1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Van Rompuy dan Ashton Isi Jabatan Puncak Uni Eropa

20 November 2009

Para pimpinan Uni Eropa tidak mencari tokoh kharismatik yang bisa menyaingi mereka di panggung internasional.

https://p.dw.com/p/KcAy
Herman Van Rompuy (kiri) dan Catherine Ashton (kanan)Foto: AP

Semua ramalan bakal terjadinya perdebatan berkepanjangan pada hari kedua konferensi Kamis (19/11), ternyata keliru. Sekitar pukul 21 waktu setempat ketua dewan Uni Eropa saat ini, PM Swedia Fredrik Reinfeldt sudah mengumumkan nama petinggi Eropa yang baru. Herman van Rompuy yang saat ini memangku jabatan PM Belgia terpilih sebagai Presiden Dewan Eropa. Sementara Catherine Ashton ditunjuk memangku jabatan setara menteri luar negeri yang merupakan utusan tinggi untuk politik luar negeri Uni Eropa.

Catherine Ashton adalah tokoh politik perempuan dari Inggris yang selama ini memangku jabatan komisaris perdagangan Uni Eropa. Ketua Dewan Uni Eropa saat ini Fredrik Reinfeldt : “Apa yang kami cari adalah personal yang dapat menciptakan kontinuitas. Yang mampu mempersatukan dan mewakili suara, wajah serta sosok Eropa di dunia. Apakah kami sudah berhasil menemukannya? Menurut saya, ya!.“

Dengan keputusan itu jelaslah, sebetulnya yang dicari oleh dewan Eropa adalah seorang moderator, bukannya tokoh yang kharismatis. Van Rompuy dalam pidatonya setelah terpilih juga menegaskan indikasi tersebut: “Pendapat pribadi saya tidak penting dan berada dibawah pendapat dewan. Peranan saya adalah menciptakan konsensus dalam berbagai hal.“

Sementara Ashton mendapat sorotan lebih tajam. Terutama karena ia sebagai perempuan tokoh politik yang memegang jabatan puncak urusan politik luar negeri Eropa, dinilai nyaris tidak memiliki pengalaman di bidang politik luar negeri. Ashton menepis kritik dengan tegas . “Saya yakin, pengalaman politik saya akan berbicara sendiri. Saya bukan seorang egois besar. Saya juga tidak berambisi menjadi sorotan publik, lewat apa yang saya katakan. Nilailah saya dari apa yang saya lakukan. Dan saya yakin, anda akan puas dan bangga terhadap saya,“ katanya.

Betapa sulitnya menemukan komposisi personal tsb, sudah diungkapkan ketua dewan Uni Eropa saat ini Reinfeldt, pada saat ia melakukan misi penjajagan dengan pemerintahan negara anggota selama beberapa minggu. Kanselir Jerman, Angela Merkel menyatakan lega, bahwa pada akhirnya sengketa dapat dihindarkan: “Di Eropa malam ini ada sebuah prinsip yang menang, yang bagi saya pribadi amat penting. Bahwa dalam perbedaan pendapat amat besar, pada akhirnya pencarian sebuah konsensus menjadi kekuatan pemersatu.“

Van Rompuy adalah tokoh politik yang dinilai monoton dan membosankan oleh sejumlah media. Namun setelah terpilih, di hadapan wartawan ia melontarkan guyonan bernada ironi terhadap Eropa, menyitir kata-kata mantan menteri luar negeri AS, Henry Kissinger, yang mengatakan ia tidak tahu harus menelfon siapa, jika harus berbicara dengan Eropa. Sekarang kita tunggu telefon pertama, kata Rompuy.

Christoph Hasselbach/Agus Setiawan

Editor: Pasuhuk