1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

110810 Bedrohung Energieversorgungsanlagen

11 Agustus 2010

Pengamanan dan keamanan pembangkit tenaga listrik di Jerman juga menjadi tema penting. Tidak hanya terhadap bencana alam, akan tetapi terutama terhadap serangan teror.

https://p.dw.com/p/OiX9
Pengamanan pembangkit listrik tenaga atom Grohnde, Jerman, ditingkatkan dengan menggunakan kamera pengawasFoto: dpa

Holger Poser duduk termenung di depan komputernya. Di layar komputer nampak jaringan listrik kota Hamburg. Poser adalah kepala bagian kantor pemerintah kota Hamburg untuk perlindungan bencana. Perhatiannya tertuju khusus pada tiga transformator besar di perbatasan Hamburg. Holger Poster memaparkan:

"Mengapa transformator itu penting, karena kota Hamburg hanya memiliki tiga transformator itu dan ketiganya menjamin penyediaan listrik untuk Hamburg. Bila tiga pembangkit tenaga listrik itu tiba-tiba tidak berfungsi, maka saluran listrik untuk sebagian kota terganggu dan memerlukan biaya dan waktu yang cukup besar untuk menghidupkan kembali listrik di bagian kota tersebut.“

Tugas Poser adalah untuk menghindari terjadinya gangguan pada transformator. Karena itu dilakukan beberapa skenario untuk menguji jika teroris atau penjahat lainnya berhasil mematikan transformator. Seperti, bagaimana caranya untuk menghalangi mereka? Masalahnya, Holger Poser tidak bertanggung-jawab langsung terhadap keamanan transformator-transformator itu. Yang bertanggung-jawab adalah perusahaan energi yang menyediakannya. Tetapi mereka tidak berkepentingan untuk mengambil tindakan pengamanan karena membutuhkan dana yang cukup besar.

Holger Poser menceritakan, bahwa awalnya perusahaan-perusahaan energi tidak dapat membayangkan ada kalangan yang berani mematikan pembangkit listrik bertenaga 400 kilovolt. Namun cara berpikir itu berubah. Kini di sekeliling pembangkit dibangun pagar kawat, agar tidak dimasuki oleh penjahat.

Di sekitar pembangkit listrik tenaga gas dan batu baru dipasang kamera pengawas dan dibangun tembok tebal. Dan tentu, perusahaan energi menyadari bahwa pengamanan itu hanya mempersulit aksi teror untuk melakukan serangan terhadap transformator, tetapi bukan berarti tidak mungkin untuk merusaknya. Tutur Willi Streitz dari pusat penelitian bencana Universitas Kiel: Willi Streitz:

"Jujur saja, jika ada pihak bersungguh-sungguh melakukan serangan teror, maka pagar itu bukan halangan. Pemberantasan terorisme akan berhasil bila melakukan penyuluhan. Jika perusahaan-perusahaan itu tidak berhasil menghalangi teroris sebelum mencapai transormator mereka, peluang mereka buruk sekali. Tentu, pembangkit-pembangkit itu dapat diamankan dengan membangun pagar, namun keamanan yang sesungguhnya hanya ilusi.“

Menurut Willi Streitz untuk 17 reaktor nuklir pembangkit listrik di Jerman juga perlu ditingkatkan pengamanannya. Yang paling dikuatirkan oleh kalangan aktifis pelindung bencana dan perusahaan energi sejak 11 September 2001 adalah serangan bunuh diri dengan menggunakan pesawat penumpang. Beton baja pun tidak dapat melindungi pembangkit listrik dari serangan seperti itu. Harapan satu-satunya adalah suatu instalasi yang memproduksi kabut untuk menyamarkan penglihatan pilot. Pembangkit listrik tenaga atom di kota Grohnde di negara bagian Niedersachsen dann Biblis di negara bagian Hessen telah dibangun instalasi itu. Namun, Willi Streitz dari pusat penelitian bencana Universitas Kiel meragukan efisiensi pengamanan tersebut. Willi Streitz:

"Pengamanan simbolis hanya diperlukan, jika tidak ada cara lain untuk mengamankan pembangkit listrik. Masalahnya adalah bila teroris menggunakan pesawat untuk menyerangnya, maka yang menjadi targetnya adalah ujung cerobong asapnya. Kabut tidak akan menghalangi penglihatan para pilot, apalagi jika menggunakan alat navigasi modern.“

Karena itu, demikian Willi Streitz, perusahaan energi tidak berkepentingan untuk mendiskusikan sistem pengamanan pembangkitnya secara publik.

Joachim Hagen / Andriani Nangoy

Editor: Asril Ridwan