Food Jerman, apabila seluruh 150 spesies ikan yang bisa dimakan dibudidayakan dalam perilaku keberlanjutan, Hari Ketergantungan Ikan akan jatuh pada tanggal 4 Oktober.
Bersama Ocean2012 dan badan pembangunan Jerman, Bread for the World, Slow Food menyerukan kepada pemerintah Jerman untuk mematuhi Kebijakan Perikanan Bersama (CFP) Uni Eropa yang sudah direformasi, yang mulai berlaku Januari 2014. Diharapkan seluruh negara Uni Eropa telah menerapkan aturan baru pada tahun 2020.
Melindungi negara berkembang
Aturan baru termasuk larangan membuang hasil tangkapan yang bertujuan mengurangi volume spesies lain yang ikut tertangkap. Nelayan Uni Eropa juga harus mengikuti aturan saat berada di perairan asing. Hingga kini, penangkapan ikan oleh negara-negara Eropa di perairan Afrika telah merampas sumber protein penting bagi warga setempat.
"Uni Eropa harus secara drastis mengurangi aktivitas penangkapan ikan global," cetus Francisco Mari dari Bread for the World. "Perjanjian perikanan dengan negara-negara berkembang seharusnya hanya berlaku bagi stok populasi ikan tertentu yang surplus, dan ikan-ikan harus diproses di negara-negara berkembang untuk menciptakan lapangan kerja."
Ia mengungkapkan bahwa 90 persen ikan yang ditangkap di pesisir Namibia langsung dikirim ke Eropa.
Mari mengatakan dirinya mendukung penggolongan Guinea, Belize dan Kamboja ke dalam daftar hitam oleh badan pengatur perikanan Eropa. Ketiga negara tadi dituding menangkap ikan secara ilegal dan tanpa aturan. Hasilnya, tidak ada negara anggota Uni Eropa yang boleh mengimpor produk ikan dari negara-negara tersebut dan aktivitas perikanan Uni Eropa dilarang di perairan ketiga negara.
Meski ada aturan ini, sejumlah ikan yang 'terlarang' masih saja berujung di Eropa. Selama bertahun-tahun, ikan yang ditangkap di perairan Guinea oleh kapal pemukat Cina dan Korea secara ilegal dipindahkan ke kapal-kapal Eropa di laut lepas.