1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Venezuela dan Kolombia Normalisasikan Hubungan

11 Agustus 2010

Setelah hubungan kedua negara dibekukan tiga minggu lalu, Presiden Kolombia Juan Manuel Santos, yang baru menjabat, serta Presiden Venezuela Hugo Chávez menyatakan keduanya akan kembali menjalin hubungan diplomatik.

https://p.dw.com/p/OiKG
Presiden Kolombia Juan Manuel Santos (kanan) menyambut kedatangan rekannya dari Venezuela Hugo Chavez, Selasa (10/08)Foto: AP

Di depan patung pejuang kemerdekaan Amerika Selatan, Simon Bolivar, di kota Santa Maria, Kolombia, Presiden Kolombia Juan Manuel Santos dan mitranyanya dari Venezuela Hugo Chávez berjabat tangan erat, menunjukkan niat keduanya untuk menormalisasikan kembali hubungan bilateral yang terputus tiga minggu lalu.

Awal Baru

"Hidup Kolombia. Hidup Venezuela. Hidup persatuan diantara kita. Hidup perdamaian diantara kita,” demikian diteriakkan Chávez. "Kami punya berita baik, sangat baik. Karena kami telah memutuskan untuk memulihkan hubungan diplomatik secara penuh, hubungan politik dan ekonomi," ditambahkan Hugo Chávez menyambut hasil pertemuannya dengan Presiden Kolombia Santos.

Walaupun Santos, yang diangkat menjadi presiden Kolombia hari Sabtu (07/08), juga merupakan seorang pengritik kebijakan pemerintah Venezuela, akan tetapi Chávez menyatakan siap untuk membuka lembaran hubungan baru dengan Kolombia di bawah pemerintahan Santos.

Setelah pertemuannya dengan Chavez, Selasa (10/08), Presiden Kolombia Santos menjelaskan, ia dan Chávez telah melakukan pembicaraan yang terbuka, langsung dan serius mengenai langkah besar ke depan yang akan diambil untuk mengembalikan kepercayaan diantara kedua negara.

Selain itu, dalam pernyataan bersama mereka, Presiden Santos mengatakan, Presiden Chavez sudah memberi jaminan bahwa dia tidak akan mengizinkan kelompok-kelompok anti-Kolombia beroperasi dari wilayah perbatasan Venezuela.

Ketegangan Kedua Negara

Venezuela membekukan hubungan perdagangan dan diplomatik kedua negara pada tanggal 22 Juli, setelah pemerintah di Bogota, yang kala itu di bawah pemerintahan Presiden Alvaro Uribe, menuduh Venezuela melindungi pemberontak sayap kiri yang merongrong Kolombia. Uribe menyatakan, Venezuela dijadikan wilayah operasi dari sekitar 1.500 gerilyawan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) dan Tentara Pembebasan Nasional (ELN). Namun tuduhan ini dibantah Chávez.

Ketegangan antara kedua negara semakin meruncing, ketika akhir bulan Juli lalu, Chávez memerintahkan penempatan pasukan tempur Venezuela di sekitar wilayah perbatasan dengan Kolombia. Chávez juga sempat mengatakan akan mempertimbangkan rencana aksi militer seandainya terjadi eskalasi senjata.

Hubungan Kolombia dan Venezuela selama ini tidak selalu harmonis. Kolombia merupakan sekutu utama Amerika Serikat di kawasan itu. Sedangkan Chávez, yang berkuasa di Venezuela sejak tahun 1999, lebih cenderung beraliran sosialis, dengan Kuba sebagai panutannya, dan sering kali berseteru dengan Amerika Serikat.

Yuniman Farid/dpa/afp/ap

Editor: Ayuu Purwaningsih